Marah itu Haram

Renungan Harian Jumat, 05 April 2024
Semua orang tentunya memilih sikap perilaku yang RAMAH, daripada perilaku MARAH yang ditunjukkan seseorang kepada kita. RAMAH itu menyejukkan, menentramkan, memberikan rasa nyaman tetapi MARAH itu menakutkan, tidak menghadirkan rasa nyaman. Semua orang ingin menjadi RAMAH, namun seringkalai mendapati KEMARAHAN yang tersajikan
Marah sebagai emosi dasar dalam ilmu psikologi adalah, respon emosional yang kuat terhadap situasi atau stimulus/ respon rangsangan yang dianggap sebagai ancaman, ketidakadilan, atau pelanggaran terhadap nilai-nilai pribadi seseorang ( Lerner, JS & Keltner, D. )
MARAH adalah emosi mendasar yang dianggap sah. Rasa marah merupakan pola perilaku yang muncul sebagai respon dari adanya keadaan yang menekan. General check up Kapan terakhir kali kita marah yang tidak beralasan dan tidak terkendali? Dan Apa upaya yang telah kita lakukan untuk mengelola kemarahan?
Apa yang menyebabkan seseorang bisa marah? Marah biasanya dapat disebabkan karena sesuatu hal yang tidak diinginkan, kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, merasa tersakiti, merasa dipojokkan, diremehkan atau direndahkan, dikecewakan, dan frustasi. Marah juga dapat disebabkan oleh stress, kurang tidur, merasa terancam, cemas, dan ingatan yang menyakitkan.
Siapapun bisa marah. Tak ada seorang pun di dunia ini, yang tak pernah marah. Marah adalah ekspresi emosi yang manusiawi. Ada banyak alasan kita marah, Ada banyak penyebab kita marah. Namun yang pasti, kemarahan adalah ekspresi kekecewaan dari kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau diinginkan.
Ada fakta yang lebih berbahaya. Orang yang marah cenderung melakukan kesalahan karena kemarahan tersebut menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan mengendalikan diri serta kehilangan penilaian objektif yang pada akhirnya berdampak negatif pada kualitas hidup pribadi orang tersebut serta hubungan sosialnya
PIKIRAN Subyektif, itu suatu pandangan dan perasaan yang masih bersifat opini. Sebab, opini datang dari pemikiran pribadi bukan dari fakta dan cenderung akan memihak terhadap suatu hal. Sementara PIKIRAN objektif adalah pandangan berdasarkan fakta atau bukti yang ada. Hal yang perlu diperhatikan adalah DAMPAK yang dihasilkan dari kemarahan tersebut, bukan kemarahan itu sendiri.
Alkitab mengingatkan agar kita tidak membiarkan amarah menguasai diri kita. Daud mengingatkan: “Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” (Mazmur 37:8).
Sementara dalam Pengkotbah kita bisa melihat ayat lainnya yang berbunyi: “Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.” (Pengkotbah 7:9).
Alkitab mengingatkan kita bahwa kemarahan menjadi sangat berbahaya ketika tidak beralasan apalagi ketika menjadi tidak terkendali.
KISAH KAIN menggambarkan kemarahan yang TIDAK TERKENDALI.
Kain tidak dapat mengendalikan kemarahannya hingga membunuh saudara kandungnya sendiri, seperti tertulis dalam Kejadian 4:5b, “Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.” Tuhan menghukum Kain dengan berat.
KISAH YUNUS adalah Kemarahan yang TIDAK BERALASAN
Ketika Tuhan tidak jadi menurunkan malapetaka atas Niniwe karena Niniwe bertobat dan berbalik kepada Tuhan, Yunus kesal dan kemudian menjadi marah.
Di dalam Yunus 4:4 BIS, Tuhan menjawab kemarahan Yunus dan berkata, “Engkau tak punya alasan untuk menjadi marah begitu.”, dan Tuhan memberi pengertian kepada Yunus bahwa ia harus berbelas kasih kepada orang yang menyadari kesalahannya dan bertobat.
Sekarang, kita tahu bahwa kemarahan sangat berbahaya saat kita tidak dapat mengendalikannya.
Kejadian 49 : 7, Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.
Tindakan Anarkis karena kemarahan yang menguasai Simeon dan Lewi
Suatu ketika adik perempuan Simeon, DINA diperkosa oleh Sikhem (anak Hamor, penguasa kota Sikhem). Saudara-saudara Dina sakit hati dan sangat marah karena Sikhem telah berbuat noda kepada adiknya. Meskipun Hamor, ayah Sikhem telah mendatangi Yakub untuk meminta dengan baik agar Dina menjadi istri Sikhem, namun saudara-saudara Dina rupanya memiliki rencana buruk atas Sikhem dan Hamor.
Mereka mengusulkan agar Hamor disunat beserta dengan semua pria dewasa di kotanya, hal ini seperti syarat jika ingin mengambil Dina menjadi istri. Usul tersebut diterima dengan baik. Tiga hari kemudian saat semua pria merasakan sakit karena sunat maka datanglah Simeon dan Lewi membantai semua pria di kota itu. Apa yang Simeon dan Lewi lakukan adalah sebuah strategi licik demi tercapainya pembalasan dendam mereka. Kejadian 34:25
Sebelum kita terjebak dalam KEMARAHAN yang merusak. Ada pertanyaan yang harus kita jawab sebelum terjebak KEMARAHAN. Untuk apa kita MARAH ? Apakah DAMPAK dari kemarahan kita ?
Hal PENTING , sebelum kita MARAH
PIKIRKAN sebelum berbicara.
- Dalam situasi “panas hati”, kita akan lebih mudah meluapkan kemarahan dan akan menyesalinya kemudian.
- Saat kita sudah tenang, ungkapkan kemarahan kita dengan cara yang tepat namun tidak untuk menyakiti (melukai).
PIKIRKAN dampaknya yang MERUSAK
- Pikirkan dampak MERUSAK dari kemarahan, jangan membiarkan kemarahan dengan terus-menerus memikirkan hal-hal yang memicu kemarahan kita.
- Ekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat dan tidak merusak.
Pahami, bahwa pengampunan adalah obat bagi jiwa yang sedang meradang karena KEMARAHAN
- Ketika kita membiarkan amarah dan perasaan marah mengalahkan hati kita, maka kita akan mengalami kepahitan dan kecewa
- Namun jika kita mampu melepaskan pengampunan bagi seseorang yang membuat kita marah, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik.
QUOTE I have the right to be angry, but it doesn’t give me the right to be cruel (saya punya hak untuk menjadi marah tetapi itu tidak memberikan hak kepada saya untuk menjadi jahat)
Pdt. Budi Wahono
Bacaan Alkitab hari ini : Imamat pasal 15 dan 16
Baca Alkitab Jumat, 05 April 2024