MENGASIHI SESAMA MANUSIA
Renungan Harian Youth, Selasa 19 Juli 2022
1 YOHANES 4:7, Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
Syalom rekan – rekan Youth yang diberkati Tuhan, gimana kabarnya hari ini? Saya doakan semoga semuanya dalam keadaan sehat dan diberkati Tuhan selalu.
Sebagai anak muda kita patut bersyukur karena setiap hari kita selalu dikuatkan lewat kebenaran firman Tuhan kiranya setiap renungan firman Tuhan yang kita baca setiap hari akan membuat iman kita semakin bertumbuh didalam Tuhan. Renungan kita hari ini, kita akan belajar bersama tentang hal mengasihi sesama kita. Sementara kita melangkah kepada hubungan yang lebih dalam dengan Allah Bapa yang disurga, maka secara alamiah hati kita akan mengasihi orang lain sama seperti Allah mengasihi kita.
Yesus mengasihi orang-orang disekitarNya sebagaimana Allah mengasihi sesama manusia. Demikian pula Allah memanggil Anda dan saya untuk melakukan hal yang sama yaitu mengasihi orang – orang yang ada disekitar kita.
Rekan – rekan Youth inti diatas mengajak kita untuk mengasihi orang lain sebab orang yang mengasihi itu lahir dari Allah dan mengenalNya dengan sebenarnya. Kasih Allah yang disempurnakan di dalam kita, akan dimanifestasikan dengan jalan mengasihi sesama manusia. Inilah inti dari Alkitab yaitu perlunya kita untuk mengasihi orang lain dengan tidak mementingkan diri kita sendiri.
Banyak yang berpendapat bahwa bentuk tertinggi dari kerohanian orang Kristen adalah menyerahkan segala bentuk kepelesiran dan hubungan dengan sesama manusia, agar dapat menyerahkan seluruh kehidupan dalam hubungan dengan Allah saja. Namun Alkitab sangat jelas mengatakan, bahwa kerinduan Allah ialah agar kita dapat mengasihi orang-orang yang berada disekitar kita. Jadi kita mengdemonstrasikan kedalaman kasih kita kepada Allah melalui kedalaman kasih kita kepada orang lain. Kekristenan bukanlah agama untuk suatu golongan saja, ataupun hidup dalam zona nyaman, maupun kehidupan yang mengisolasikan diri. Sebaliknya,
kekristenan memiliki hubungan dengan Allah yang mengasihi manusia serta merindukan agar kita dapat menyalurkan kasih tersebut kepada orang lain.
Bapa kita yang disurga menyadari bahwa kita tidak mempunyai kesanggupan untuk mengasihi orang lain secara terus menerus dan dengan kekuatan kita sendiri serta tidak mementingkan diri kita. Tuhan mengetahui bahwa tanpa Bapa Surgawi, kita itu adalah orang yang mementingkan diri, orang yang sombong, dan orang yang penakut serta tidak konsisten. Hanya Allah kita sajalah yang mempunyai kesanggupan untuk mengtransformasikan kehidupan kita akibat kasih-Nya kepada kita bila kita mau membukakan hati kita dan mengijinkanNya untuk mengubah hati kita agar dapat melakukan perkara yang lebih baik.
Bila kita mengijinkan Tuhan untuk memuaskan kita dengan menyembuhkan luka hati kita, maka kita akan menerima kasih-Nya yang murni itu, dengan demikian kita dapat menumbuhkan kasih kepada orang lain dengan tidak mementingkan diri kita. Dengan perkataan lain, kita akan dapat mengasihi orang lain dengan hati yang tulus.
Segala kepentingan diri, maupun kesombongan akan dibuang oleh sebab kasih karunia Allah yang bekerja di dalam hati kita.
Sebab itu sebagai anak muda kita perlu lebih banyak berdoa dań merenungkan Firman Allah, yang akan memberikan pengaruh kepada kehidupan kita. Dengan demikian kita akan mengetahui prioritas yang penting dalam kehidupan kita ini, yaitu untuk mengasihi Allah dan sesama manusia.
Kiranya ini menjadi pengalaman kita masing-masing dan kita bisa belajar untuk mengasihi orang lain sebagaimana Tuhan yang lebih dulu mengasihi kita dengan tulus dan iklas. Amen
Tuhan memberkati.
AH – MLE