” Penyesalan karena Kemarahan “

July 16, 2022 0 Comments

Renungan Harian Anak, Sabtu 16 Juli 2022

Syalom adik-adik semuanya, bagaimana kabarnya hari ini … wah pasti adik-adik sudah harus siap-siap untuk memulai sekolah minggu depan ya …

Siapa adik-adik yang pernah marah atau melihat orang marah? Boleh ga sih marah itu? Marah adalah bentuk emosi seorang manusia, jadi marah tentu saja boleh apalagi ada hal-hal yang tidak baik. Seperti adik-adik dimarahi oleh orang tua karena ada hal yang salah, tentunya kemarahan orang tua kita tujuannya demi kebaikan kita. Adik-adik juga bisa marah, kalau hati adik-adik disakiti, namun marah tidak boleh berlebihan atau marah itu harus bisa dikendalikan. Nah ada sebuah cerita nih

Di sebuah desa, tinggallah sebuah keluarga petani yang me¬miliki seorang anak yang masih bayi. Mereka begitu ba¬hagia dengan kehadiran sang anak. Keluarga itu juga meme¬lihara seekor anjing penjaga yang sangat setia. Apa pun tugas yang diberikan kepadanya selalu dijalankan dengan baik, misal¬nya menjaga rumah, mengusir burung-burung di sawah, dan sebagainya. Setiap malam, anjing itu berjaga di luar rumah. Ia akan mengusir siapa saja yang mencoba mengganggu tuannya. Keluarga petani begitu menyayangi anjing piaraan mereka.

Pada suatu hari, sang petani harus ke kota untuk menjual hasil buminya. Dan, ia tidak dapat melakukannya sendiri, la pun mengajak sang isteri untuk menemaninya. Sedangkan sang bayi dipercayakan kepada anjingnya yang setia. Anjing itu mendapat tugas untuk menjaga rumah dan menjaga bayinya. Sebelum berangkat, bayi yang terlelap diletakkan pada sebuah ayunan. Sedangkan sang anjing menjaga di sampingnya.

Saat menjelang malam, suami-isteri itu pulang. Dan, me¬reka mendapati sang anjing berlari menyongsong mereka sambil menggonggong dengan keras. Betapa terkejut sang petani saat mereka melihat moncong sang anjing berlumuran darah. “Pak, lihat! Moncong anjing kita berlumuran darah. Pasti telah terjadi sesuatu pada anak kita. ” … Ha … benar. Kurang ajar kau anjing sialan. Kau apakan anakku? Pasti kau telah memakannya!”

Dengan penuh amarah, sang petani meraih sebuah kayu. Dan, dengan secepat kilat ia memukul anjing itu tepat di bagian kepalanya. Anjing itu menggelepar-gelepar kesakitan. Tak lama kemudian, anjing itu pun mati. Kemudian, sepasang petani berlari menuju rumah. Begitu pintu rumah dibuka … apa yang dilihatnya. Bayi itu sedang terlelap di ayunannya. Sedangkan di bawah ayunan itu seekor bangkai ular besar tergeletak dengan darah berceceran bekas gigitan. Mereka pun segera menyadari bahwa darah yang menem¬pel pada moncong anjing tadi bukanlah darah anak mereka, melainkan darah ular yang akan memangsa anak mereka. Sebuah kesalahan telah mereka lakukan hanya karena kemarahan yang membabi-buta.

Adik-adik dari kisah ini kita belajar Bersama bagaimana kita harus Mengendalikan diri dari rasa marah. Marah boleh tetapi harus bijaksana, kemarahan yang tidak terkendali seringkali hanya membuat diri kita melakukan hal yang tidak baik dan menyakiti orang lain. Jangan sampai kita menyesal karena kemarahan yang tidak terkendali

Adik-adik mau untuk belajar menjadi anak yang bijaksana dengan mau mengendalikan emosi adik-adik bukan? Yuk kita mau belajar Bersama-sama, kiranya Tuhan akan mengingatkan dan menolong kita semuanya untuk menjadi pelaku Firman Tuhan.

Ayat hafalan

Yakobus  1:20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Komitmenku hari ini

Aku mau belajar untuk bijaksana Ketika sedang marah, karena kemarahan yang tidak terkendali hanya menghasilkan penyesalan.

Y – IFM

PENGUMUMAN

Jangan lupa adik-adik semuanya, untuk mengikuti ibadah Onsite di Gedung Gereja ya besok hari minggu jam 8.00.

dengan Tema

“Lakukan yang BAIK”

Ayo ajak teman-teman kalian dan jangan lupa tepat patuhi protokol Kesehatan ya…

Nah buat adik-adik Elohim Kids acara Sunday Funday masih ada juga… Besok hari minggu jam 10.00 di chanel Youtube Elohim ministry

Ayo kita bersukacita Bersama memuji Tuhan dan juga yang paling penting kita belajar Firman Tuhan.

Sampai jumpa besok ya … Tuhan Yesus memberkati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *