“Menilai dengan pandangan Kristus”
Renungan harian Youth, Rabu 14 Juli 2021
Syalom rekan-rekan Youth semuanya, kita bersyukur hari ini kita masih diberikan kesempatan yang baru oleh Tuhan untuk menjalani hari yang diberkati oleh Tuhan.
Menilai adalah sifat dasar manusia, kita pasti akan memberikan nilai terhadap sesuatu. Apapun bentuknya kita pasti akan memberikan nilai terhadap sesuatu. Dan nilai yang kita sematkan terhadap hal tersebut tergantung persepsi dan pengertian kita terhadap sesuatu tersebut. Contoh sederhana jika kita membeli sebuah jam tangan dengan harga yang standar atau sekitar 100 ribu rupiah, maka kita akan memakainya dan meletakkannya dengan biasa saja, taruh dimanapun bisa diletakkan. Berbeda dengan perhiasan atau jam tangan yang harganya jutaan rupiah, pasti kita akan memperlakukannya berbeda. Karena apakah perbedaan itu karena nilai yang tersemat pada barang tersebut.
Nah begitu juga dengan cara pandang kita kepada seseorang, seseorang yang kita hormati, hargai dan kasihi tentunya kita akan memberikan perlakuan yang berbeda dengan orang yang tidak kita kenal atau bukan orang dekat dengan kita.
Namun hal inilah yang diajarkan dan disaksikan oleh Rasul Paulus mengenai bagaimana kita menilai kehidupan orang lain didalam Kristus.
2 Korintus 5: 16-17 Oleh karena itu, sejak kami mengerti tentang semua itu, kami tidak lagi bisa menilai seseorang menurut penilaian manusia duniawi. Dulu memang kami menilai Kristus menurut penilaian manusia, tetapi sekarang tidak lagi demikian. Yang penting, waktu seseorang bersatu dengan Kristus, dia sudah menjadi ciptaan baru! Semua cara hidup yang lama sudah berlalu, dan hidup yang baru itu sungguh indah! (Terjemahan Firman Allah yang Hidup)
Paulus sedang memberikan pengajaran kepada jemaat di Korintus mengenai “Cara memandang” atau “memberikan nilai” tentang keberadaan saudara seiman didalam Kristus
Ayat diatas dibuka dengan konjungsi atau kata penguhubung “Oleh Karena itu” yang berarti terikat dengan ayat sebelumnya
“Dan Kristus mati untuk semua orang, supaya kita yang masih hidup tidak hidup lagi hanya untuk diri kita sendiri, tetapi hidup bagi Dia yang sudah mati dan hidup kembali bagi kita.”
Rasul Paulus menyatakan bahwa dirinya pernah menilai Kristus dan orang lain menurut standar manusia. Mereka memahami dan mengenal Kristus dan manusia menurut pengetahuan atau perspektif yang salah. Penilaian mereka didasarkan pada pandangan manusia bukan pandangan Allah. Rasul Paulus mengajarkan untuk memiliki cara pandang yang baru.
1. Menilai dengan Cara Pandang yang Baru
Cara pandang yang Rasul Paulus ajarkan adalah kehidupan yang tidak menilai dengan kepentingan diri sendiri, tetapi menilai sesama dengan cara pandang yang Kristus miliki. Tentunya hal ini akan banyak mengingatkan kita, bagaimana kita memandang orang lain. Adakah kita sudah menjadi manusia baru dengan cara pandang yang baru yaitu bagaimana Kristus memandang.
Sederhananya adalah bagaimana kita menilai orang lain terlebih saudara seiman kita, dengan bertanya bagaimanakah kasih Kristus kepada mereka? Ketika kita bertemu dengan saudara kita yang lemah yang gagal, apakah penilaian yang kita berikan kepada mereka. Mari kita minta anugerah Tuhan untuk dapat memandang sebagaimana Kristus memandang mereka.
2. Menjalani kehidupan Manusia baru
waktu seseorang bersatu dengan Kristus, dia sudah menjadi ciptaan baru! Semua cara hidup yang lama sudah berlalu, dan hidup yang baru itu sungguh indah! Ayat 17
Menjalani kehidupan manusia baru adalah dengan cara pandang yang baru. Baik bagaimana kita memandang diri kita dan juga menilai orang lain.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa Allah mengubah total kehidupan kita ketika kita menerima dan bersekutu dengan Kristus. Rasul Paulus menggunakan istilah manusia baru. Manusia baru berarti penilaian baru kepada Kristus dan sesama. Memandang Kristus dan sesama dengan kaca mata Allah tidak lagi dengan kaca mata manusia.
Dimulai dari bagaimana kita memandang diri kita sebagai orang yang diperbaharui oleh Allah dan juga cara pandang kepada suadara-saudara kita yang juga pribadi yang diperharui oleh Allah. Kita tidak lagi memandang manusia dengan sembarangan. Oleh sebab itu, menghargai dan mengasihi sesama seperti Allah menghargai dan mengasihi manusia haruslah menjadi ciri yang melekat di dalam diri kita.
Mari kita bersama menjalani kehidupan dengan nilai dan cara pandang yang baru yaitu bagaimana Kristus memandang kehidupan kita dan juga orang-orang yang ada disekitar kita, dan terang kasih dalam kehidupan kita bisa semakin nyata sehingga kehidupan kita dapat mengalirkan kasih Kristus.
Komitmenku hari ini
Aku mau menjalani kehidupan dengan cara pandang yang baru, bukan dengan cara pandang manusia lama tetapi seperti Kristus memandang demikianlah cara pandang yang harus aku miliki
Tuhan Yesus memberkati
YNP – YDK