Karakter Allah – Tuhan Sebagai Bapa
Renungan Harian Youth, Kamis 24 Juni 2021
Bahan Bacaan : Yesaya 64:8
Shalom rekan-rekan youth Elohim, apa kabarnya hari ini? Semoga kita selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan yaa….
Pada hari minggu lalu, tanggal 20 juni 2021 lalu, kita merayakan hari ayah sedunia. Setiap kita pasti memiliki seorang ayah didunia ini. Setiap kita juga dapat menggambarkan bagaimana sosok ayah dalam kehidupan. Sebagian besar mengatakan bahwa ayahku adalah seorang ayah yang baik, bahkan sebagian lagi mengatakan bahwa ayahku tidak cukup baik, bahkan ada yang sampai mengatakan ayahku adalah seorang yang kejam. Tetapi lebih dari semuanya itu, kita punya satu sosok yang dapat kita teladani, yaitu: Bapa kita yang di Sorga. Ada banyak peranan Tuhan kehidupan seorang pengikut Kristus. Tetapi mungkin peranan yang paling menenangkan adalah peran-Nya sebagai bapa.
Yesaya 64:8 berkata,”Tetapi sekarang ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.”
Dalam Matius 6:9, Yesus mengajarkan bagaimana murid-murid-Nya berdoa. Inilah caranya mulai berdoa, “Bapa kami yang di Sorga, dikuduskanlah nama-Mu.”
Yesus sendiri berbicara kepada Bapa di surga dengan frase paling mesra dalam bahasa Aramik: Abba. Abba secara harafiah berarti “Papa”. Tuhan adalah Bapa kita, kita sebut “papa” untuk menggambarkan kedekatan hubungan antara Bapa dan Anak
Ada beberapa hal yang dapat kita lihat dalam diri “Papa” kita.
Papa Yang Hebat.
Untuk melukiskan sifat Allah sebagai Bapa, Yesus menceritakan kisah yang biasanya kita sebut sebagai kisah anak terhilang. (Lukas 15). Bagaimanapun juga, tokoh yang terpenting dalam kisah ini bukanlah salah satu dari kedua anak tersebut, melainkan bapa mereka. Bapa ini menggambarkan Bapa kita yang di Sorga, tindakan dan responnya menggambarkan Bapa semacam apa Tuhan itu bagi kita masing-masing. Sebagian kita tahu, bahwa Tuhan itu gagah perkasa. Tetapi kisah ini menggambarkan dengan indahnya sisi lembut Bapa di Surga. Bapa yang mengasihi tanpa syarat. Bapa di surge adalah Papa kita yang hebat.
Papa Yang Sabar.
Bapa dalam kisah anak terhilang ini adalah Bapa yang sabar. Bapa yang menunggu si anak pulang. Ia menunggu. Dan menunggu.. dan menunggu.. Dia mungkin mendengar kabar-kabar buruk tentang apa yang dilakukan anaknya. Tetapi ia masih tetap menunggu anaknya kembali ke rumah. Bapa yang sama, yang menunggu orang-orang yang masih jauh dari Tuhan. Tuhan itu sabar. Dia tidak pernah berhenti berharap kepada orang-orang kembali kepadanya, dan seharusnya kita juga.
Papa Yang Mengampuni.
Karna Tuhan adalah Bapa yang sabar, Bapa yang rindu anak-anak-Nya menerima sesuatu yang tidak layak mereka dapatkan, yaitu: pengampunan. (Efesus 1:7-8). Seharusnya anak yang terhilang menerima apa yang setimpal dengan perbuatannya. Anak yang tidak menghormati ayah dan menjelekkan keluarga, anak yang seharusnya dihukum. Tapi Tuhan melakukan hal yang berbeda. Tuhan Yesus menanggung dosa bagi kita di kayu salib, dia mau menanggung hukuman untuk kita. Dia adalah Papa yang mengampuni.
Papa Yang Bangga.
Saat Bapa melihat anak yang hilang dari kejauhan; Dia berlari. Kaum pria di zaman Yesus memakai jubbah yang memiliki belahan disamping bawahnya, sehingga orang yang memakainya bisa bebas bekerja dan tidak terganggu saat berjalan. Seorang pria tidak boleh berlari karena belahan jubahnya itu akan memperlihatkan kakinya saat berlari. Berdasarkan hokum Yahudi, pasti orang akan malu melakukan hal tersebut. Tetapi Bapa yang penyayang, sabar, suka mengampuni ini tidak peduli. Bapa ini adalah Bapa yang bangga dan tidak peduli apakah dirinya terkesan bodoh. Tak peduli apa yang kita lakukan, ketika kita kembali, Bapa di surge bangga dengan kita.
Tidak peduli ayah macam apa yang kita miliki didunia ini, tetapi kita memiliki Bapa di surga yang sempurna dan yang selalu ada saat kita jatuh, dan mengangkat kita kedalam pelukannya serta mengampuni kita.
Mazmur 103:13 mengatakan,”seperti bapa sayang anaknya, demikianlah Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.”
Seharusnya kita berkata,”Terimakasih, Papa! Engkau adalah papa terbaik yang aku punya!”
Tuhan memberkati.
MW – SCW
Terima kasih renungan nya hari ini