“Menara Babel”

Renungan Harian Youth, Jumat 04 Desember 2020
Syalom rekan-rekan Youth … yuk sebelum kita melanjutkan akifitas kita hari ini kita mau bersama merenungkan Firman Tuhan.
Rekan-rekan Jika kita mengenal/mengingat suatu tempat, kita biasanya mengingat tempat itu dari apa yang ada di sekitar tempat itu. Dan setiap negara memiliki tempat-tempat yang menjadi ikon negara itu dan ketika kita melihat ikon itu kita biasanya dengan cepat letak dimana ikon itu berada… menara eifel merupakan ikon dari kota Paris di Prancis; Monumen Nasional (Monas) merupakan ikon kota Jakarta bahkan simbol persatuab bangsa Indonesia; Tugu buaya dan lumba-lumba merupakan simbol kota Surabaya. Selanjutnya kita pun dapat meneumukan apa yang disebut keajaiban-keajaiban dunia yang kepada kita pengenalan kita kepada suatu bangsa tetapi juga unsur-unsur yang melatar belakangi terjadinya tempat-tempat yang megagumkan tersebut.
Dalam Alkitab pun ada satu kisah yang mengagumkan dimana ketika kita menyimak kisah yang terjadi, hal tersebut ternyata memberikan pengaruh yang dampaknya bisa mempengaruhi peradaban manusia sampai sekarang dan lebih dari itu memberikan pelajaran yang sangat baik bagi keberadaan kerohanian manusia.
Kejadian 11:1-9 MENARA BABEL – sebuah kisah besar yang Tuhan Allah kerjakan yang mempengaruhi peradaban manusia sampai sekarang, memuat kisah bagaimana kekuatan kuasa Allah dinyatakan kepada manusia yang merasa mampu melakukan banyak hal.
Kejadian 11:9 (TB) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
Kita mungkin tidak dapat memungkiri bahwa itu semua Tuhan lakukan semata-mata untuk tujuan Tuhan seutuhnya bagi peradaban manusia, tetapi sejarah juga mencatat bahwa pengaruh budaya dan kepercayaan diluar Tuhan juga mejadi faktor penyebab terjadinya suatu kisah besar didalam Alkitab. sehingga, kita pun harus mengakui bahwa Hal-hal fiktif mempengaruhi kesadaran manusia terhadap keberadaan Allah dan itu masih terjadi sampai dengan sekarang.
seorang teolog yang bernama Andrew Hill mengatakan bahwa: pada zaman Mesopotamia kuno, Ziggurat-ziggurat dibangun untuk menyediakan sebuah jalan bagi dewa-dewa untuk turun ke dunia dan masuk ke dalam kuil-kuil mereka. Kemungkinan hal ini merupakan apa yang ada di dalam pikiran orang-orang di Babel ketika mereka menyatakan, “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit.” (Kejadian 11:6)
Dengan adanya peristiwa menara Babel, maka kita dapat melihat eksistensi Allah tetap terjaga dan Pengaruhnya berdampak pada:
- Penyembahan manusia –– manusia tetap memandang Tuhan sebagai pribadi yang berkuasa.
- Kesatuan manusia — manusia dapat menemukan kesatuan dengan sesama dari berbagai sisi kehidupan (bukan hanya bahasa)
- Pola pikir manusia — yaitu dapat membedakan hal-hal yang benar sesuai tujuan Tuhan bagi hidup manusia.
Sehingga hasilnya tidak hanya selalu berkaitan dengan hal-hal lahiriah tetapi secara keseluruhan menjadi manusia Rohani yang tunduk pada kekuasaan dan kehendak Allah.
Ketika kita berhadapan dengan sesuatu yang lahiriah itu selalu terkait dengan ego manusia
- Mendapat pengakuan dari orang lain — hal-hal seperti inilah yang mendominasi pemikiran setiap anak muda.
- Sombong — yaitu sikap yang timbul dari pengakuan orang lain terhadap segala pencapaian kita. ingatlah bahwa Allah menentang orang congkak dan mengasihani orang yang rendah hati.
- Ingin memuliakan diri sendiri — ketika kesombongan merajalela, maka manusia akan cenderung ingin menyamai Allah dengan kekuatan sendiri.
Hal-hal inilah yang merupakan faktor utama Allah mengacaubalaukan bahasa manusia sehingga menara babel gagal berdiri karena Pada dasarnya, hal-hal yang tidak melibatkan kekuasaan Allah pada akhirnya adalah menjadi kacau balau
(Kejadian 11:7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa mereka masing-masing
Kesadaran kita terhadap keberadaan Allah justru harus terbukti dengan kerendahan hati kita untuk mengakui bahwa Allah satu-satunya Pribadi yang berkuasa dan Manusia harus menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ingatlah bahwa Allah menentang orang congkak dan mengasihi orang yang rendah hati
Komitmenku hari ini :
Selagi kita masih muda, mari kita tetap memandang Tuhan Allah kita sebagai Pribadi yang berkuasa dan segala keinginan-keinginan lahiriah yang muncul dari ego kita dapat dipatahkan melalui ketundukkan dan pengenalan kita kepada Allah yang memiliki tujuan mulia di dalam hidup kita.
Tuhan Yesus Memberkati
RM – AC