“NATALITY VS MORTALITY”
Renungan Harian Youth, Jumat 25 Desember 2020
Galatia 2:20 Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Hari-hari ini ada sebuah situs yang sering kali diakses oleh masyarakat. Situs tersebut adalah covid19.go.id. Pengakses situs ini, biasanya secara kontinyu memeriksa statistik penambahan orang2 yang terkonfirmasi positif, kasus aktif, kesembuhan, dan angka kematian akibat Virus Covid 19. Jika kalian salah satu di antara masyarakat yang memiliki kebiasaan baru tersebut, bolehkah menjawab dengan jujur? Dari keempat hal di atas, manakah yang paling menarik perhatian kalian? Jumlah yang terkonfirmasi postif, kasus aktif, jumlah yang sembuh, atau jumlah yang meninggal?
Sebelum Covid merebak di seluruh penjuru dunia, perhatian kita cenderung tertarik pada penambahan jumlah penduduk dan bagaimana cara menghadapinya. Isu tentang bagaimana menekan laju pertambahan penduduk dunia dengan program penurunan angka kelahiran. Namun, Covid 19 membuat perhatian kita tertuju pada berapa jumlah orang yang menderita karena Covid 19 dan jika memungkinkan, kita bisa mengetahui siapa dan bagaimana mereka bisa meninggal karena Covid 19.
Di saat yang sama, selama masa pandemi ini banyak sekali kabar gembira tentang keluarga-keluarga yang menyambut kelahiran bayi di tengah-tengah mereka. Kabar tentang kelahiran bayi-bayi tersebut membawa pengharapan, sukacita, dan penghiburan di tengah masa yang kelam.
Penafsir-penafsir Alkitab banyak menuliskan tentang adanya “years of silence”, sebuah masa yang merujuk pada masa di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kitab terakhir di Perjanjian Lama ditutup dengan berita tentang kelahiran seorang nabi besar yang nantinya dikenal sebagai Yohanes Pembaptis.
Maleakhi 4:5-6 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknyadan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Bagi bangsa Israel yang hidup hari demi hari dengan pimpinan Tuhan melalui Nabi-nabi yang menerima Frman Allah bagi mereka, 400 tahun tanpa pewahyuan apapun pastialah sangat berat. Namun janji tentang lahirnya seorang Nabi yang besar ini pastilah menjadi kekuatan bagi mereka. Kita tahu, bhawa nubuatan itu tergenapi dengan kelahiran Yohanes yang memberitakan hadirnya Tuhan Yesus bagi dunia.
Beratus-ratus tahun sebelumnya, sebuah nubuatan disampaikan melalui Nabi Yesaya.
Yesaya 9:5, Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan Namanya disebutkan orang; Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Nubuatan yang diterima di tengah kehancuran bangsa Yehuda. Sebuah nubuatan yang mengandung janji, membawa pengharapan baru, bahwa tidak selama-lamanya penderitaan dan kegelapan itu akan melingkupi mereka. Sama seperti dalam kehidupan nyata, berita tentang akan lahirnya seorang bayi yang akan membawa pengaruh besar bagi masyarakat di sekitarnya sangatlah dinanti-nantikan. Seperti misalnya lahirnya keturunan pangeran Kerajaan Inggris atau kelahiran anak seorang Kaisar di Jepang. Kelahiran Tuhan Yesus sangatlah dinanti-nantikan.
Namun pada faktanya, kelahiran Tuhan Yesus langsung berhadapan dengan ancaman kematian. Saat Maria mengandung bayi Tuhan Yesus, Maria menghadapi bahaya karena dia mengandung saat dia belum bersuami. Saat melahirkan pun, Maria menghadapi ancaman kematian karena tempat dan fasilitas yang tidak layak untuk proses persalinannya. Ancaman kematian berikutnya datang dari Raja Herodes yang menganggap bahwa hadirnya Tuhan Yesus akan membuat dia kehilangan kekuasaannya. Kelahiran Tuhan Yesus bahkan diwarnai dengan pembunuhan anak-anak di Bethlehem.
Kita yang mengaku diri sebagai seorang Kristen pastilah mengetahui betapa luar biasanya Pribadi Tuhan Yesus. Atribut yang menempel padaNya menjamin kehidupan bukan hanya di masa kini di dunia, namun juga di kehidupan yang kekal. Masing-masing kita harus mengalami Tuhan Yesus lahir dan tumbuh sehingga Dia menjadi bertambah-tambah di dalam kehidupan kita. Ketika Tuhan Yesus hadir “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yohanes 3:30) Bahkan seorang nabi besar seperti Yohanes Pembaptis menyadari betapa pentingnya, membiarkan Allah mengerjakan rancanganNya tanpa memliki keinginan untuk menumpang ketenaran dan mengambil kemuliaan bagi dirinya sendiri.
Rasul Paulus mengatakan Galatia 2:20 Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Antara Natality dan Mortality, antara kelahiran dan kematian.
Saat kita memutuskan untuk mengikut Tuhan, apakah proses nya berhenti pada Tuhan Yesus lahir di hidup kita? Ataukah kita akan mengijinkan Tuhan Yesus semakin besar dan kita memilih untuk menghidupi hidup kita oleh iman dalam Tuhan Yesus?
Sudahkah kita melihat karya Tuhan Yesus sebagai Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai dalam kehidupan kita? Ataukah kita tetap mengambil keputusan-keputusan yang bodoh karena menuruti kehendak kita sendiri tanpa tuntutanNya. Apakah kita terus meneru menjadi anak Tuhan yang lemah dan tidak berdaya Ketika berhadapan dengan dosa, mengesampingkan bahwa Dia adalah Allah yang Perkasa?
Apakah hidup kita dinaungi dengan kematian yang kekal karena kita memilih dosa di atas kasih karunia Allah yang telah menyelamatkan kita? Apakah hidup kita dipenuhi dengan kegalauan, kekuatiran, dan ketakutan padahal Raja Damai ada menyertai kita.
Rekan-rekan pemuda remaja, mari kita berkomitmen bahwa kita akan hidup bagi Kristus yang telah lahir ke dalam dunia bagi kita sehingga orang-orang di sekitar kita bisa melihat Kristus yang hidup di dalam kita.
Selamat hari natal … kiranya damai natal ada dalam kehidupan kita semuanya, kasih dan kesetiaan Tuhan ada dalam kehidupan kita semuanya
DDO – AC