Mujizat Hanya Pengantara

December 3, 2021 0 Comments

Renungan Harian, Jumat 03 Desember 2021

Lukas 5:5-6, “Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.”

Shalom… Selamat pagi bapak, ibu dan saudara-saudara yang terkasih.

Pernahkan bapak, ibu dan saudara mendengar kata “De Ja Vu”  ????  Bagi kalangan anak-anak muda mungkin, pernah mendengar bahkan beberapa kali memakai kata tersebut, tapi buat beberapa orang yang berusia setengah baya dan yang berusia lanjut mungkin jarang atau bahkan tidak pernah mendengar kata tersebut.  De Ja Vu adalah kata yang berasal dari bahasa perancis, yang secara harfiah artinya adalah “pernah dilihat”.  De Ja Vu merupakan fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu.

Murid-murid Yesus kebanyakan berprofesi nelayan dari danau Galilea, pertemuan pertama mereka dengan Tuhan Yesus di mulai saat mereka mengalami kegagalan dimana mereka telah semalaman menjala ikan namun mereka tidak menangkap ikan seekorpun, bahkan ada salah satu terjemahan alkitab yang menulis “seekor ikan kecilpun tidak mereka dapatkan”.

Peristiwa ini adalah titik awal mereka tertarik mengikuti Tuhan Yesus. Setelah Yesus menolong mereka secara “mujizat“ menjala ikan dalam jumlah banyak, di siang bolong, tanpa ragu mereka kemudian meninggalkan profesinya dan menjadi murid-murid Yesus. (Lukas 5:9-10)

Bapak, ibu dan saudara-saudara yang terkasih, Tujuan Yesus mencari murid-murid adalah untuk menjadikan mereka“Penjala Manusia”, sebuah ungkapan metafora yang tidak dimengerti oleh para murid saat itu. Mereka rela dan bersemangat mengikuti Sang Guru karena mereka telah melihat Sang Guru dapat menjamin kehidupan sandang pangan mereka, mereka rela menggantikan profesi mereka sebagai nelayan yang sering gagal mendapatkan tangkapan ikan dan bersedia menjadi murid Sang Guru.

Singkat cerita para murid diajarkan “Menjala Manusia”. Ketika para murid mulai menyadari Sang Guru adalah Mesias yang dijanjikan, pada saat itu pula Sang Guru mulai berterus terang bahwa Ia harus “menjadi domba paskah yang dikorbankan“ yaitu dengan cara mati disalibkan. Para murid tak dapat percaya, mereka mengalami “fase penyangkalan” yaitu tidak cocoknya harapan dan kenyataan.  Sejak itu semua pesan Sang Guru tak lagi dapat lagi diserap. Bahkan pasca Gurunya diSalibkan, walaupun Gurunya telah bangkit dan telah menampakkan diri dalam tubuh kebangkitan kepada mereka, mereka tetap kehilangan harapan.  Mereka kembali ke profesi lama menjadi nelayan di danau Galilea, menyimpang dari pada tujuan semula menjadi “penjala manusia“.

Kemudian peristiwa “de ja vu“ terjadi, Yohanes mencatat sebuah peristiwa pertemuan kembali di tepi danau Galilea yang menjadi titik balik kembalinya para murid kepada panggilan dan tujuan Tuhan.  Yesus kembali datang secara mujizat dan menolong mereka mendapatkan banyak ikan saat menjala. (Yohanes 21: 4-6)

Bapak, ibu dan saudara-saudara yang terkasih, setelah Yesus mengajak para murid makan ikan hasil tangkapan mereka.  Setelah mereka sarapan, Yesus mengarahkan mereka pada tujuan panggilan semula yaitu menjadi “Penjala Manusia”.  Melalui percakapan personal dengan Petrus, Tuhan Yesus memberikan tanggung jawab baru kepada murid-murid yaitu menggembalakan.  Sebagaimana teladan yang sudah Tuhan Yesus tunjukan kepada mereka selama 3,5 tahun, demikian juga dengan para murid.  Tugas menggembalakan tidak akan pernah bisa dipisahkan dari menangkap jiwa bagi Yesus.  Tuhan Yesus memakai beberapa peristiwa yang berulang untuk membawa para murid kembali kepada tujuan utama Tuhan atas hidup mereka.      

Bapak, ibu dan saudara-saudara yang terkasih.  Tujuan utama Tuhan Yesus datang ke dunia adalah supaya setiap orang diselamatkan, dikembalikan kepada persekutuan dengan Bapa. 

DIA bisa memakai peristiwa mujizat walau berulang tetapi semua itu hanyalah perantara untuk tujuan utama, yaitu penyelamatan umat manusia dari kuasa dosa, karena manusia telah kehilangan kasih Allah, bagai domba tak tergembalakan. 

Mujizat adalah perantara, tujuan utama adalah penyelamatan umat manusia.

Tuhan Yesus memberkati

DS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *