Menyuarakan Kebenaran
Renungan Harian Youth, Selasa 10 November 2020
Syalom rekan-rekan Youth, hari ini 10 November kita memperingati Hari Pahlawan, dalam rangka mengenang jasa para pahlawan selalu diingatkan mengenai apakah kontribusi kita bagi bangsa ini.
Sebelumnya kita tahu bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada hari senin (5/10/2020), telah mengetok palu tanda disahkannya Omnibus Law RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang, dan Senin,02 November 2020 sudah disahkan oleh Bpk Presiden Joko Widodo. Undang-undang ini menjadi polemik dan dipermasalahkan banyak pihak. Hal itu disebabkan Omnibus Law UU Cipta Kerja, dinilai akan membawa dampak buruk bagi tenaga kerja atau buruh. Menanggapi disahkannya UU tersebut, Demonstrasi menolak omnibus law Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Jumlah massa aksi di sejumlah daerah angkanya bisa mencapai ribuan orang, terutama aksi di kota-kota besar yang memiliki banyak kampus dan sekolah. Sebab selain berasal dari kalangan buruh, aksi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja juga banyak berasal dari mahasiswa, hingga pelajar. Banyak aksi demonstrasi dilakukan secara damai, namun tidak sedikit yang berujung kepada kepada aksi brutal, perusakan, pembakaran, vandalism dan bahkan kekerasan. Apalagi kebanyakan karena korban hoax atau kabar bohong mengenai omnibus law ini. Dan juga disituasi pandemi ini tentunya hal ini sangat beresiko.
Pertanyaannya, bolehkah kita sebagai anak Tuhan menyuarakan kebenaran dengan ikutan demo seperti itu ???
Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita lihat apa kata Alkitab,
“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.” (Roma 13:1-2)
Tentu saja kita tidak boleh melakukan pemberontakan atau bahkan penggulingan kekuasaan, namun kita sebagai anak Tuhan tetap harus menyuarakan kebenaran. Kita tidak boleh berdiam jika terjadi ketidakadilan. Kita dipanggil untuk mendatangkan Kerajaan Allah di bumi ini namun tidak untuk melawan pemerintah yang ada.
Belajar dari Martin Luther King Jr.
Martin Luther King Junior adalah pendeta Gereja Baptis Amerika yang melawan rasisme (diskriminasi kulit hitam) di negara-negara bagian Amerika Serikat pada tahun 1950-an dan 1960-an. Pada masanya, kulit hitam menjadi warga kelas dua di bawah warga kulit putih. Di dalam bus, seorang kulit hitam harus memberikan tempat duduk bagi warga kulit putih. Dalam kebijakan-kebijakan umum, warga kulit putih diutamakan. Para pemimpin haruslah warga kulit putih.
Dengan berlandaskan kasih dan prinsip non-violence (anti-kekerasan)—terinspirasi metode dan ahimsa-nya Gandhi—dia memimpin demonstrasi/kampanye seperempat juta orang tahun 1963 menuju ibu kota Washington (termasuk orang kulit putih yang simpati). Gerak jalan itu berkampanye mendukung Rancangan Hak-hak Sipil, yang bertujuan melonggarkan keadaan orang kulit hitam. Rancangan itu menjadi hukum. Diskriminasi rasisme bisa dihapuskan dan memberi inspirasi di berbagai negara lain terutama di Amerika Latin. Ia diberi hadiah Nobel Perdamaian tahun 1964. Hasilnya pada masa kini, Barack Obama bisa menjadi presiden kulit hitam pertama di negara adidaya ini.
Ingat Sobat Youth, kita harus bisa berkontribusi positif dalam segala bidang bagi bangsa dan masyarakat. Anak Tuhan dituntut untuk berbuat yang positif, baik, atau konstruktif bagi bangsa ini dan berkarya. Jangan berbuat yang negatif,
Demo sih ga ada larangannya tetapi harus dengan tepat,
Lakukanlah karena sobat terpanggil untuk menyuarakan kebenaran, keadilan dan bagi kebaikan masyarakat, bukan hanya untuk diri sendiri. Dilakukan dengan damai dan aman tidak boleh anarkis dan harus menyuarakan apa yang benar.
Ada hal-hal lain loh yang bisa kita lakukan untuk kebaikan bangsa Indonesia ini dan juga menyuarakan atau bahkan mengubah kondisi-kondisi yang menjadi keprihatinan kamu. Bagaimana caranya????
a. Berdoa
Inilah nasihat Rasul Paulus kepada Timotius, “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.” (1 Timotius 2:1-2)
Jadi, jangan hanya berdoa untuk kebutuhan kita sendiri saja, namun juga berdoa bagi kotamu, wilayahmu, dan juga bangsamu. Kita memiliki tanggung jawab ini, yaitu untuk menjadi pensyafaat bagi orang-orang yang belum diselamatkan dan juga untuk kesejahteraan wilayah kita.
b. Melakukan tindakan nyata
Berdemo dan berdoa saja tidak cukup, kita harus melakukan tindakan nyata. Ada banyak hal yang kita bisa lakukan untuk kebaikan bangsa ini. Banyak tindakan sosial, dan aksi untuk kepentingan Bersama. Bisa juga lewat organisasi kemasyarakatan yang ada.
Demonstrasi adalah salah satu pernyataan sikap yang secara etika Kristen bisa diterima. Namun, itu adalah salah satu jalan di antara sekian banyak pernyataan sikap yang lain. Jadilah berkat dimanapun kalian berada … Selamat hari Pahlawan..
Komitmenku hari ini :
Sebagai warga negara Indonesia, aku harus sadar bahwa identitasku sebagai warga Kerajaan Sorga wajib untuk mengikuti hukum Kerajaan Sorga dan menjadi Duta Kristus menjadi terang dan garam di dunia ini,
AY – MLE