“Perjalanan Iman”

December 31, 2021 0 Comments

Renungan harian Jumat, 31 Desember 2021

Bacaan : 1 Tesalonika 4:1

”Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi”

Shalommmm…. selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih.  Berada di penghujung tahun dan menatap tahun 2022, beberapa diantara kita ada yang sudah memiliki rencana dan target yang menjadi tujuan yang akan kita capai.  Selain rencana kita juga pastinya akan tetap mengingat apa yag telah terjadi di masa lalu itu sebagai sebuah pelajaran yang berharga yang semakin menjadikan kita matang dalam karakter dan kedewasaan kita.  Kembali kepada topik dalam teks utama kita. 

Sebagai orang kristen menurut bapak, ibu dan saudara, hidup berkenan kepada Allah itu seperti apakah?  Bukankah kita di dalam Kristus sudah berkenan karena karya Kristus di kayu salib? Ataukah masih kurang atau belum cukup? Bagaimana kita memahami teks ini?  Apa yang dimaksud oleh Paulus disini adalah tentang perjalanan iman kita.  Beberapa teks Alkitab menjelaskan bahwa hidup orang Kristen itu adalah seperti sebuah perjalanan seumur hidup.  Perjalanan tersebut berhenti ketika nafas yang ada di hidung kita juga berhenti.  Menariknya terjemahan literal atau dalam bhs Inggris menggunakan kata “berjalan.”  Bahasa Indonesia menggunakan kata “hidup” atau “hiduplah.”

Roma 13:13 memerintahkan kita untuk “berjalan dengan benar seperti pada siang hari.” Galatia 5:16 dan 25 menasihati kita untuk “berjalan oleh Roh.” Efesus 5:2 memerintahkan kita untuk “berjalan dalam kasih”. Efesus 5:8 memberitahu kita untuk “berjalan sebagai anak-anak terang.” Kita harus berjalan di dalam Kristus (Kolose 2:6). Dan Kolose 4:5 memerintahkan kita untuk berjalan dalam hikmat.

Bapak, ibu dan saudara terkasih.  Secara internal kita berjalan di dalam iman, tetapi manifestasinya harus tampak pada perjalanan eksternal. Itulah tingkah laku dan perbuatan kita yang harus selaras dengan iman kita.  Makanya pertobatan sejati itu harus tampak dalam gaya hidup kita. Tidak mungkin orang yang mengaku sudah bertobat dan telah berjalan secara internal di dalam iman, tapi tidak menunjukkan perjalanan eksternal yang sesuai dengan gaya hidup Kerajaan Allah.

Frasa “kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah” yang diperintahkan Paulus ini adalah dorongan kepada jemaat di Tesalonika supaya mereka semakin bersemangat dan bergairah untuk berjalan di dalam iman mereka sesuai dengan panggilan mereka sebagai orang kudus dan dipilih oleh Allah. Tentunya kita tidak bisa melakukan dengan kekuatan kita. Ada anugerah Tuhan yang bekerja sejak pertama kali kita diselamatkan melalui iman ( saving grace). Anugerah ini juga terus bekerja dalam hidup kita untuk memberikan kemampuan kepada kita untuk hidup semakin berkenan kepada-Nya. Inilah anugerah yang memampukan itu (emporing graces).

Keselamatan itu menyangkut tanggung jawab dan disiplin rohani kita.  Jangan meremehkan pengaruh yang ada di dunia ini.  Jangan berkompromi dengan debu kecil yang seringkali kita anggap tidak berbahaya, namun debu kecil dapat masuk ke mata kita dan dapat menyebabkan infeksi yang berbahaya. Artinya jangan berkompromi dengan dosa sekecil apapun!

Memasuki hari terakhir di tahun ini marilah kita menyadari sepenuhnya bahwa Anugerah Tuhanlah yang akan memampukan kita untuk melakukan perjalanan Iman di tahun 2022, kita tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi, tetapi dengan Iman keyakinan kita adalah selalu ada Tuhan yang semakin menyertai kehidupan kita.

Amin. Tuhan Yesus memberkati.

DS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *