MENGASIHI ATAU MEMBENCI

March 2, 2022 0 Comments

MENGASIHI ATAU MEMBENCI?

Renungan Harian Youth, Rabu 02 Maret 2022

Amsal 10:12, Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.

Syalom rekan-rekan elohim Youth, salam sehat dan semangat selalu bagi kita semua.  Tuhan kiranya menyertai kita dan memberkati kita dalam segal sesuatu yang kita kerjakan.

Rekan-rekan youth, dua hal yang bertolak belakang yang mendominasi kehidupan anak muda adalah rasa cinta dan rasa benci.  Ya, masa muda memang menjadi tantangan bagi kita untuk bermain-main dengan perasaan.  Dan memang seperti itulah gejolak yang dirasakan oleh seseorang yang sedang dalam masa pendewasaan diri. Dan selagi kita masih dalam tahap pendewasaan diri, kita akan terus diperhadapkan dengan pilihan apakah kita akan menjadi orang yang penuh dengan cinta atau sebaliknya kita didominasi oleh rasa benci.

Dalam kamus Webster disebutkan bahwa ‘benci’ artinya ‘memiliki ketidaksukaan yang kuat atau niat buruk untuk bersikap benci’. Rasa benci hanya akan membuat kita kehilangan belas kasihan untuk mengampuni bahkan kebencian ini tanpa sadar bisa membunuh kita perlahan-lahan. Rasa benci yang mulai tumbuh di dalam hati kita akan menimbulkan tindakan yang sangat berbahaya, mulai dari menilai seseorang secara subjektif dan bahkan mendorong kita untuk melakukan tindakan kejahatan seperti membunuh orang yang kita benci (baik secara fisik maupun psikis).

Amsal adalah kitab hikmat yang mengajarkan manusia tentang realita kehidupan manusia.  Meskipun sudah ditulis ribuan tahun yang lalu, kita masih saja melihat relevansi yang sesuai dengan kenyataan yang dialami manusia di masa kini.  Di dalam kebenaran ini tercantum relasi dengan manusia, di mana penulis  Amsal menegaskan pentingnya menjaga hati dan perkataan dalam perbuatan.  Penulis Amsal juga menarik garis yang tegas antara hidup di dalam jalan kebenaran Tuhan dengan hidup di luar kebenaran Tuhan.  Dan ketika sumber dan pusat kehidupan digeser dari kebenaran Allah yang sejati, di sanalah kita akan jatuh pada kefasikan.

Tuhan sama sekali tidak merancangkan kita untuk hidup dalam sifat-sifat negatif seperti membenci, memfitnah, marah, dan sebagainya. Dia merancangkan kita untuk hidup dalam kasihNya yang dipenuhi dengan segala hal-hal yang baik, termasuk penuh kesabaran, kasih persaudaraan dan perdamaian.

Penulis Kitab Amsal menyebut kebencian sebagai sesuatu yang merusak dan digolongkan dalam suatu perbuatan jahat.  Bahkan ketika tidak terjadi pertengkaran, kebencian akan mencari-cari kesempatan, mengelolanya, lalu menimbulkan suatu issue yang menimbulkan pertengkaran.  Orang-orang yang hidup dalam kebencian sangat senang dengan mengadu domba sesama mereka dengan cerita dugaan, tanpa dasar, dan fitnah.  Mereka bahkan menghembuskan api percekcokan yang telah lama terpendam sehingga berkobar, dan dengan kegirangan tiada tara, mereka menghangatkan suasana dengan cerita-cerita kebencian.

Cara hidup duniawi, akan selalu diliputi oleh kebencian dan fitnah.

I Yohanes 3:15 (FAYH), setiap orang yang membenci sesamanya, sesungguhnya membunuh dalam hati; dan saudara tahu bahwa yang ingin membunuh, tidak mempunyai hidup kekal di dalam dirinya.

Kebencian harus selau dikalahkan oleh Kasih

Ini sebenarnya bukanlah sebuah persaingan dan pertikaian.  Namun jika kita belajar lebih dalam mengenai kehidupan yang didominasi oleh kasih Allah, maka kita akan menemukan suatu konsep yang dimaksud oleh penulis kitab Amsal bahwa Kasih itu adalah Sang Pendamai yang luar biasa.  Kasih yang benar, dapat menutupi segala kebencian, dan pada akhirnya akan menutupi segala pelanggaran.  Maksudnya adalah bagaimana Kasih yang sejati tidak menyebarkan pelanggaran dan membesar-besarkannya, tetapi justru menutupi dan memadamkanya sebisa mungkin.

Kasih akan memaafkan pelanggaran yang kita lakukan karena kekeliruan dan kecerobohan.  Ketika kita berkata bahwa kita tidak berniat buruk, tetapi itu merupakan kesalahan yang disebabkan oleh ketidaktelitian, dan kita sungguh-sungguh mengasihi teman kita, maka kasih akan menutupinya.  Kasih juga akan mengabaikan kejahatan yang ditujukan kepada kita, dan dengan demikian menutupinya sehingga mendatangkan segala kebaikan bagi dirinya.

I Petrus 4:8, “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi segala dosa.”

Saat kita memusatkan pikiran kita kepada Kasih Allah, kita sedang berusaha memahami cara berpikir Allah.

Saat kita belajar dan merenungkan pikiran-pikiran-Nya, kita menggantikan pikiran duniawi kita yang salah dengan pikiran-Nya yang lebih tinggi, yang bertujuan untuk perdamaian dan kebebasan.  Saat kita berpikir seperti Tuhan berpikir, kita bisa hidup seperti Dia hidup. Dia tak pernah kuatir dan tak pernah sakit hati. Dia malahan selalu menawarkan pengampunan kepada kita seperti Dia melakukannya atas kita.

Tetaplah mengasihi meski dibenci. Kalau kita dibenci, tetaplah mengasihi.

Justru kasih kita akan bertumbuh dan teruji ketika kita mengasihi orang yang membenci atau memusuhi kita.  Apalah arti sebuah kasih kalau dilakukan hanya untuk orang yang mengasihi kita? Orang yang tidak mengenal Tuhan juga melakukannya.

Ketahuilah bahwa Allah sangat mengasihi kita lebih dari apapun, maka jauhkanlah kebencian dalam diri dan hiduplah dalam kebenaran dan kasih.

Komitmen kita:

Aku mau terus hidup dalam kehendak dan kebenaran Allah yang mengarahkanku untuk hidup dalam kasih sejati.  Masa mudaku harus didominasi dengan mengasihi dan bukan membenci.

Amin
Tuhan Yesus Memberkati

RM – YDK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *