“Menuai Yang Kita Tabur”
Renungan Harian, Rabu 20 Januari 2021
Galatia 6:7-9, Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Dalam hal bercocok tanam atau memelihara kebun, apa yang kita tuai bergantung dari apa yang kita taburkan. Bila kita menanam tanamam stroberi, maka sudah pasti kita juga akan menuai hasil buah stroberi saat tanaman itu sudah bertumbuh dan berbuah. Tidak mungkin kita menanam semangka, tapi yang kita tuai adalah buah mangga.
Bapak/ibu yang dikasihi Tuhan, begitu juga dengan kehidupan ini.
“ Apa yang kita tabur dalam hidup ini, mempunyai akibat langsung dengan apa yang kita terima dikehidupan kita dimasa yang akan datang”. Dengan kata lain, segala perbuatan dan tingkah laku kita memiliki akibatnya, dan suatu saat kita harus mempertanggungjawabkannya.
Perbuatan perbuatan yang baik akan menghasilkan akibat yang baik, dan perbuatan perbuatan yang buruk akan menghasilkan akibat yang buruk. Tidak ada orang yang dapat menghindari kenyataan ini.
Contohnya Seperti Rasul Paulus, yang boleh dikata ia menuai apa yang ia taburkan. Ketika ia masih menjadi orang Farisi, ia memburu orang orang Kristen, menganiaya mereka, bahkan membunuh mereka satu persatu. Tetapi, setelah Paulus bertobat dan ia menjadi Kristen, kini ia yang menjadi diburu, dianiaya, dan akhirnya dibunuh, semata mata karena Paulus itu Kristen. Bedanya adalah Paulus menabur benih yang benar dan ia mempunyai mahkota kemuliaan yang menantinya disorga.
Sungguh kita menuai apa yang kita tabur. Kadang kadang akibatnya dengan segera kelihatan setelah perbuatan kita, seperti kalau kita mendapat nilai yang baik karena telah belajar dengan tekun atau terjatuh dan melukai kaki kita, karena kita tidak hati-hati dijalan.
Diwaktu yang lain, mungkin kita tidak menerima akibat dari perbuatan kita secara langsung, contohnya seperti sulitnya mendapat pekerjaan yang berpenghasilan tinggi, karena mungkin kita dulu tidak sungguh-sungguh belajar saat masih sekolah atau kuliah. Atau kita hidup dengan sehat dan bugar, karena kita makan makanan sehat dan rajin berolahraga.
Tetap kerjakan kebaikan dan hal-hal positif yang lain karena kita tidak boleh terkecoh dengan hal yang sementara dan tidak kelihatan, dengan mengira bahwa tindakan tindakan kita tidak menghasilkan apa apa. Jangan kita berpikir dapat melakukan sesuatu dan tidak perlu mempertanggung jawabkannya, seakan akan kita tidak harus bertanggungung jawab atas perbuatan kita.
Dalam Menabur kebaikan, Firman Tuhan mengingatkan kerjakanlah dengan hati yang tulus, namun dalam keadilan Allah ingatlah juga bahwa ada hukum tabur dan tuai yang tetap berlaku.
Ingat ! Tuhan tidak membiarkan diriNya dipermainkan, Dia melihat segalanya.
Mari bapak/ibu, ditahun yang baru kita menabur yang baik dalam hidup kita, sehingga hidup kita menjadi berkat dan mendatangkan sukacita buat orang orang disekitar kita.
Galatia 6:10, Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Tuhan Yesus memberkati
YG