Kematian yang Menghidupkan
Bacaan : Yohanes 12
Ayat Pokok : Yohanes 12:24 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”
Shalom… selamat pagi bapak, ibu dan sausara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Selamat memperingati Jumat Agung
Bagi petani, mencari benih unggul dan menanamnya adalah cara yang paling lazim dilakukan untuk melipatgandakan hasil buah apapun itu jenisnya. Jika bibit dari tanaman tersebut baik, pasti hasil buahnya juga akan menghasilkan buah yang baik juga.
Tuhan Yesus memakai perumpamaan menanam gandum untuk mengajarkan prinsip pelipatgandaan kehidupan secara rohani.
Dimulai dari dirinya yang ibarat benih gandum yang harus mati disalibkan dengan sukarela untuk bisa menghasilkan kualitas hidup surgawi di muka bumi.
Apa yang dihadapi oleh Tuhan Yesus bukanlah hal yang mudah.
Jika kita bicara tentang salib yang harus dihadapi oleh Tuhan Yesus pada saat itu, salib merupakan hukuman terberat yang ditetapkan oleh pemerintah Romawi pada waktu itu untuk pemberontak dan para pelaku kejahatan yang masuk dalam golongan jahat. Tujuannya pasti efek jera bagi orang-orang yang menyaksikan eksekusi tersebut, oleh sebab itu eksekusinya dilakukan dan disaksikam oleh masyarakat.
Esensi penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan penderitaan saat menjelang kematian.
Penyaliban adalah kematian yang paling menyakitkan yang pernah diciptakan manusia, istilah dalam bahasa inggris adalah “excruciating” yang artinya adalah siksaan yang luarbiasa. Konon orang yang mengalami hukuman salib ini berharap untuk segera mati, tetapi kematian itu tak kunjung datang. Walaupun penderitaannya begitu luar biasa, itulah jalan yang dipilih oleh Tuhan Yesus, karena kasihnya bagi kita.
Surat Kolose 2:13-14 disana menuliskan demikian; “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.”
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, regenarasi dan pelipatgandaan memerlukan benih yang mati, tanpa kematian mungkin saja terjadi duplikasi, tetapi duplikasi palsu yaitu sekedar peniruan atau fotokopi yang hanya nampak sama pada sikap di luar. Ini hanya peniruan bukan regenerasi. Yesus dengan rela menempuh jalan salib supaya kita orang-orang yang percaya kepadanya meneladani teladan yang sama agar misi amanat agung-NYA terjadi diatas muka bumi ini.
Yesus adalah teladan seorang pemimpin rohani yang rela ‘mati’ seperti biji gandum. Sama seperti Yesus, kita harus rela “Mati”.
Mati yang artinya siap berkorban, yaitu rela menerima ketidaksempurnaan, rela meluangkan waktu dan mengajar. Rela untuk tidak populer, rela bekerja tanpa pamrih, rela untuk menjadi tak terkenal demi memberi kesempatan pada generasi yang baru dan juga multiplikasi Kristen dimana ada banyak jiwa yang dimenangkan bagi Kristus.
Bapak ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, diminggu dimana kita memperingati pengorbanan Yesus disalib dan kebangkitan-NYA dari kematian, marilah kita bersama-sama meneladani kehidupan-NYA yaitu memiliki kerelaan untuk berkorban agar hidup kita boleh menjadi saksi dan menjadi pemenang jiwa bagi Kristus.
Jangan pernah berharap hidup kita berbuah banyak jika kita tidak rela dan tidak siap untuk jadi benih yang mati.
Tuhan Yesus Memberkati.
DS