KERAJINAN UNTUK MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN

Renungan Harian Youth, Rabu 23 Maret 2022
Syalom rekam-rekan youth, puji Tuhan kiranya berkat Tuhan membuat kita tetap kuat dan semangat ya.
Hari ini kita akan merenungkan hal yang penting bagi masa muda kita yaitu mempersiapkan masa depan. Masa remaja atau masa muda adalah masa emas untuk kita mempersiapkan diri demi masa depan yang baik.
Ada sebuah cerita yang mungkin sering kita dengar sejak kecil mengenai kisah Semut dan Belalang
Pada suatu hari yang cerah di musim dingin, beberapa ekor semut sedang sibuk mengeringkan persediaan jagung mereka, yang telah menjadi agak lembab karena hujan yang terus-menerus turun. Saat itu, muncullah seekor belalang dan memohon agar mereka mau membagikan beberapa butir jagung padanya. “Karena,” kata si belalang, “aku kelaparan.” Para semut pun berhenti sebentar, walaupun itu ber¬tentangan dengan prinsip kerja mereka. “Boleh kami bertanya,” kata mereka, “apa yang kamu lakukan di musim panas kemarin? Mengapa kamu tidak mengumpulkan per-sediaan makanan untuk musim dingin?” “Sebenarnya,” sahut si belalang, “aku terlalu sibuk bernyanyi, sampai-sampai aku tidak punya waktu lagi.” “Kalau kamu menghabiskan musim panas untuk bernyanyi,” sahut semut-semut, “sebaiknya kamu habiskan musim dingin dengan menari.” Lalu mereka tertawa dan melanjutkan pekerjaan.
Ada banyak nilai kehidupan yang perlu untuk kita bangun dalam kehidupan kita untuk mempersiapkan Masa Depan salah satunya ada KERAJINAN
Sepertinya, semut bukan sumber yang pantas untuk mengajari kita tentang kesuksesan dalam hidup, tetapi Salomo tidak berpikiran begitu. Seperti dongeng diatas yang menggambarkan hikmat ketekunan semut dalam bekerja, kitab Amsal pun demikian. Perhatikan pelajaran dari semut kepada seseorang yang disebut “pemalas” di dalam Amsal 6:6-11:
Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring”maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Kita tidak perlu menjadi lebih kuat atau lebih besar atau bahkan lebih pintar daripada orang lain, untuk dapat menjadi bijak dan sukses dalam hidup. Tidak, sukses ditentukan oleh satu kualitas: bertanggung jawab terhadap pekerjaan kita.
Mungkin, dalam hati beberapa rekan-rekan mengatakan, aku kan masih remaja dan belum waktunya aku memikirkan dunia kerja. Akan tetapi sebenarnya, kita semua bekerja dalam bentuk masing-masing, entah dalam mengerjakan PR, menyelesaikan pekerjaan di rumah, membantu orang tua, atau kerja paruh waktu.
Pelajaran berharga yang bisa kita peroleh dari semut akan berguna bagi kita untuk masa sekarang, dan akan terus berlanjut seumur hidup. Bahwa Kemalasan hanya akan membawa pada kehidupan yang membosankan dan tidak menghasilkan apapun, entah di usia enam belas maupun enam puluh tahun. Sering kali, kemalasan menyeret kita pada masalah dan menimbulkan akibat yang merugikan.
Kerja adalah bagian dari kehidupan yang bisa kita terima dan hargai, atau bisa kita benci dan hindari. Namun, pekerjaan akan selalu ada. Pertanyaannya adalah apakah sikap kita terhadap sebuah pekerjaan?
Mencintai Pekerjaan melalui tanggung jawab dan Kerajinan.
Rekan-rekan kita dapat mengalami kepuasan sekaligus sukacita. Benar! Pekerjaan dapat benar-benar menyemangati kita dan memberi kita tujuan dan makna. Sebaliknya, kemalasan dan kebosanan dapat menguras semangat dan kekuatan kita. Kalau kita hanya duduk dan tidak mengerjakan hal yang berharga, kekuatan kita dimatikan, bukan diperbarui. Mengapa? Karena kita ini diciptakan sebagai makhluk-makhluk pekerja. Sejak awal kehidupan di Taman Eden, Adam dan Hawa diserahi tanggung jawab untuk “mengusahakan dan memelihara” taman itu (Kejadian 2:15).
Panggilan Allah bagi kita untuk bertanggung jawab dalam bekerja terus berlanjut dalam Perjanjian Baru: “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya” (Kolose 3:23-24).
Hal ini menjadi dorongan semangat yang luar biasa bagi kita semuanya! Kita bukan hanya bekerja demi upah duniawi atau nilai raport yang bagus, tetapi kita juga melayani Tuhan Yesus. Dialah yang melihat setiap perbuatan kita dan memberi upah kekal atas tanggung jawab kita dalam bekerja. Sungguh memberi motivasi!
Jadi, entah kita sedang mengerjakan PR, pekerjaan di rumah, atau kerja di luar, mencari nafkah, kita harus menyukainya. Mungkin kamu bertanya- tanya, Mungkinkah kita bisa bekerja dengan gembira dalam pekerjaan apa pun? Tentu kita tetap dapat belajar untuk menemukan “kegembiraan” di dalamnya. Karena ada kepuasan ketika kita menyelesaikan setiap tanggung jawab yang diberikan kepada kita. Temukanlah hal-hal yang indah dalam setiap tanggung jawab yang diberikan, agar setiap tantangan dan kesulitan tidak mengambil porsi yang lebih besar dalam pikiran kita. Kerjakan semuanya hal yang kita kerjakan seperti untuk Tuhan dan persembahkanlah hasil yang terbaik untuk memuliakan nama Tuhan.
Bekerjalah dengan Kerajinan dan jangan menunda untuk menyelesaikan setiap tugas yang sudah diberikan hari ini
… kiranya Tuhan menolong dan memampukan kita semuanya
Komitmenku hari ini
Aku mau menikmati setiap tugas yang Tuhan percayakan dalam hidupku, sebagai pelajar, mahasiswa atau pekerja yang tetap Rajin dan Bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik
Tuhan Yesus memberkati
YNP – YDK