Perkataan Daud Yang Terakhir

October 16, 2020 0 Comments

Renungan Harian Anak, Jumat 16 Oktober 2020

2 Samuel 23 : 1-7

Shallom…selamat pagi adik-adik yang dikasihi Tuhan. Apa kabar semuanya? Masih tetap semangat dan bersukacita kan? Kakak doakan adik-adik selalu sehat, selalu bersemangat dan paling penting tetap bersukacita. Kita berjumpa lagi ya adik-adik di renungan harian. Hari ini kakak mau bercerita tentang Daud. Dengarkan dan simak baik-baik ya adik-adik. Daud adalah seorang yang berkenan di hati Allah. Selama hidupnya Daud selalu mengingat Allah. Allah tidak pernah lepas dari pikiran Daud. Ketika Daud menang melawan musuhnya, ketika ia dalam kesulitan, bahkan ketika jatuh dalam dosa pun Daud terus mencari Allah. Baginya semua pujian manusia tidak dapat dibandingkan dengan pujian dari Allah.

Dalam dunia ini manusia tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri maupun orang lain. Hanya Allah yang bisa selalu diandalkan. Allah itu bagaikan gunung batu yang kokoh dan kuat yang bisa menjadi tempat berlindung. Dan Daud sangat tahu bahwa setiap kesuksesan hanya bisa diraihnya karena Allah. Allah yang membuatnya sukses. Allah juga menghajar anak-anakNya ketika mereka tidak taat. Akan tetapi Allah akan membiarkan orang-orang yang tidak mau percaya kepadaNya.

Karena itu mungkin saja hidup orang-orang yang tidak percaya kepadaNya tampak aman-aman saja. Tetapi sebenarnya mereka hanya menunggu waktu saat murka Tuhan tiba. Jika sekarang Allah mendidik adik-adik dengan keras, bersyukurlah. Sebab karena cinta kasihlah Allah tidak membiarkan anak-anakNya melakukan hal yang tidak berkenan kepadaNya.

Adik-adik tahu tidak apa yang Daud katakan tentang orang-orang yang tidak taat atau orang-orang dursila? Didalam 2 Samuel 23:6-7 dikatakan:

Tetapi orang-orang yang dursila mereka semuanya seperti duri yang dihamburkan; sesungguhnya, mereka tidak terpegang oleh tangan: tidak ada orang yang dapat mengusik mereka, kecuali dengan sebatang besi atau gagang tombak, dan dengan api mereka dibakar habis!”.

Nah adik-adik, kita yang berstatus sebagai anak-anak Tuhan harus mau dan rela untuk dididik, ditegur dan dihajar oleh Tuhan yang adalah Bapa kita. 

Namun yang perlu kita pahami, kata ‘hajaran’ ini bukanlah suatu pukulan yang didasari oleh perasaan marah atau benci ya, tapi mengandung arti suatu tindakan disiplin yang akan membawa kita kepada kedewasaan dan ketaatan. 

Memang untuk dapat masuk dalam didikan Tuhan ini tidaklah mudah adik-adik, karena kita harus menaklukkan keinginan diri sendiri, khususnya yang menyangkut kedagingan kita. 

Didikan dan hajaran Tuhan itu memang sakit bagi daging kita, tapi semua itu mendatangkan kebaikan bagi kita. Hal ini membuktikan bahwa Tuhan sangat peduli dan mengasihi kita begitu rupa.  Tuhan mendidik kita supaya kita tumbuh sebagai manusia-manusia rohani dan berkarakter seperti Kristus. 

Karena itu jangan marah dan kecewa ya jika kita sedang berada dalam didikan Tuhan. Tetapi sebaliknya, tetaplah berpegang teguh pada ketetapan-ketetapanNya.  Jadi..maukah adik-adik terus dididik Allah? Milikilah penyerahan diri kepada Tuhan dan mohon pimpinan Roh Kudus senantiasa ya adik-adik, karena Dialah yang akan memampukan kita untuk melewati semuanya itu.

Ayat hafalan:

Ibrani 12:6 “karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”

Komitmen :

Terima kasih Tuhan karena Tuhan mengasihiku. Biarlah dari kecil aku mau terus dididik Tuhan lewat FirmanMu.

-NJ- YC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *