Kenakanlah Perlengkapan Senjata Allah

February 8, 2022 0 Comments

Renungan Harian, Selasa 08 Februari 2022.

Ayat bacaan :

Efesus 6:10-17 (TB)  Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;

Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.

Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, 

Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; 

Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,

Dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, 

Alkitab mengatakan, “Kenakanlah seluruh Perlengkapan senjata Allah” (Ef 6:11). Yang dimaksud dengan perlengkapan senjata adalah seperti kelengkapan seorang tentara Romawi yang siap berperang. Pada masa itu, Efesus berada di bawah Kekuasaan Romawi yang terkenal sebagai kekaisaran berkekuatan tentara yang sangat tangguh dan disiplin.

Dan Paulus hendak menyadarkan jemaat Efesus bahwa mereka sedang berada di suatu medan pertempuran di mana setiap anak Tuhan harus berjuang untuk menyatakan kebenaran. Walaupun musuh menghadang dan siap menghancurkannya.

Dari kitab Efesus 6:10-17, kita dapat belajar bahwa :

Pertama : tidak semua orang sanggup memakai perlengkapan senjata tentara Romawi karena terlalu berat sehingga memerlukan fisik yang kuat. Demikian pula halnya dengan perlengkapan senjata rohani yang disebutkan di dalam Efesus 6:14-17. Alkitab mengatakan bahwa tidaklah mudah untuk mengenakan semua perlengkapan tersebut sehingga diperlukan suatu latihan dengan kedisiplinan rohani untuk memperoleh kekuatan di dalam Tuhan.

Kedua: ketrampilan iman Kristen memerlukan latihan di dalam hidup setiap anak Tuhan. Ironisnya, orang kristen justru sangat lemah dalam hal ini sehingga seringkali mengalami kesulitan ketika harus menghadapi dunia yang sangat licik, jahat dan menipu. Akhirnya, orang Kristen memilih untuk hidup secara eksklusif karena takut tercemar oleh dunia ketika bertemu dengan orang lain. Karena itu, Paulus mengatakan, “Put on the whole armor of God ” (Ef 6:11).

Karl Barth, seorang teolog yang sangat serius dalam menggumulkan latar belakang kebudayaan, mengatakan bahwa salah satu aspek yang ditonjolkan dalam ketentaraan Romawi adalah kondisi keanggunan dengan kedisiplinan dan rasa percaya diri yang tinggi hingga mampu membuat musuh merasa takut sebelum berperang.

Kondisi seperti ini disebut sebagai peperangan psikologis. Namun dalam Kekristenan, rasa percaya diri tidak dapat diandalkan karena manusia itu lemah dan berdosa. Alkitab mengatakan, “Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” (Ef 6:10) karena Kekristenan sedang musuh.

Ketiga: Paulus hendak menekankan bahwa peperangan yang sedang dihadapi oleh kekristenan tidaklah sederhana melainkan sangat kompleks hingga memerlukan berbagai macam sikap. Jika sedang berhadapan dengan musuh yang sangat mudah dikalahkan maka tidak diperlukan kekuatan persenjataan yang terlalu lengkap. Jika seluruh kekuatan harus dikerahkan dengan persenjataan lengkap, berarti kondisi yang dihadapi sangat serius dengan musuh yang sangat tangguh. Karena itu, dituntut suatu kewaspadaan dan kecermatan tinggi.

Keempat : Keempat, tujuan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah tercantum di dalam Ef 6:11 dan 13 yaitu “supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis” dan “supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.”

Dengan kata lain, Kekristenan mempunyai dua aspek sekaligus:

1. defensive atau bertahan dalam menghadapi serangan musuh;

2. offensive supaya dapat mengadakan perlawanan untuk mengalahkan musuh.

Iman Kristen tidak hanya bersifat defensive tapi juga harus bersifat offensive agar mampu menyadarkan dan meyakinkan orang dunia bahwa konsep kebenaran Firman Allah itu bernilai tinggi sehingga mereka mau kembali pada kebenaran sejati.

Ketika Tuhan Yesus menyatakan suatu kebenaran dan keadilan, justru pada saat itu orang Yahudi tidak bersedia mendengarkan-Nya karena dianggap terlalu tajam. Seharusnya inilah tugas Kekristenan yaitu mengerti posisinya di medan pertempuran yang harus dimenangkannya. Jika seorang anak Tuhan sanggup menyatakan kebenaran maka ia berhasil menjadi garam dan terang dunia. Alkitab mengatakan, “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Mat 5:13).

Dengan kata lain, jika seseorang bersedia menjadi Kristen, berarti ia mau kembali kepada kehendak Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati

YG

One thought on “Kenakanlah Perlengkapan Senjata Allah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *