Pengorbanan dalam Ketaatan

August 2, 2022 0 Comments

Bacaan: Daniel 3

Nats: ini. Daniel 3:17-18, “ Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan  itu.”

Syalom Bapak Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus . . . .

Sebetulnya ada sejumlah alasan bagi Sadrakh, Mesakh dan Abednego untuk takluk terhadap perintah raja Nebukadnezar. Mereka bisa saja kompromi satu kali saja dan setelah itu mereka akan taat sepenuhnya kepada Allah. Apalagi ini akibatnya nyawa mereka bisa melayang.

Sekalipun alasan-alasan mereka di atas dapat saja dimaklumi jika harus menyembah patung emas tersebut.

”Namun, bagi mereka ketaatan kepada Allah melampaui segala-galanya. Mereka rela berkorban melepaskan semua pencapaian mereka dalam pemerintahan Babel demi ketaatan kepada Allah.”

Bahkan mereka tidak peduli terhadap nyawa mereka karena ketaatan kepada Allah melampaui segalanya, termasuk nyawa mereka sendiri. Respons mereka terhadap perintah raja Nebukadnezar sungguh merupakan tindakan iman yang sangat berani.

Ketika Nebukadnezar menebar ancaman terhadap mereka, respons mereka sungguh mengejutkan. Mereka percaya Tuhan sanggup melepaskan mereka dari kematian, tetapi mungkin juga Tuhan tidak berkehendak melakukannya. Dan jika itu terjadi, mereka siap mati untuk kehendak Allah.

David Livingstone (1813-1873) adalah seorang misionaris dari Skotlandia yang telah melepaskan begitu banyak hal berkaitan dengan harta duniawi untuk menaati panggilan Tuhan. Dia meninggalkan karirnya di bidang medis di Skotlandia dan pergi ke Afrika. Pelayanannya di Afrika telah membuka jalan bagi pekerjaan misi dan perdagangan yang membongkar perdagangan manusia (budak) yang selama ini terjadi di sana.

Apakah Saudara tahu apa yang pernah dialami oleh Livingstone selama menjadi misionaris di Afrika? Dia pernah diserang dan menjadi cacat oleh seokor singa, rumahnya hancur pada saat terjadi perang Boer, tubuhnya sering tersiksa oleh demam dan disentri, dan yang paling menyedihkan adalah istrinya meninggal di sana. Suatu ketika seseorang berkata kepadanya, ”Dr. Livingstone.

Anda telah mengorbankan begitu banyak untuk Injil.” Jawabanya sangat mengejutkan, ”Pengorbanan? Hanya ada satu pengorbanan yaitu hidup di luar kehendak Allah.”

Dalam kehidupan kita sehari-hari kita juga dapat menghadapi ”perapian”. Kita dapat diperhadapkan pada pilihan antara ketaatan mengikuti Tuhan dan kehendak-Nya atau kenyamanan, kemapanan dan harta duniawi.

Perenungan besar buat kita adalah apakah kita berani berkorban dan membayar apa pun demi sebuah ketaatan kepada Tuhan? Apakah kita rela melepaskan hal-hal berharga dalam hidup kita untuk mengikuti kehendak-Nya?

Tuhan Yesus Memberkati

TC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *