Melemparkan Kesalahan
Renungan harian Youth, Kamis 14 Oktober 2021
Hallo rekan-rekan youth,salam sehat selalu, Gimana kabarnya? Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan kuasa Tuhan Yesus Kristus!
Teman-teman, pernah gak kita mengalami kondisi di mana kita sudah melakukan kesalahan tapi kita malah mempersalahkan orang lain? Coba diingat-ingat, pernah gak? kalo pernah, coba deh baca ayat berikut ini:
Kejadian 3: 11-13, Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang?Apakah engkau makan v dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku,dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
Dari pembacaan kita barusan, kita dibawah kepada situasi di mana nenek moyang kita (Adam dan Hawa) sebenarnya sudah berbuat salah, namun saling melemparkan kesalahan seakan-akan mereka itu gak berbuat salah. Biar lebih jelas, coba deh simak kisah berikut:
Mat terlambat bangun. Otomatis dia terburu-buru saat berangkat ke kantor. Dengan kecepatan tinggi, Mat ngebut dijalan. Tapi sayang, tiba-tiba saja…”Priiiitttt! Polisi datang menemuinya. Ooh .. Mat kena tilang. Karena tidak ada surat-suratnya, maka motor nya ditahan polisi. Mat berusaha meyakinkan polisi bahwa suratnya ketinggalan, bahkan ia menyalahkan pembantu rumahnya yang tidak membangunkannya.
Tanpa kita sadari, semakin kita gak mengakui kesalahan-kesalahan kecil, membuat kita bakal terus berkompromi dengan ego kita dan memandang bahwa semua itu salah orang lain, dan kitalah yang menjadi korban.
Manusia selalu mencari alasan untuk membenarkan diri. Sebagai generasi muda gereja, kita pun seringkali bersikap seperti Mat, sukanya melemparkan kesalahan. Kita mengkambinghitamkan orang lain dikala kita disalahkan. Padahal kalo dipikir-pikir tidak ada hubungannya antara polisi dan pembantu, benar nggak ??! Yang jelas, itu kesalahan Mat sendiri karena terlambat bangun.
Coba renungkan ya temen-temen. Bukankah kita sering seperti itu, berusaha membenarkan diri saat telah melakukan kesalahan, lalu mencari obyek yang dapat dipersalahkan? Kita sering menyalahkan orang tua, teman, jalan macet, dan lain sebagainya, padahal semuanya tidak ada kaitannya dengan kesalahan yang kita buat. Bahkan, sebelum adanya pandemic, tidak sedikit pula anak–anak muda yang terlibat pelayanan mengkambinghitamkan pelayanan yang terlalu padat sehingga menyebabkan anjloknya nilai mata kuliah atau mata pelajaran mereka. Semoga kita semua tidak memiliki sikap buruk yang merugikan diri sendiri seperti tema kita hari ini “ Mempersalahkan Orang lain.”
Hal mempersalahkan orang lain pernah dilakukan oleh Adam dan Hawa. Ketika Tuhan menanyakan mengapa mereka memakan buah terlarang, mereka justru saling melemparkan kesalahan. Walaupun memang sebenarnya ada godaan dari si ular, namun keputusan berbuat salah itu semua berasal dari Adam dan Hawa. Dan semua ujian itu benar-benar menunjukkan bahwa betapa rapuhnya seorang manusia jika tidak memiliki hikmat untuk memegang teguh perintah Tuhan.
Seringkali, Kita pun cenderung menyalahkan orang lain atau keadaan yang tidak ada hubungannya dengan kesalahan kita. Mungkin sesekali kita berhasil menghindar dengan mengkambinghitamkan hal-hal yang lain, dilain waktu Tuhan akan mengajar kita dengan hal serupa sampai kita benar-benar secara terbuka mengakui kesalahan kita. Karena itu,
belajarlah bertanggung jawab atas apa yang kita perbuat! Memang berat sih, tapi semua itu untuk kebaikan kita dihadapan Tuhan.
Komitmen Kita:
Belajar untuk bertanggung jawab untuk segala keputusan dan kesalahan kita, dan terus berlaku jujur supaya nilai kehidupan dan karakter Allah dalam hidup kita tetap dipandang benar.
Amin,
Tuhan Yesus Memberkati
RM – SCW