MASIH DISINI UNTUK SETIA

November 1, 2021 0 Comments

Renungan Harian Youth, Senin 1 November 2021

Syalooom… selamat pagi teman- teman Youth. Apa kabarnya hari ini? Semoga kita semua sehat selalu dan dalam lindungan Tuhan.

Dalam suatu pertandingan olahraga (biasanya sepakbola) di babak-babak penyisihan, kita banyak  mendapati bahwa, tim-tim yang diunggulkan mengalami kemenangan bahkan kemenangan telak. Tetapi ketika masuk pada babak penentuan yang adalah pertarungan hidup mati, sekelas tim unggulan bahkan bisa saja mengalami kekalahan. Sehingga, kemanangan besar pada pertandingan seblemunya terasa sia-sia karena tujuan menjadi Pemenang tidak tercapai. Dalam hidup seringkali kita menemukan suatu kondisi yang sangat berat.  Kesulitan yang dihadapi sering mengantar orang untuk berbuat apa saja demi keluar dari kesulitan tersebut. Tidak peduli apakah sikap dan tindakan yang diambil tersebut masih bersesuaian dengan karakter, keluhuran hati  yang mulia dan identitas yang dimiliki sebagai anak Tuhan atau justru bertentangan. Demi terbebas dari berbagai persoalan dan permasalahan kehidupan, orang memilih jalan keluarnya sendiri tanpa mendengarkan kata Tuhan. Kita diingatkan bahwa kesetiaan itu harus sampai pada akhir hidup kita. Pdt Eka Darmaputera mengilustrasikan kesetiaan ditengah tantangan dan tawaran dunia itu  begini, “Orang Kristen ibaratnya berada dalam sebuah pertandingan

kita hanya perlu bertahan dalam kesulitan hidup dan tetap setia untuk mencapai target yang Tuhan tetapkan bagi kita.

Kata “setia,” memiliki arti, kesetiaan berarti keteguhan hati; ketaatan (dl persahabatan, perhambaan, dsb); kepatuhan;  Perjanjian Lama menggunakan kata “emunah” yang secara tersurat (harafiah) artinya adalah “kokoh”. Secara figuratif atau kiasan berarti “aman” atau dalam konteks karakter dan moral adalah “loyal” atau “setia” atau “faithfull” (penuh iman).  Tuhan menggambarkan Pribadi-Nya sebagai sosok yang tidak berubah, tidak tergoyahkan, dan tidak tergoncangkan apapun yang terjadi. Dan hal ini Nampak dalam ketaatan dan kesetiaanNya dalam tujuan yang Bapa tetapkan untuk menyelamatkan manusia lewat penyaliban yang Dia alami. 

Tuhan adalah teladan bagi kita untuk setia dan bertahan dalam kesulitan hidup.

Suatu kisah manusia yang bertahan dalam kesulitan adalah situasi oleh seorang Janda yang bernama Ruth yang terus bertahan hidup bersama dengan mertuanya yang juga adalah seorang janda yang hidup kesusahan setelah suami dan anak-anaknya meninggal.

Rut 1:16-17“Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, … bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan”

Dari ayat ini kita lihat kualitas luar biasa yang dimiliki Rut, yaitu kesetiaan. Rut orang Moab menikah dengan anak Naomi ketika Naomi sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Moab menghindari bencana kelaparan yang tengah melanda Israel saat itu. Sayang sekali usia pernikahan mereka cukup singkat karena suami, kakak ipar dan ayah mertuanya tidak lama kemudian meninggal. Naomi pun kemudian memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Sebelum berangkat, ia  meminta kedua menantunya untuk kembali saja ke bangsanya Moab, tidak perlu ikut ke Betlehem.“Berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: “Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.” Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras.” (Rut 1:8-9). Semula kedua menantu Naomi, Rut dan Orpa menolak untuk pulang. Tetapi atas desakan Naomi, Orpa kemudian kembali ke bangsanya, sedangkan Rut dengan tegas menolak. Ia mau tetap menunjukkan kesetiaan penuh sebagai seorang menantu, meski suaminya sudah tidak ada lagi. ” Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku. (ay 16). Bahkan Rut berkata Tuhan akan menghukumnya dengan seberat-beratnya apabila ia memisahkan diri dari mertuanya selain daripada akibat kematian. (ay 17). Rut tentu tahu bagaimana kehidupan berat yang akan ia hadapi di negeri asing yang memusuhi bangsanya. Tetapi kesetiaan merupakan harga mati baginya, dan dia siap untuk menanggung apapun demi mempertahankan kesetiaan. Ruth bertahan dalam kesetiaannya dan hidup dalam pengharapan bahwa Allah akan memulihkan kehidupannya yang telah memilih menjadi seorang yang percaya kepada Tuhan.

Kesetiaan untuk bertahan dalam kesulitan hidup seharusnya menjadi masa-masa persiapan kita menantikan kemenangan yang akan Tuhan nyatakan bagi kita. Walaupun Tuhan punya agenda dan waktunya sendiri untuk mengangkat kita lebih tinggi.

Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, Penolongku dan Allahku” (Mazmur 42:12).

Maka dari itu kita perlu mensyukuri bahwa kesulitan dan  penderitaan dipakai Tuhan untuk mendewasakan seseorang sehingga kita selalu menyadaribahwa memang ada kesulitan hidup, namun kita mampu mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah tersebut.  Tuhan pasti akan selalu menyertai dan memberikan kekuatan baru untuk kita yang selalu mengandalkan Tuhan dalam segala kondisi hidup kita.

Wahyu 2:10, Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Komitmen kita:

Meskipun kesulitan hidup datang silih berganti, marilah kita tetap bersyukur atas janji Allah. Hanya dengan kekuatan dari Tuhanlah kita semua dimampukan menanggung segala sesuatu. Karena itu, mari kita selalu mengarhakan hati kita kepada Tuhan dan selalu percaya bahwa Tuhan sangat dekat dengan kita.

ER 30102021-LP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *