“Memegang Teguh Janji Tuhan”
Renungan Harian, Kamis 07 Januari 2021
Bacaan: Roma 4:18-19
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Kejadian 15:5 menuliskan janji Tuhan kepada Abraham bahwa keturunannya akan seperti debu tanah banyaknya dan juga seperti bintang-bintang yang bertebaran dilangit. Berulangkali Tuhan menegaskan janji Tuhan tersebut kepada Abraham yang telah berumur 100th dan istinya yang rahimnya telah tertutup karena usiannya yang telah lanjut. Namun pada akhirnya mereka melihat janji Tuhan ini digenapi (Kej 21:2) dan Sara melahirkan seorang anak yang diberi nama Ishak.
Bukan sebuah penantian yang mudah bagi Abraham, diperlukan waktu bertahun-tahun sampai janji Tuhan itu digenapi dalam hidupnya. Belum lagi kondisi fisiknya yang sudah tua dan melemah menambah berat bagi Abraham untuk bisa percaya kepada janji Allah.
Pagi ini kita mau belajar dari Abraham, bagaimana Abraham dapat memegang teguh janji Tuhan yang telah diberikan kepadanya:
1. TIDAK Bimbang.
Rom 4:20, Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
Saat Abraham menerima janji Tuhan, dia tidak melihat keadaan fisik maupun seberapa lama ia telah menunggu janji tersebut. Abraham tidak menjadi bimbang karena janji Tuhan tidak langsung tergenapi. Namun kita lihat bahwa pada akhirnya Tuhan memberikan seorang anak yang telah dijanjika-Nya tersebut.
Keadaan atau situasi yang kita alami saat ini sangat memungkinkan untuk mempengaruhi sikap kita terhadap janji Tuhan. Terkadang keadaan tidak menjadi baik saat kita sedang menantikan janji Tuhan. Keadaan seperti ini dapat membuat kita lemah, bahkan ada yang sampai meninggalkan Tuhan karena lama tidak mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan itu.
Keadaan yang kita alami merupakan suatu proses agar janji-Nya dapat digenapi dalam hidup kita. Tuhan juga menguji iman percaya kita sehingga dengan demikian kita dapat keluar sebagai pemenang dalam setiap keadaan yang kita alami. Proses inilah yang akan menjadikan kita kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan yang semakin tidak menentu seperti saat ini.
2. Penuh Keyakinan.
Roma 4:21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Abraham menyingkirkan semua kekuatiran dan ketakutan yang muncul dalam dirinya. Sekalipun secara manusia banyak hal yang dapat dipertanyakan karena janji itu mustahil secara manusia, namun Abraham tetap yakin dan bahkan penuh dengan keyakinan bahwa Tuhan pasti sanggup melakukan segala perkara, bagi Tuhan tidak sukar untuk memberikan keturunan sekalipu usianya telah lanjut.
Jangan meragukan janji Tuhan sekalipun kita belum menerimanya, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada-Nya (Luk 1:37; Mrk 9:23). Jangan batasi pekerjaan Tuhan, jangan biarkan logika menguasai pikiran kita, biarkan Tuhan bekerja secara supranatural. Apa yang tidak pernah kita pikirkan, itu yang Tuhan berikan bagi kita (1Kor 2:9).
Jangan biarkan keadaan kita membuat kita menjadi lemah. Abraham tidak menjadi lemah dalam kondisinya yang seperti itu. Percaya bahwa Allah sedang melakukan perkara yang besar dalam hidup kita, mujizat yang besar pasti terjadi. Miliki keyakinan yang penuh akan kuasa Tuhan, percaya sepenuhnya kepada kuasa Tuhan.
Yesaya 57:10, Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: “Tidak ada harapan!” Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah.
CM