“Milikilah Kepedulian”

March 22, 2021 0 Comments

Renungan Harian Youth, Senin 22 Maret 2021

Syalom rekan-rekan Elohim Youth … semoga semua rekan-rekan tetap semangat ya memasuki minggu ini.

Rekan-rekan Masa pandemi memberikan perubahan dalam pola sosialisasi kita dengan sesama. Bahkan dalam masa yang sulit ini, kadangkala kita cenderung untuk mementingkan diri kita sendiri. “Untuk saya saja masih kurang lah, gak cukup … Apalagi mau berbagi dan peduli buat orang lain”. Hari ini kita mau belajar merenungkan kebenaran Firman Tuhan Jika kita tidak segera belajar peduli terhadap orang lain maka kita akan cenderung mementingkan diri  sendiri yang tidak ada habisnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah peduli merupakan kata kerja yang berarti mengindahkan, memperhatikan atau menghiraukan. Peduli berarti suatu sikap yang dibangun oleh seseorang terhadap dirinya sendiri agar ia mampu mengindahkan, memperhatikan atau menghiraukan hal-hal yang berada di luar dirinya. Hal-hal tersebut bisa saja berupa benda-benda atau makhluk hidup yang ada di sekitarnya.

KODRAT manusia ialah mahluk sosial. Artinya, manusia butuh berinteraksi, bersosialisasi, atau berhubungan timbal balik dengan manusia-manusia lain. Perlu dicatat, ketika berinteraksi dengan manusia lain berarti kita harus mengimbangi perasaan dan kenyamanan manusia lain pula.

Namun dimasa pandemi covid-19 sekarang ini, keseharian rekan-rekan pasti ikut berubah entah sebagai pelajar, mahasiswa bahkan para pekerja. Mereka tidak lagi sesering biasanya berinteraksi bersama dengan teman sebayanya. Namun, hal tersebut seharusnya tidak lantas membuat kita menjadi berhenti peduli antar sesama. Terlebih kita sebagai anak-anak Tuhan, sikap peduli terhadap sesama terangkum dalam hukum kasih yaitu:

“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat. 22:39) .

Bahkan Rasul Paulus, dalam tulisannya kepada jemaat Filipi mengajarkan untuk mempraktekkan kasih Tuhan kepada sesama atau membangun karakter kepedulian kepada sesama. Karakter peduli terhadap sesama merupakan suatu sikap atau tabiat yang terdapat dalam diri seseorang yang mau untuk mementingkan kepentingan orang lain di atas kepentingan dirinya sendiri. Memperhatikan orang lain bukan untuk mencari kepuasan diri sendiri ataupun melepaskan orang lain dari tanggung jawabnya, melainkan bentuk kepedulian yang diwujudkan, untuk meringankan beban orang lain.

Kita akan belajar bersama bagaimana Strategi Membangun Karakter Peduli Terhadap Sesama

Pertama, mengutamakan kesatuan roh

(Filipi 2:1-2). Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,

Tinggal dalam sebuah komunitas atau kelompok, dimana orang-orangnya berasal dari berbagai latar belakang suku, bahasa dan adat istiadat yang berbeda, membutuhkan adaptasi atau penyesuaian diri. Untuk mewujudkannya, Paulus menekankan agar setiap orang mau hidup dalam kesatuan roh atau kesatuan rohani. Kesatuan rohani memungkinkan orang-orang memiliki keharmonisan dalam hubungan, kesehatian dan menerima kekurangan dan kelebihan orang-orang yang ada dalam komunitasnya.

Kedua, mengutamakan kepekaan hati.

Filipi 2:3-4 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Tidak semua orang dapat memiliki kepekaan hati, tetapi orang yang memiliki kepekaan hati berarti memiliki kerendahan hati. Dalam ayat ini, dengan jelas Paulus menegaskan bahwa hanya orang yang yang memiliki kepekaan hati mampu mementingkan orang lain di atas kepentingannya sendiri.

Ketiga, menjadikan kristus sebagai teladan dalam hidup bersama

Filipi 2:5-8, Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Dari ayat-ayat diatas menjelaskan bagaimana Yesus bersedia melepaskan hak-hak-Nya demi menaati Allah dan melayani manusia. Sehubungan dengan kepedulian terhadap sesama, Yesus memberi teladan karakter dalam beberapa hal: teladan kerendahan hati ; teladan kemurahan hati; teladan tidak mencaci maki dan teladan kesabaran.

Ayo rekan-rekan, belajar peduli adalah wujud Iman dan percaya kita kepada Tuhan. Karena kasih kepada Allah selalu menuntun untuk mengasihi sesama.

Jangan biarkan situasi yang penuh dengan keterbatasan ini membuat kita kehilangan kepedulian kepada sesama, namun sebaliknya pergunakanlah waktu waktu ini sebagai kesempatan untuk memperdulikan orang lain disekitar kita. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan jika rekan-rekan mau membuka mata kepada kebutuhan orang-orang yang ada disekitar kita.

Berbagi tidak menunggu kita berkelimpahan, namun dibutuhkan hati yang besar yang mau untuk peduli. Walaupun kecil dan tidak banyak, kepedulian akan menuntun kita mau berbagi dengan orang lain. Kiranya Roh Kudus akan menolong kita untuk menjadi pelaku kasih kepada sesama

Komitmenku hari ini

Aku mau belajar untuk peduli kepada orang-orang disekitaku, ditengah situasi yang sulit ini merupakan kesempatan untuk mau belajar berbagi bahkan mulai dari hal yang kecil dan sederhana yang aku miliki.

ER2603 – KPH

One thought on ““Milikilah Kepedulian””

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *