Kekecewaan
Bacaan: Rom 8:36-39
Seringkali kita mendengarkan pertanyaan seperti ini: ”Mengapa begitu banyak orang jahat hidup sehat sampai tua, sementara orang yang baik banyak mengalami tragedi dalam hidupnya, bahkan meninggal begitu cepat. Mengapa sepertinya Tuhan itu tidak adil?”
Kita seringkali menghubungkan penderitaan dengan masalah dosa dan kejahatan. Seolah-olah, kalau ada yang menderita maka semuanya itu karena dosanya besar. Sehingga kalua ada orang yang lahir buta, maka kita bertanya, siapa yang berdosa? Orang tuanya atau kakenya? Atau kalau ada yang penrikahannya hancur, kita juga bertanya, siapa yang berdosa? Suami atau sitri? Atau mereka berdua telah berbuat dosa, sampai bercerai?. Dan seandainya, kita tahu bahwa mereka berdua adalah orang-orang baik, kita lantas menganggap Tuhan tidaklah adil dengan membiarkan mereka menderita. Padahal penderitaan tidak selalu berhubungan dengan perbuatan dosa.
Nampaknya semua orang mengalami kesusahannya tersendiri dalam dunia ini. Lalu bagaimana kita menghadapi kesusahan atau penderitaan tersebut? Ingatlah bahwa Tuhan hadir dalam keadaan seperti itu. Ingatlah mengenai orang yang buta sejak lahirnya dalam Yoh 9. Siapa yang berdosa? Orang tuanya, anak ini? Bukan. Tuhan hendak menunjukkan pekerjaanNya.
Untuk bisa memahami adanya pekerjaan Tuhan dalam setiap kekecewaan, kepedihan dan penderitaan kita, maka libatkanlah beberapa hal dalam penderitaan kita
Libatkanlah hati dengan benar
Tuhan adalah pembentuk hati kita. Pada saat kita mengalami masalah, maka ada tiga hal yang akan terjadi atas hati kita. Hati kita akan kasar dan tidak peka. Kita akan marah kepada Tuhan. ATAU HATI kita akan hancur dibawah beban kekecewaan. Kita akan menjadi gila. ATAU HATI kita akan menjadi lembut disaat penderitaan menimpamu.
ni sebabnya mengapa Alkitab menyebut raja Daud sebagai orang yang berkenan dihati Tuhan. Sebutan ini bukan karena Daud hidup sempurna, tetapi karena Tuhan daapt menjangkaunya di tengah-tengah kelalaian dan tragedi hidupnya. Ketika dia harus mengungsi, lari dari anaknya Absalom, karena Absalom memberontak, Daud tidaklah marah kepada Tuhan. Dia menerima semua itu di dalam ketaatan kepada Tuhan.
Kepedihan dan kekecewaan kita adalah bagian dari rancangan Tuhan untuk membentuk hati kita.
Kepedihan, kesusahan, masalah yang kita terus menerus tanggung akan terus menerus membentuk kita. Pada saat ada kesusahan atau apapun itu, berdoalah agar kehendak Tuhan yang jadi dalam hidup kita dan bersedia menjalaninya. Kita akan dapat melihat Tuhan dalam kesusahan-kesusahan tersebut.
Libatkanlah iman
Nuh sedang dalam masalah besar ketika membuat kapal. Seluruh kapalnya lengkap, namun hanya tidak ada kemudia dan tidak ada layar. Dia akan mengarungi lautan yang luas tanpa tahu Bahteranya akan kemana, akan membentur apa? Nuh menjalani masalahnya dengan IMAN. Jika kita kehilangan iman, maka kita akan kehilangan hal yang paling berat. Kehilangan imana dalah hal yang sangat mengerikan, karena harapan kita a dirampas dan kasih saudara menjadi terancam. Hidup yang sekedar percaya adalah hidup yang diberkati.
Libatkanlah salib
Seluruh penderitaan dunia bertemu diatas kayu salib. Kristus menanggung hukuman dosa kita dan menerima penderitaan terbesar yakni ditinggalkan oleh Allah Bapa. Dia melakukan semua ini karena kasihNya kepada kita.
Setiap kali berada dalam penderitaan ingatlah akan salib Kristus. Kalau Allah sudah menderita diatas salib demi kita, maka janganlah takut menghadapi penderitaan apapun.
Penderitaan itu TIDAK AKAN MEMISAHKAN kita DARI KASIH KRISTUS (Rom 8:36-39).
Diatas salib itulah kita melihat gembala kita yang agung mati menggantikan kita agar kita dapat mengalami hidup yang berlimpah, yang kekal walaupun kita berada di dalam bahaya sekalipun. Tuhan Yesus adalah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Supaya kita memiliki hidup dalam kelimpahan.(Yoh 10:10-11).
Tuhan Memberkati.
CM