“MELEBIHI EKSPEKTASI”

April 7, 2021 0 Comments

Renungan Harian Youth, Rabu 07 April 2021

Lukas 24:42 “Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.”

Rekan-rekan youth, sekitar tahun 1990-an, ada sebuah reality show yang sangat terkenal di Indonesia yang jika kita mendengar kata “uhuyy,” rekan-rekan pasti mengetahui tokoh yang saya maksud yaitu “Komeng.”  Menurut saya, reality show atau apalah sebutannya telah menjadi acara cikal bakal semacam prank kepada orang lain di Indonesia.  Dan di masa kini saja, konten-konten ngeprank semacam itu masih dilakukan, ada yang bertujuan untuk berbagi, ada juga yang berniat jahat kepada orang lain.  Tetapi terlepas dari semuanya itu, pertanyaan saya adalah, gimana sih perasaan teman-teman kalau terkena “prank” atau bahasanya diberikan surprise oleh orang-orang terdekat?  Pasti perasaannya campur aduk kan?

Dalam kisah kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, murid-murid yang setia mengikuti-Nya juga mengalami perasaan yang campur aduk di dalam hati dan pikiran mereka.  Saya sedang tidak bermaksud untuk berkata bahwa Tuhan sedang “ngeprank” para murid-murid-Nya.  Namun sebenarnya, apa yang Tuhan Yesus Kerjakan di kayu salib adalah sebuah pekerjaan yang berkaitan dengan keselamatan seluruh umat manusia.  Para murid yang mengikuti-Nya sangat kagum dengan Yesus dan berharap Yesus akan tampil sebagai Penguasa yang mampu memberikan kemerdekaan bagi bangsa Israel yang sedang dalam status negara jajahan kerajaan Romawi.  Dan hal yang paling berat dalam situasi ketika Yesus mati di salib adalah karena mereka memiliki ekspektasi yang tidak sesuai dengan apa yang ada dalam rancangan Tuhan.

Rekan-rekan youth, sebenarnya tidak ada yang salah jika kita memiliki harapan yang besar kepada Tuhan.  Namun dalam hal kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, kita pun belajar bahwa Tuhan itu sanggup melakukan hal-hal yang melebihi ekspektasi setiap kita yang percaya kepada-Nya.  Oleh karena itu, dari kisah kebangkitan Tuhan Yesus dan penampakkan-Nya kepada murid-murid kita bisa belajar hal-hal apa saja yang Tuhan pulihkan dalam ekspektasi murid-murid sehingga yang Ia lakukan benar-benar diresponi sebagai suatu tanggung jawab iman oleh setiap kita.

1. Kebangkitan Yesus mengalahkan segala ketakutan-ketakutan kita.

Pada waktu Yesus sebelum di salib, Petrus telah menyangkal Yesus 3 kali sebelum ayam berkokok.  Mengapa Petrus melakukannya?  Jika kita menjawab bahwa itu sudah ditentukan sebelumnya oleh Allah, maka itu adalah sebuah kepastian.  Namun jika kita menjadi seorang Petrus pada waktu itu, bayangkanlah di depan kita, Yesus yang mampu menyembuhkan orang sakit dan membangkitan orang mati, Yesus yang sama sedang dianiaya oleh tentara Roma.  Secara batiniah, Petrus sangat ketakutan, dia juga takut disiksa dengan cara yang sadis, dan tidak ada perkataan lain selain  menyangkal Yesus.  Namun setelah Yesus bangkit dan Yesus naik ke sorga, Petrus dengan berani memberitakan Injil dan menjadi seorang pelayan Injil yang setia sampai akhir hidupnya.

Kebangkitan Yesus harus menjadi momen di mana kita tampil berani menyatakan kebesaran Tuhan yang hebat.

2. Kebangkitan Yesus melenyapkan segala kekuatiran kita.

Dengan tampilnya Yesus yang memberi makan 5000 orang tentu banyak sekali orang yang berharap Dia menjadi pemimpin yang berpengaruh secara politik dan mengantarkan bangsa Israel untuk merdeka.  Namun apa yang mereka pikirkan  rupanya berbeda dengan rancangan Tuhan.  Kematian Yesus di salib memberikan rasa kecewa yang besar dan memunculkan rasa kuatir dari orang-orang yang percaya kepada-Nya dengan perkataan yang sama seperti sebelumnya, “harus berapa lama lagi, mereka menunggu mesias yang sebenarnya?”  namun di sini kita belajar bahwa untuk menjadi percaya, kita jangan memaksakan kehendak kita, jika tidak maka kekecawaan dan kekuatiran akan terus menghantui kehidupan kita, dan kita pada akhirnya tidak lagi memiliki pengharapan kepada Tuhan.

Kebangkitan Yesus adalah sebuah fakta yang melebihi ekspektasi orang-orang yang hanya sekedar mengikut Yesus.  Mari kita ubah pola pikir kita dengan terus mengakui segala karya-Nya yang sanggup mengatasi kekuatiran kita.

3. Kebangkitan Yesus memulihkan kita dari cara berpikir yang keliru

Pada saat Yesus telah bangkit dan menampakkan diri kepada para murid, hal yang membuat mereka yakin adalah ketika Yesus makan bersama-sama dengan mereka.  Mereka memberikan ikan goreng untuk dimakan oleh Yesus yang mereka kira hantu.  Menganggap kebangkitan Yesus sebagai sebuah kebohongan dan mengganggap Yesus sebagai hantu merupakan cara berpikir keliru bagi orang-orang yang selama tiga setengah tahun berjalan bersama-sama dengan Yesus.  Apa yang telah mereka lihat (air menjadi anggur, orang lumpuh berjalan, orang sakit disembuhkan, orang mati dibangkitkan, orang berdosa diselamatkan) sebenarnya diteguhkan oleh peristiwa salib.  Cara berpikir inilah yang harus tertancap kuat di dalam kehidupan orang muda Kristen.

Sepotong Ikan goreng dalam pembacaan kita menjadi suatu kisah peneguhan para murid Yesus yang telah dipulihkan.  Mereka telah melihat dan menyaksikan bahwa Yesus hadir ke dunia ini melebihi ekspetasi mereka tentang seorang juruselamat.  Dia bahkan sanggup melakukan hal-hal yang tidak pernah terpikirkan dan didoakan oleh manusia.

Efesus 3:20,  Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,

Komitmen kita: 

aku mau hidup dengan berani menaruh pengharapanku kepada Tuhan Yesus dan selalu berdoa untuk hal-hal besar yang akan Ia kerjakan di dalam hidupku dengan berserah kepada-Nya.

Amin … Tuhan Yesus Memberkati

RM -YDK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *