Perhatikan Nafsumu !
Bacaan: Amsal 23:1-8
Nats: Amsal 23:2 Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!
Syalom Bapak Ibu Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . . .
Table manners atau etika makan adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap bersama di meja makan. tanpa disadari aturan mengenai etika makan di meja makan atau yang lebih dikenal dangan istilah table manners ini, ternyata sudah lebih dulu diungkapkan kitab Amsal.
Sudah menjadi kodrat alamiah manusia suka pada berbagai makanan yang enak. Di balik semua keinginan itu, nafsulah yang menggerakkannya.
Nafsu yang tidak terkendali dapat membawa seseorang kehilangan kesempatan dan kehancuran diri. Karena nafsu, Esau kehilangan hak kesulungannya. Bangsa Israel juga dirangsang nafsu dipadang gurun (Mazmur 106:14).
Hal itulah yang diperingatkan Salomo di sini (Ay 2). Ia mulai dengan gambaran tentang perjamuan dan hubungan seseorang dengan lingkungan istana atau para petinggi negara. Seseorang harus takut dan berhati-hati sebab perjamuan dengan raja bukan sekadar jamuan makan kenyang, melainkan untuk bercakap-cakap dan berdiskusi. Sikap terhadap raja dan apa isi pembicaraan dalam perjamuan itu menjadi latar belakang peringatan-peringatan melawan ambisi dan ketamakan akan kekayaan, serta kekuasaan dan kemewahan (Ayat 4-5).
Dalam jamuan itu, seseorang begitu mudah masuk ke dalam pencobaan dan terancam jatuh dalam dosa ketamakan, kemewahan, hawa nafsu daging, serta makan minum secara berlebihan. Jika pandangan mata senantiasa terarah pada kekayaan, maka kekayaan akan terbang lenyap. Saat itu seperti Haman yang tidak memikirkan hal lain selain kehormatan diri (Est. 5:12) dan menyenangkan langit-langit mulutnya, maka jerat pun terpasang di kepalanya.
Jika kita tidak mau terjerat, ada dua hal perlu diperhatikan.
Pertama, memperhatikan apa yang ada di depan kita (1b). Artinya, perlu kehati-hatian dalam melihat, memilih, dan memutuskan sesuatu, agar hal itu tidak membahayakan diri sendiri (6-8).
Kedua, siapakah yang ada di depan kita (1a, 9). Artinya, perlu hikmat dalam berkata-kata, tetapi lamban mengucapnya untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman atau pun pertengkaran.
Jadi, saat ada hidangan lezat terbentang di depan kita, hendaknya menahan diri seolah-olah ada pedang di leher kita (2-3). Karena godaan dari kemewahan dan ketamakan terasa lebih kuat dan berbahaya bagi orang yang tidak terbiasa dengan jamuan besar. Lagi pula dalam jamuan besar terdapat unsur ketidaktulusan dari orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi.
Berhati-hatilah dengan nafsumu. Karena kalau tidak dapat menguasai nafsu , ketamakan akan terjadi. Berapa banyak orang yang hancur karena bernafsu untuk menguasai sesuatu.
Galatia 5:24, “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”
Tuhan Yesus Memberkati
TC