Kelelahan
Yesaya 40: 28-29, “Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
Sejak kecil kita pernah merasa lelah; lebih sering sewaktu kanak-kanak, agak berkurang setelah dewasa, tetapi kembali menjadi sering ketika mulai tua. Istirahat yang cukup biasanya bisa memulihkan kesegaran. Namun, berapapun umur kita, kadang-kadang kita bangun dari tidur yang cukup lama, tetapi masih tetap merasa lelah.
Dari segi medis, kelelahan bisa terjadi secara fisik maupun psikologis. Seorang yang sudah bekerja berat atau berolahraga intensif akan mengalami kelelahan. Begitu juga orang yang mengalami beban mental yang berat, cepat atau lambat akan mengalami kelelahan psikis. Karena fisik dan psikis saling mempengaruhi, adanya kelelahan fisik bisa mempengaruhi keadaan psikis atau mental seseorang, dan begitu juga kelelahan psikis atau mental bisa membuat orang mudah lelah secara fisik.
Bagaimana mengatasi kelelahan?
Pertama, istirahatlah yang cukup. Istirahat dapat memulihkan kesegaran tubuh kita.
Kedua, dosa adalah penyebab kelelahan.
Singkirkan dosa-dosa yang menyebabkan kelelahan kita. Beberapa aspek yang menjadikan kita sangat berbeban berat, over burden antara lain:
Serakah. Kita cenderung ingin sesuatu yang lebih tapi tidak mau mengukur diri. Keserakahan akan materi, jabatan akan membuat kita “kelebihan beban”. Kalau Tuhan memberikan hanya 2 talenta, sebagai orang yang biasa-biasa saja, puaslah dengan itu. Tidak perlu berambisi menjadi hamba yang memiliki 5 talenta. Belajarlah mencukupkan diri dalam segala keadaan. Filipi 4:11.
Ketiga, berpikir positif.
Orang bijak bilang: “Suatu saat nanti kamu akan tertawa jika teringat akan hal ini.” Kurangilah stres dengan berpikir bahwa segala sesuatu dalam hidup kita pasti akan berjalan lebih baik. Walaupun kondisi pada saat ini tidak mendukung kita untuk bersemangat. Milikilah kerangka berpikir positif! Lihatlah setiap situasi sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Jangan lupa untuk tetap tertawa.
Keempat, keseimbangan.
Kita mesti bisa mengatur antara pelayanan, keluarga dan pekerjaan. Jika itu tidak bisa diatur kita akan overweigth. Beban yang kita alami akan menjadi beban fisik dan emosional. Keluarga diabaikan akan menajdi beban emosional. Pelayanan diabaikan akan menjadi beban emosional. Pekerjaan diabaikan akan menjadi beban emosional. Semuanya dikerjakan dengan berlebihan, akan menjadikan lelah secara fisik
Kelima, peliharalah persekutuan pribadi kita dengan Tuhan.
Tuhan mampu memulihkan, menyegarkan, menguatkan, menghibur dan melakukan banyak hal dalam hidup kita saat kita mengalami yang namanya kelelahan.
Pagi ini, jika kita mengalami kelelahan fisik dan psikis yang berat dan melihat bahwa tidak ada siapapun dan apapun yang bisa menolong kita, ayat pembukaan kita menyatakan bahwa Tuhan kita adalah Allah yang tidak pernah menjadi lelah dan tidak menjadi lesu. Ia maha bijaksana dan mau memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Apa yang harus kita lakukan dalam beratnya kehidupan ini hanyalah berdoa dengan iman kepada Allah kita melalui Tuhan kita Yesus Kristus yang pernah berkata:
Matius 11: 28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
CM