MENGEMBANGKAN RASA SYUKUR

Renungan Harian Youth, Senin 07 Maret 2022
I Tesalonika 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Syalom rekan-rekan elohim youth, salam sehat dan semangat selalu bagi kita semua. Tuhan kiranya menyertai dan memberkati kita dan membuat segala sesuatu yang kita kerjakan berhasil.
Dunia ini mencintai rasa terima kasih. Semakin Anda merasa bersyukur, semakin banyak hal baik yang Anda dapatkan. Tidak hanya barang material. Tetapi semuanya, yaitu orang, tempat, dan pengalaman baik yang membuat hidup sangat layak untuk dijalani. Tapi apakah benar begitu? Bagaimana jika hidup kita ditimpa dengan kesialan atau sesuatu yang terjadi diluar dari kehndak kita. Apakah dengan bersyukur semua akan menjadi lebih baik? Lalu, bagaimana caranya agar bisa tetap bersyukur saat hidup sedang suram sekalipun?
Rasa syukur memberi kita kekuatan untuk memilih dengan bijaksana: bagaimana kita merasa, apa yang kita katakan, apa yang kita percaya, apa yang kita lakukan.
Rasa syukur mengubah cara pandang kita pada hidup dan pada diri kita sendiri. Pada saat kita merasa bersyukur, situasi mulai tercerahkan dan kemudian kita bisa melihat kesempatan untuk menciptakan perubahan. Ini akan membuat kita menemukan cara positif mempengaruhi lingkungan dan dunia kita. Mengubah konflik menjadi harmonis, dan melepas stres menjadi kedamaian. Ketika rasa syukur menjadi gaya hidup, kesuksesan, kebahagiaan, dan kesehatan menjadi hal yang wajar. Bagaimana kita ingin menjalankan hidup kita adalah sepenuhnya pilihan kita. Dengan memilih mempertahankan sebuah rasa syukur, kita menjamin sebuah kehidupan yang bahagia, sehat dan sukses.
Apakah Rasa Syukur Bisa Dikembangkan?
Merasakan dan mengekspresikan rasa syukur akan hal baik yang kita miliki dalam hidup tidak berarti kita menerima aspek yang buruk dalam hidup. Dan kita harus secara sadar membuat usaha untuk tidak menghindar dari masalah kita. Penting untuk secara terus menerus menemukan hal untuk dipuji. Mengeluh hanya memfokuskan perhatian pikiran kita pada apa yang hilang, dan apa yang secara mental kita fokuskan terus menerus terbentuk ke dalam dunia luar kita. Satu cara kita bisa mengembangkan rasa syukur adalah dengan memberi perhatian penuh pada keindahan di sekitar kita.
Walaupun kehidupan dan penderitaan saling berdatangan, rasa syukur seperti keyakinan, membantu kita memahami bahwa penderitaan bukanlah keseluruhan gambar.
Kata ‘Bersyukur’ di dalam Alkitab dituliskan sebanyak 59 kali sedangkan kata ‘syukur’ dituliskan sebanyak 126 kali dalam Alkitab. Kata syukur atau bersyukur menjadi menarik untuk kita perbincangkan bersama di tengah situasi pandemic Covid-19 saat ini. Mengapa? Karena bersyukur merupakan identitas atau karakter kita sebagai anak Tuhan.
Melalui pengajarannya kepada Jemaat Tesalonika, Rasul Paulus mengatakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:18). Tentu tidak mudah bagi kita untuk tetap bersyukur dan menjalani apa yang dinyatakan Rasul Paulus tersebut saat ini. Apalagi pandemic ini mengubah gaya hidup kita semua. Tetapi, mau tidak mau, suka atau tidak suka, sebagai anak Tuhan kita harus menjalani hidup ini dengan tetap bersyukur apa pun keadaan kita.
Sebagai contoh sederhana, mungkin sebelum kita tidur dan berdoa malam, kita bisa mengingat kembali apa saja hal yang telah kita lakukan dari pagi sampai malam. Adakah yang kurang dari tubuh kita? Adakah mata kita tidak bisa melihat? Adakah kaki kita tidak bisa berjalan? Atau mulut kita dan pendengaran kita terganggu? Jika semua yang kita lihat dari tubuh kita baik adanya, patutlah kita bersyukur. Bersyukur juga harus menjadi gaya hidup kita sebagai anak Tuhan. Karena yang terjadi kita sering lupa bersyukur ketika keadaan kita baik. Contohnya ketika kita sehat, kita melupakan kesehatan kita dan memaksa tubuh kita tetap beraktivitas walaupun sudah waktunya beristirahat. Tetapi ketika kita sakit, kita mengeluh kepada Tuhan dan ingin sehat. Adakah kita menyadari betapa Tuhan Yesus sangat baik dalam hidup kita dan selalu mengingatkan kita melalui keluarga kita atau orang-orang yang hadir dalam hidup kita hanya untuk mengingatkan kita untuk bersyukur atas tubuh yang sehat? Ataukah kita lebih sering mengabaikan kasih Tuhan Yesus lewat sapaan keluarga dan orang-orang di sekitar kita?
Mengapa kita harus bersyukur dalam segala hal?
Ucapan syukur atau bersyukur yang tulus dari hati dan hidup kita, akan menjadikan jiwa kita segar dan tubuh kita sehat bahkan kita siap untuk menjalani hidup dengan berkat Tuhan Yesus yang baru setiap hari. Mulailah dengan memiliki cara pandang yang sesuai dengan apa yang dikatakan Rasul Paulus di atas. Jangan mengeluh untuk situasi yang kita hadapi saat ini, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa semua ini akan dapat kita lewati dengan tetap bersyukur.
”Semakin banyak kita bersyukur kepada Tuhan Yesus atas apa yang kita miliki sampai saat ini, maka semakin banyak hal yang akan kita miliki untuk kita syukuri.”
Sikap dari rasa syukur memiliki kekuatan mengubah tantangan menjadi kemungkinan, masalah menjadi solusi, dan kerugian menjadi keuntungan, la memperluas visi kita dan mengijinkan kita melihat apa yang secara normal tidak bisa dilihat oleh orang kebanyakan. Bahkan dalam masa suram kita, kita bisa membina rasa syukur dengan cara memilih untuk merespon dalam cara yang membantu kita belajar dan bertumbuh.
Komitmen kita:
Melihat masalah sebagai kesempatan untuk bertumbuh, dan terus bersyukur atas pelajaran kehidupan lewat pengalaman masa sulit yang aku hadapi. Aku yakin bahwa selalu ada hadiah dalam setiap pengalaman.
Amin. Tuhan Yesus Memberkati
ER 05032022-LP