MERESPON DENGAN LEMAH LEBUT

March 13, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Rabu 13 Maret 2024

Bilangan 12:3, Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi

Kita semua diciptakan dengan memiliki kelengkapan yang sesuai dengan Allah inginkan, dan salah satu anugerah yang Tuhan berikan bagi kita adalah sesuatu yang kita biasa sebut “respons.” Respons berarti tanggapan, reaksi atau jawaban. Hal ini sangat penting dalam kita menjalani kehidupan ini terlebih khusus dalam hal interaksi dan relasi kita dengan orang-orang sekitar kita; dan juga menyangkut peristiwa genting dan penting yang terjadi; bahkan terhadap sesuatu yang kita tidak menyangka itu akan terjadi; karena ini juga berpengaruh pada tindakan kita selanjutnya.

Rekan-rekan youth,dalam kitab bilangan, jika kita nanti kita membaca seluruh pasal di dalam kitab ini, maka kita menemukan setidaknya ada 3 pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa Israel.  Sebagai seorang yang dipercayakan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel menuju ke tanah perjanjian, Musa harus menghadapi  pemberontakan dari orang-orang yang justru sangat dekat dengan dia.

  • PEMBERONTAKAN I: BILANGAN 12, dilakukan oleh Miryam dan Harun – karena iri hati dan bersungut-sungut.  Mereka merasa bahwa bukan Cuma Musa yang bisa dipilih Tuhan; dan mereka juga layak diperlakukan Tuhan sama seperti Musa
  • PEMBERONTAKAN II: BILANGAN 14, dilakukan oleh bangsa Israel – tidak percaya janji dan rencana Tuhan.  Mereka lebih percaya kepada 10 pengintai yang mengabarkan kengerian tentang Tanah Kanaan yang telah dijanjikan.  Mereka yang memberontak hidup dalam kesusahan mereka sendiri karena ketidakpercayaan kepada Allah.
  • PEMBERONTAKAN III: BILANGAN 16, dilakukan oleh Korah, Datan, dan Abiram – karena iri hati, Musa menjadi sasaran pemberontakan karena dipilih oleh Tuhan. Mereka secara tidak adil menuduh Musa dan Harun telah mengambil kehormatan bagi diri sendiri, padahal sudah jelas, tanpa bisa dibantah, bahwa Musa dan Harun dipanggil untuk pelayanan itu oleh Allah.  Mereka sombong, ambisius, pengacau dan menolak ketetapan Allah.

Penyebab pemberontakan Harun dan Miryam adalah: Iri Hati.  Sepertinya pemberontakan ini adalah yang terberat; karena yang memberontak adalah saudara-saudara kandung dari Musa sendiri, dan dicatat dalam kisah ini bahwa mereka (Miryam dan Harun) “mengatai” Musa tentang perempuan Kush yang diambilnya. Kata mengatai dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “spoke against” yang berarti kata-kata yang melawan , mencela, membicarakan secara negatif. Mereka mencoba untuk melawan kepemimpinan Musa dengan mengatainya.

Musa membutuhkan respon yang tepat dalam menghadapi ujian internal yang dia hadapi saat itu. “ Dan Alkitab mencatat bahwa Musa adalah orang yang paling lemah lembut di atas muka bumi ini.”

Respons yang tepat dari suatu konflik: Lemah Lembut

Lemah lembut dapat berarti mudah dibentuk, lentur, tidak kaku. Juga, menundukkan diri pada kehendak Allah.  Musa disebut sebagai orang yang sangat lembut hatinya. Bukan berarti ia tidak pernah marah. Ia sering marah dan dosa terbesarnya juga karena marah. Namun, ia belajar untuk menahan diri dan bersikap lemah lembut pada saat yang tepat. Ketika ditentang oleh Miryam dan Harun, ia tidak membela dirinya. Tuhanlah yang membela Musa dengan memaparkan keistimewaannya di hadapan Miryam dan Harun.

Bagaimana sikap Musa menghadapi hal ini? Ayat 3, menyatakan bahwa Musa bersikap lembut,  tidak membela diri, atau marah terhadap kedua saudaranya itu. ALLAH SENDIRI YANG MERESPON KELEMBUTAN HATI MUSA terhadap perbuatan Miryam dan Harun? Allah murka, dan menghukum Miryam dan Harun (ayat 9). Mereka terkena kusta yang membuat mereka harus dikarantina selama 7 hari (ayat 14-15).

Miryam mendapatkan hukuman berupa penyakit kusta. Kusta adalah lambang tulah atau hukuman Tuhan. Orang kusta harus dikucilkan. Melihat itu, Harun memohon agar mereka dilepaskan dari hukuman. Tanpa menunda-nunda, Musa pun berseru kepada Tuhan, “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.” Hati Tuhan tertuju kepada Musa dan Tuhan mengindahkan permohonannya. Tuhan tetap menghukum Miryam, tetapi hanya sepanjang 7 hari. Inilah bukti kelemahlembutan Musa. Di satu sisi, ia sama sekali tidak merasa bersukacita atas pembalasan yang dilakukan Tuhan terhadap saudaranya; di sisi lain, ia tetap tunduk kepada kehendak-Nya.

Manusia melihat dengan apa yang dilihatnya, tetapi Tuhan melihat hati.

Tuhan sudah memberikan bagian yang perlu dikerjakan sesuai dengan porsi dan kemampuan kita. Tetapi, Iri hati dapat muncul ketika kita melihat bagian dari orang lain yang menurut kita itu menarik. Dosa sudah mengintip ketika hati kita sudah mulai terintimidasi oleh karena iri hati yang ada. Jangan biarkan hati kita terintimidasi oleh keinginan dari daging kita ini. Berpalinglah kepada Tuhan dan tetaplah teguh dalam kebenaran-Nya dan hidup seturut kehendak-Nya.

Rekan-rekan youth, Bagaimana sikap hati kita ketika ada orang menyinggung perasaan kita? Bagaimana sikap hati kita ketika orang berbicara hal yang buruk tentang diri kita? Mari kita belajar memiliki kelemahlembutan dalam hati kita.

Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang yang lembut hatinya. Tuhan sendiri yang akan menjagai kehidupan kita, bahkan pada saat orang berbuat jahat kepada kita.

Jaminan Tuhan berlaku bagi orang-orang yang mau dipimpin oleh-Nya; Jika Allah di pihak kita, tidak ada yang dapat melawan…jika Allah di pihak kita, siapakah yang jadi lawan kita.  Allah ada di pihak orang-orang yang lembut hatinya. Dia merespon segala keputusan dan tindakan kita yang berdasarkan sikap hati yang penuh dengan kelemahlembutan.

Amin, Tuhan Yesus Memberkati

RM – NDK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *