Mengalami Sakit “Bersalin”

February 29, 2024 0 Comments

Renungan Harian Kamis, 29 Februari 2024Bacaan : Galatia 4

Ayat Pokok : Galatia 4:19, “Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata didalam kamu.”

Shalom… Selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Bicara tentang “sakit bersalin” ini adalah pengalaman yang dialami oleh mayoritas wanita didunia ini. Bagi beberapa ibu pengalaman ini menjadi hal yang meninggalkan trauma yang besar karena luar biasa sakit yang dirasakan pada waktu proses persalinan, sehingga ibu tersebut tidak mau mengandung lagi. Cukup satu kali saja.

Menariknya, Rasul Paulus memakai istilah “sakit bersalin” untuk menggambarkan pengalaman rohaninya dengan jemaat Galatia. Rasul Paulus berkata; “karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi”. Apa sebenarnya maksud dari perkataan Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia ini?  Dia adalah seorang pria yang secara harafiah pasti tak pernah merasakan sakit bersalin?

Ternyata kalau kita pelajari jemaat Galatia adalah jemaat Kristen hasil penginjilan Rasul Paulus. Jemaat kebanyakan bukan orang Yahudi dan sebagian juga jemaat keturunan Yahudi diaspora. Setelah beberapa lama, Jemaat Galatia lebih mempercayai seseorang yang merasa lebih sempurna dengan menambahkan ‘perintah tradisi hukum Taurat’ di dalam iman Kristen mereka.

Di sinilah rasul kembali menasehati mereka pada kebenaran iman karena kasih karunia. Inilah yang Ia maksudkan “aku menderita sakit bersalin lagi”. Sebuah metafora dimana seandainya penginjilan diibaratkan bersalin, Ia harus menginjili kembali, Ia harus merasakan sakit bersalin lagi. Rasul Paulus merasa sakit dan berdukacita karena jemaat di Galatia telah hidup di luar kasih karunia. Ia sampai berkata “aku harus menderita sakit bersalin lagi sampai rupa Kristus nyata di dalam kamu”. Rasul Paulus kuatir mereka terhilang sehingga Ia merasa susah payahnya menginjili mereka sia-sia.

Hal ini dikatakan oleh Paulus dalam Galatia 4:9-11, “Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya? Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun. Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia.”

Bagaimanakah dengan jemaat Kristen sekarang? Bukankah kita juga sering mendengar pengajaran yang seolah-olah kasih karunia Kristus saja kurang dan harus menambahkan kembali tradisi yudaisme di dalam kekristenan kita? Saat ini kita harus belajar dari kesalahan jemaat di Galatia.

Sebagai orang Kristen jaman ini, kita tidak boleh terjebak dalam kesalahan yang sama seperti jemaat di Galatia, yang ditegur dengan jelas dan tegas tanpa ada perkecualian oleh Rasul Paulus: “Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.” (Galatia 5:4)

Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, apa yang sudah dikerjakan Yesus Kristus diatas kayu salib bagi kita sudah lebih dari cukup. Kasih Karunia-NYA cukup bagi kita. Kita tak perlu menambahkan lagi pada pengorbanan Kristus, segala peraturan dan hukum di dalam tradisi lama, seolah-olah untuk  menyempurnakan kekristenan kita. Kita sudah dilahirkan di dalam Kristus dan hidup di dalam kasih karunia-Nya. Segala sesuatu yang kita lakukan adalah bentuk ucapan Syukur atas apa yang Tuhan sudah perbuat bagi kita. Sebagai ekspresi nyata dari kasih kita kepada Tuhan atas Kasih Karunia yang dianugerahkan bagi kita. Jangan sampai kita lepas dari Kristus karena Kasih karunia Kristus saja cukup bagi kita. Amin.

Tuhan memberkati.

DS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *