“Memberi dari Kekurangan”

March 10, 2021 0 Comments

Renungan Harian, Rabu 10 Maret 2021

Syalom Semangat Pagi Bapak Ibu Saudara yang dIkasihi Tuhan Yesus. Renungan kali ini kita akan sama-sama belajar tentang prinsip memberi dari kisah tentang persembahan janda miskin.

Mari kita baca kisahnya dalam Lukas 21: 1- 4

Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan.  Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.  Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.  Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”

Melalui kisah “persembahan seorang janda miskin” ini kita setidaknya dapat melihat beberapa ajaran Yesus mengenai prinsip memberi.

Prinsip Pertama: Tuhan tidak melihat Jumlah melainkan motivasi hati kita

Yesus membandingkan 2 hal yang saling bertolak belakang. Orang Kaya yang memberi banyak dan Orang Miskin yang memberi sedikit.

Sebagai pengetahuan kita saja :
2 peser pada zaman itu adalah lepta adalah jenis mata uang yang paling kecil, Bayangkan jika pada zaman itu upah sehari kerja 128 denarius maka janda ini mempersembahkan 2 peser saja. Sebagai perbandingan jika rata-rata UMR orang kerja sehari 80rb maka janda itu hanya memberikan sekitar 1500 rupiah. Bukankah persembahan itu sangat kecil !

Tetapi apa yang Yesus katakan bahwa janda miskin itu memberikan lebih banyak daripada semua orang. Sebab mereka memberi dari kelimpahannya tetapi janda ini memberi dari kekurangannya bahkan ia memberikan seluruhnya yang dimilikinya.

Dalam prakteknya kisah ini bukan saja berbicara mengenai  persembahan yang kita berikan melainkan juga dapat berbicara, misalnya dalam dunia pelayanan kita, bukan seberapa sibuk, berapa banyak waktu, tenaga atau kemampuan kita melainkan motivasi apa yang mendasari setiap apa yang kita berikan kepada Tuhan, kepada orang lain.

Perlu kita memeriksa hati kita, dari setiap tindakan yang kita lakukan apakah hal itu semata agar dilihat orang, demi mencari nama, mendapat pengakuan dari orang lain ATAU motivasi kita didasari atas rasa syukur dan kasih kita kepada Tuhan dan orang lain.

Bagi Tuhan motivasi hati kita jauh lebih berharga dari semuanya itu.

Prinsip Kedua : Apa yang kita beri menunjukan besarnya iman kita

Tindakan Janda yang memberi dari seluruh yang dimilikinya  mencerminkan bahwa hatinya tidak terikat pada apa yang berharga yang dimilikinya. Bahkan jika ia tidak memiliki apapun, ia percaya bahwa Tuhan pasti melakukan sesuatu baginya. Rupanya janda ini telah mempraktekan Matius 6:33 ( tetapi jika kita mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya akan diberikan kepadamu).

Terkadang dalam pemikiran kita timbul pikiran saya saja masih kekurangan, keluarga saya lebih membutuhkan, bagaimana jika nanti timbul masalah tidak terduga . .  Padahal Tuhan ingin kita belajar untuk mempercayakan hidup kita. Apakah Tuhan tidak tahu apa yang kitah butuhkan?  

Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak pernah berhutang kepada kita ….   

Prinsip Ketiga : Pemberian yang diikuti korban akan menjadi persembahan yang menyenangkan hati Tuhan

Janda itu memberikan dari kekurangannya, artinya harus ada yang dikorbankan, keinginan bahkan bisa jadi kebutuhannya yang harus direlakannya demi memberi yang terbaik buat Tuhan. sebaliknya bagi Si kaya nilai persembahannya mungkin tidak berarti apa-apa

Percayalah jika kita ingin menyenangkan hati Tuhan mari berikan yang terbaik, entah itu uang kita, waktu kita, tenaga kita, pemikiran, kemampuan kita baik kepada Tuhan atau kepada sesama kita tentunya yang  didasari atas motivasi hati yang benar yaitu dengan ucapan syukur dan bukti kasih kita yang semuanya itu merupakan bentuk korban kita.

Sehingga Bapak Ibu haruslah kita memberi dengan prinsip-prinsip yang Tuhan Yesus ajarkan melalui kisah ini. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini tentu pikiran kita akan berpikir, jika buat keluarga kami saja pas-pasan terkadang kurang tetapi  apakah kita masih mau memberi kepada sesama kita, terlebih menyenangkan hati Tuhan ??

Bukan jumlah (kuantitas) melainkan kualitas ….
Tuhan tidak menilai apa yang tampak dari luar tetapi jauh kedalam hati kita
Persembahan yang tampaknya kecil akan bernilai besar, Ketika persembahan itu berasal dari hati

Tuhan Yesus memberkati kita semuanya

TC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *