Kuatir bikin kita Overthinking
Renungan harian Youth, senin 11 Oktober 2021
Hallo rekan-rekan youth,salam sehat selalu, Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan kuasa Tuhan Yesus Kristus! Gimana kabarnya? Jika teman-teman merasa ada banyak hal yang bikin kuatir, dan situasi ini bikin kamu banyak mikir, bahkan sampai kepada hal-hal yang gak perlu pun kamu mikirin! Pernah ngalamin gak? Kalo ada, rekan-rekan kayaknya masuk dalam kondisi di mana kamu lagi “overthinking.” Masa iya sih?
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan seseorang itu overthinking! Namun, ada satu hal utama yang menjadi pemicunya, yaitu kekuatiran! Ada yang gak pernah kuatir di sini?
Kekuatiran adalah “rasa takut tentang sesuatu hal yang belum pasti terjadi; merasa cemas; atau merasa gelisah”. Kekuatiran hadir pertama kali dalam kehidupan manusia sebagai akibat dosa. Kekuatiran merupakan dampak dari kejatuhan manusia pertama (Adam dan Hawa) yang takut dan kuatir karena telah berbuat dosa.
Pastinya, Tuhan tahu kok bahwa di dalam kehidupan kita masing-masing setiap hari ada persoalan, entah kecil atau besar, yang harus kita hadapi dengan pertolongan Tuhan.
Jika kita mengkuatirkan hari esok, maka beban kita justru akan bertambah
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”(Matius 6:25)
Berdasarkan yang dikatakan Tuhan Yesus, tersebut beberapa alasan yang menjadikan kita tidak perlu kuatir, yaitu:
- Kita tidak perlu kuatir karena kita memiliki Allah Bapa yang mahabaik dan berkemurahan (Matius 6:26,28-30).
Dalam ayat 26 ini, Tuhan Yesus menguatkan lagi kepercayaan kepada Bapa di Sorga dengan menggunakan contoh bagaimana Allah memelihara burung-burung itu. Walaupun burung itu tidak menjalankan menabur dan menuai, serta mengumpulkan dalam lumbung, namun binatang itu menerima makanan dari Tuhan. Kalau Tuhan memelihara burung di udara itu, apalagi anak-anak-Nya, Ia pasti memelihara mereka. Sebagai anak-anak Allah, kita mempunyai tempat yang lebih penting dan berharga daripada burung-burung itu.
2. Kekuatiran tidak pernah menyelesaikan masalah-masalah kita (Matius 6:27).
Pada ayat 27 ini, Tuhan Yesus ingin menegaskan bahwa kekuatiran itu tidak berguna.Ringkasnya, kekuatiran tidak membantu kesulitan esok hari, tetapi benar-benar merusak kebahagiaan hari ini. Semakin kita kuatir semakin sulit dan berat kehidupan yang kita jalani karena itu jangan pernah membiarkan kekuatiran mengarahkan hidup kita. Sehari penuh kekuatiran lebih melelahkan ketimbang sehari penuh bekerja. Kekuatiran akan hidup dan masa depan adalah pemborosan masa sekarang. Jika kita tidak dapat menghindar dari rasa kuatir, ingatlah kuatir juga tidak akan pernah membantu kita.
Bagaimana mengatasi kekuatiran kita?
Percaya dan berserah kepada Tuhan.
Perhatikan frasa “hai orang yang kurang percaya” dalam ayat 30 ini adalah kata Yunani “oligopistoi” yang berari “hai yang beriman kecil”. Ungkapan ini dipergunakan 4 kali dalam Injil Matius, satu kali dalam Injil Lukas, sebagai dorongan pertumbuhan maupun tegoran yaitu “jangan menjadi orang yang kurang percaya!” atau “jangan menjadi kuatir dan gelisah!” Sementara, bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah hidup dalam kekuatiran karena mereka tidak mengenal Bapa di Sorga; tidaklah demikian dengan orang-orang percaya yang mengenal Allah, Bapa yang mengetahui kebutuhan anak-anak-Nya dan dengan murah hati memberi kepada kita.
- Mencari kerajaan Allah dan Kebenarannya. Ayat 33
- “Mencari” disini bermakna ada mencari dengan keasyikan terus-menerus ketika mencari sesuatu; berusaha dengan sungguh-sungguh dan tekun untuk memperoleh sesuatu”
- “Dahulu”yang berarti “pertama dalam urutan atau kepentingan; menempati tempat yang tertinggi dari semua kesenangan kita”. Ini artinya, kita diminta untuk mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya diatas segala hal. Jadi prioritas pertama dan utama kita setiap hari adalah mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya.
- Kerajaan Allah
adalah otoritas dan pemerintahan Allah. Kita harus menempatkan sungguh-sungguh kepemimpinan Allah dinyatakan melalui kehidupan kita. Dengan mencari kerajaan Allah berarti bahwa kita hendak melakukan dan memberlakukan kehendak dan otoritas Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
d. Mencari kebenaran
disini berarti kita berkata, bertindak dan bertingkah laku yang sesuai dengan karakter Allah.
Tuhan mengetahui bahwa di dalam kehidupan kita masing-masing setiap hari ada persoalan, entah kecil atau besar, yang harus kita hadapi dengan pertolongan Tuhan.
Gimana, masih mau kuatir dan overthinking?
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7).
Amin.
ER O9102021-LP