“Not the End”
Renungan Harian Youth, Rabu 23 Juni 2021
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,” Filipi 2:12
Suatu saat saya melewati videotron di dekat Alun-alun Kota Batu. Videotron ini menayangkan pesan tenaga kesehatan tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan meski pun sudah menerima vaksin Covid 19. Selaras dengan pesan tersebut saya teringat kepada pesan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar masyarakat yang sudah menerima vaksin tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, karena divaksin tidak mengubah seseorang jadi “Superman”. “Jangan habis suntik merasa jadi Superman, lebih kuat dari Kapolres atau dari Brimob. Kekebalan itu baru optimal 28 hari sesudah suntik kedua, yang itu tidak mengubah bapak ibu jadi Superman,” Namun, setelah vaksinasi setidaknya seseorang bisa punya kemampuan antibodi lebih tinggi, sehingga ketika virusnya datang, dalam satu sampai dua hari virusnya bisa mati karena udah ada pasukan yang melawan di dalam tubuh. Mengapa pesan ini diberikan? Karena ada gejala yang ditunjukkan masyarakat bahwa mereka tidak lagi secara ketat menerapkan protokol kesehatan setelah menerima vaksin. Ada sebuah tanggung jawab bagi kita untuk tetap waspada dalam rangka mencegah penyebaran Covid 19. Vaksin bukanlah akhir dari perjuangan kita melawan Covid 19. Kita tetap harus menjaga diri kita supaya tidak terpapar virus Covid 19.
Merenungkan pesan ini, saya teringat akan pesan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dalam
Filipi 2:12 “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,”.
Kata yang digunakan adalah katergazesye. Kata ini bermakna mengerjakan sesuatu dengan saksama, dan melakukannya dengan berjerih payah.
Perhatikan, kita harus rajin dalam menggunakan segala sarana yang mengarah pada keselamatan kita. Kita tidak boleh hanya mengerjakan keselamatan kita secara asal-asalan, tetapi harus mengerjakannya dengan segala daya upaya, dengan mengerjakan apa saja yang perlu dilakukan, dan bertekun di dalamnya sampai akhir.
Keselamatan merupakan hal besar yang harus kita pikirkan, dan kita harus mengarahkan hati kita kepadanya. Paulus menambahkan, dengan takut dan gentar.
Ibrani 4:1 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. “Gemetar, karena takut jangan sampai engkau bertindak keliru dan gagal memperolehnya. Lakukanlah segala sesuatu dengan saksama di dalam ibadah dengan cara yang terbaik, dan takutlah jangan sampai di dalam segala keuntungan yang kamu miliki, kamu malah dianggap ketinggalan” (Ibr. 4:1). Rasa takut sangat baik untuk menjaga dan menghindarkan diri dari kejahatan. Keselamatan bagi anak Tuhan bukanlah titik akhir.
Keselamatan yang kita peroleh dalam Kristus Yesus adalah sebuah karunia dan keuntungan bagi kita. Karunia, karena dalam dosa sebenarnya kita tidak layak menerimanya. Keselamatan bukanlah sesuatu yang kita dapatkan atau capai karena usaha kita. Itu semua semata-mata karena kasih karunia Allah. (Efesus 2:8) Keuntungan, karena keselamatan yang Tuhan yang kita nikmati mengandung kepenuhan janji yang bukan saja untuk masa kini namun juga dalam kekekalan. Jangan sampai karunia dan keuntungan yang kita terima membuat kita menjadi pribadi yang sembrono, menganggap bahwa kita bebas melakukan apa saja.
Keselamatan yang kita terima, tidak serta merta membuat kita bebas dari godaan dosa dan tipu daya Iblis.
Selama kita hidup, suka atau tidak, kita akan berhadapan dengan dosa. Keselamatan tidak membuat kita kebal terhadap dosa. Rasul Petrus berpesan,”Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” (2 Perus 3:18a). Selama kita hidup kita harus memastikan bahwa kita tidak kehilangan keselamatan itu dengan sia-sia.
Salvation is not the ending.
Keselamatan bukanlah akhir. Keselamatan adalah sebuah awal yang baru di mana kita beroleh bagian dalam rancanganNya yang ajaib. Anak Tuhan tidak seharusnya berhenti pada kata selamat. Kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar. Bagaimana caranya?
- Stay on the track.
Tetap hidup dalam keselamatan dengan bertindak hati-hati. Sama seperti seorang pelari yang mengerjakan lombanya, dia akan sampai pada akhir yang benar ketika matanya terarah tetap pada tujuan. - Keep on growing.
Mengerjakan keselamatan mengandung makna yang aktif. Bertumbuhlah dalam iman, pengharapan, dan kasih lewat pembacaan dan perenungan Firman Tuhan. Bertumbuh semakin serupa dengan Dia (Roma 8:29). - Live in the fear of God.
Hiduplah dalam takut akan Tuhan. Dalam renungan sebelumnya disampaikan secara gamblang apa maksud hidup dalam takut akan Allah. Hidup dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaan. Ibrani 4:1 mengingatkan kita untuk waspada. Firman Tuhan mengingatkan kita untuk bersikap waspadaterhadap pengajaran, terhadap pergaulan kita, terhadap ketamakan, terhadap kemurtadan, dll. Jangan asal-asalan dan sembrono karena kita tidak pernah tahu akan berakhir di mana jika kita tidak bertindak waspada.
Rekan-rekan Youth, mari belajar mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar. Keselamatan dari Allah adalah potensi yang memungkinkan kita untuk hidup berdampak bagi diri kita dan orang-orang sekitar kita demi kemuliaan namaNya.
Lewat tindakan, sikap, tutur kata kita biarlah nyata karya keselamatan yang Tuhan sudah kerjakan dalam hidup kita. Mari bertindak dengan bijaksana supaya dalam segala apa yang lakukan, pikirkan, katakan, kita tidak kehilangan keselamatan yang sudah kita terima.
Tuhan Yesus Memberkati dan menyertai kita semuanya
DDO – YDK