MULAILAH DARI HAL-HAL KECIL

May 23, 2022 0 Comments

Renungan Harian Youth, 23 Mei 2022

Daniel 6:11

Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

Banyak orang yang merasa tidak memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan semua tugas mereka, sehingga mereka merasa tidak mungkin meluangkan waktu untuk membangun kebiasaan baru.  Olahraga 30 menit? Membaca buku 1 jam? Ini akan memakan waktu dan membuat tugas-tugas penting tidak kunjung selesai. Begitu pikir mereka. Oleh karenanya, mereka terus menunda untuk membangun kebiasaan baru.  Apakah kalian  juga sering merasakannya?  Dalam buku “Tiny Habits: The Small Changes That Change Everything” karya BJ Fogg. Membahas bahwa Pendekatan tiny habit bisa digunakan untuk menyiasati kecenderungan tersebut. Karena tiny habit tidak akan memakan waktu. Hanya butuh waktu maksimal 30 detik, Dan, ini tidak akan mengganggu aktifitas kita yang lain. Penulis  buku ini mengatakan bahwa, “Satu kesuksesan membawa kesuksesan selanjutnya.”  Sehingga sebenarnya kita paham bahwa hal-hal kecil itu Bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun.  

Aksi kecil bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun.

Sehingga meskipun kita sedang sangat sibuk, kita tetap bisa melakukannya. Bukan itu saja. Dengan fleksibilitas seperti ini, kita juga bisa menjaga konsistensi kita dalam membangun kebiasaan kecil tersebut. Sehingga, kebiasaan ini bisa lebih cepat terbangun. Semakin konsisten kita melakukannya, semakin mendarah daging dalam diri kita, maka semakin cepat aksi kecil tersebut menjadi kebiasaan.

Menurut penulis buku ini, pada prinsipnya, kebiasaan terbangun dari 3 unsur. Yakni motivasi, kemampuan alias tingkat kemudahan, dan pemicu.

Pada dasarnya kita tidak terlahir dengan kebiasaan, namun kitalah yang membentuk kebiasaan.

Rekan-rekan youth, Hampir 50% kehidupan ini digerakkan oleh kebiasaan, kita melakukannya secara otomatis. Seorang psikolog terkenal bernama  Timothy Pychy pernah berkata: “Menghentikan sebuah kebiasaan berarti membentuk kebiasaan baru, sebuah respons baru yang lebih kuat. Jadi, kebiasaan lama yang merespons masih ada, tetapi menjadi lebih tidak dominan”. Artinya cara terbaik untuk meninggalkan kebiasaan yang lama adalah dengan membangun kebiasaan baru.

Kisah tentang Kebiasaan yang Baik (Daniel)

Dalam ayat bacaan kita kali ini, kita belajar bahwa sesuatu yang baik harus dibiasakan, dan akan lebih bermanfaat bahwa semua yang baik berlandaskan dari kebenaran Firman Tuhan.  Dan kita tahu bahwa situasi yang tidak mudah dihadapi oleh Daniel yang harus menetap di tengah-tengah orang yang tidak mengenal Allah. dan kita mendapati bahwa  Daniel yang memiliki disiplin rohani yang ia lakukan setiap hari.  Alkitab mencatat, Daniel biasa berlutut, berdoa serta memuji Allah. Dalam terjemahan yang lain berbunyi: “Daniel tetap berdoa dan mengucap syukur kepada Allahnya tiga kali sehari, sebagaimana kebiasaannya. (Daniel 6:11 FAYH).

Daniel tentu saja tidak instan bisa melakukannya, butuh proses saat membangun kebiasaan ini. Sangat mungkin saat pertama kali melakukannya, ia merasa lelah, bosan, tidak fokus atau menemui hambatan lainnya.  Jika kita hubungkan antara keebiasaan Daniel dengan prinsip membangun kebiasaan menurut buku Tiny Habbits, maka kita dapat menemukan motivasi, tingkat kemudahan dan pemicu mengapa Daniel bisa melakukan hal-hal yang biasa ia lakukan setiap hari.

  • Motivasi: Mendekati Allah, meminta/memohon perlindungan, kekuatan, penyertaan, berkat, dan lain sebagainya.
  • Kemudahan: Mudah, masuk kamar kemudian berlutut
  • Pemicu: Daniel diangkut di tanah pembuangan (Babel), Daniel ada di wilayah musuh yang tidak mengenal Allah yang benar. Daniel pasti juga tidak tau bagaimana nanti nasibnya di tanah pembuangan, untuk itu Daniel mulai berdoa kepada Allahnya.

“Sesuatu yang Besar Dimulai dari yang Kecil”

Keteguhan hati Daniel kepada Tuhan membuat ia setia melakukan hal yang benar yang biasa ia lakukan. Motivasi yang terbangun dalam kebiasaannya ini sebenarnya hanya untuk mendekat kepada Tuhan.  Daniel sangat mengenal pribadi Tuhan yang dia sembah, dan dia tahu bahwa Tuhan sanggup melakukan perkara-perkara besar buat Daniel.  Namun perhatikan, Daniel hanya melakukan hal-hal yang sederhana yang dia tujukan untuk Tuhannya.  Dia tidak banyak bicara, namun dengan hal-hal kecil yang ia biasakan mampu membentuk kehidupannya untuk semakin percaya kepada kedaulatan Tuhan

Kita pun dapat melakukan hal-hal yang sama dengan yang Daniel kerjakan.  Selagi masih muda, mari kita mulai membangun kebiasaan yang benar dengan memulai tindakan-tindakan kecil yang dapat membawa kita pada titik dimana perkenanan Tuhan semakin kita rasakan.  Ketika kita berhasil membangun suatu kebiasaan yang benar, itu akan selalu dimulai dengan tindakan-tindakan kecil, sehingga  keberhasilan tersebut akan membuat Anda Lebih optimis dan termotivasi untuk membangun kebiasaan Lain yang Lebih berat, dan pastikan kita selalu dalam perkenanan Tuhan selalu nyata dalam setiap tindakan kita.

Komitmen kita: 

Mari kita biasakan di dalam diri kita untuk memulai sesuatu dari hal-hal kecil dan kemudian terbiasa melakukannya dengan motivasi yang benar dan membawa dampak yang baik buat kita dan juga orang di sekitar kita.

Amin. Tuhan Yesus Memberkati

ER 21052022-LP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *