PILIHLAH KEBENARAN

Renungan Harian Youth, Rabu 06 April 2022
Amsal 2:20, Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar.
John dan Betty Stam adalah sepasang suami istri yang menjadi misionaris yang diutus dalam misi ke China Daratan selama perang saudara di China. Pada tahun 1934, tentara komunis datang kepada mereka pada saat putrid mereka yang bernama Helen berumur 3 bulan. Setelah komunis meminta seluruh uang dari keluarga Stam ini; John dan Betty kemudian dibawa ke penjara lokal, dan selanjutnya diseret ke tempat hukuman mati mereka di Miaosheo. Sebuah surat dari Jouhn untuk pengelola misi ditemukan diantara baju-baju Helen setelah kematian mereka. Pada akhir surat itu ia menulis “Filipi 1:20; Kiranya Kristus dimuliakan entah melalui hidup atau mati.” Cerita tentang keluarga Stam untuk Kristus mendapatkan publikasi di seluruh duni dan menginspirasi banyak orang untuk menjadi misionaris. Kisah ini merupakan suatu kehidupan yang berarti bagi seorang yang sudah menetapkan dirinya dan keluarganya untuk hidup dalam jalan Tuhan.
Inspirasi dari kisah ini merupakan sebuah bagian pengorbanan yang dipilih oleh seseorang mengenai kebanaran yang dia yakini. Pada akhirnya kita menemukan bahwa setiap keputusan (entah itu benar atau salah selalu ada akibatnya). Dan kita tahu bersama bahwa hal ini merupakan suatu pilihan yang tidak mudah, karena sebagai orang-orang muda, kita sebenarnya diperhadapkan dengan banyak cara, banyak pilihan, banyak tawaran untuk mengesampingkan apa yang disebut “kebenaran” itu sendiri. Memilih kebenaran tidak akan selalu merupakan pilihan yang popular. Namun memilih untuk hidup dalam kebenaran juga bukan menjadi pilihan yang mudah; walaupun sebenarnya itu adalah satu-satunya pilihan yang seharusnya kita ambil.
Kebenaran adalah pakaian yang dikenakan oleh setiap orang yang percaya kepada Tuhan
Rekan-rekan youth, Jalan-jalan orang benar adalah kehidupan yang telah dan akan tetap ditempuh semua orang yang bijaksana. Dalam hidup ini, kita bukan saja harus memilih jalan kita secara umum dengan mengikuti teladan baik dari orang-orang yang mengasihi Allah, tetapi juga mengambil petunjuk darinya teladan tersebut dengan memperhatikan aspek yang paling penting sehingga orang-orang tersebut patut diteladani. Amatilah jalurnya, dan ikutilah jejak kaki mereka, kebenaran pasti akan muncul dalam teladan dari orang-orang yang dibenarkan Allah.
Dalam terjemahan Firman Allah Yang Hidup, Amsal 2:20 berbunyi: “Karena itu, ikutilah langkah-langkah orang yang saleh dan tetaplah menempuh jalan orang benar.” Kesalehan adalah sikap hidup yang dihasilkan dari kebenaran yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada seorangpun di dalam dunia ini yang dapat hidup saleh tanpa adanya kebenaran.
Jika saya harus memilih antara kebenaran dan kedamaian, saya memilih kebenaran.”
– Theodore Roosevelt
Alkitab (dan bahkan Allah sendiri) menyebut Ayub sebagai orang yang saleh. Pada pembukaan kitab Ayub, kita dapat menemukan bahwa Allah ingin menguji kesalehan dari seorang Ayub yang dalam hidupnya memang diakui oleh Allah bahwa dia adalah orang yang saleh. Proses yang cukup panjang dan sangat berat dilalui dengan harus kehilangan anak-anaknya, hartanya yang berlimpah; dia bahkan mendapati istrinya yang meminta untuk mengutuki Tuhan dan harus berdebat panjang dengan para sahabatnya. Dalam Ayub 2:10b Ayub tetap menunjukkan kesalehannya kepada Tuhan dengan menahan perkataannya, dikatakan bahwa: “Maka dalam keadaan sedemikian itu pun Ayub tidak berdosa melalui perkataannya.”
Ayub 29:14, aku berpakaian kebenaran dan keadilan menutupi aku seperti jubah dan serban.
Kebenaran yang ada di dalam diri kita akan mengarahkan kita pada respon yang benar dalam bersikap di masa-masa sulit yang kita hadapi
Rekan-rekan youth, bagaimana jika Tuhan Yesus ada di depan kita hari ini dan berkata, “Mari, ikutlah aku?” bagaimana respon yang akan kita tunjukkan dalam menjawab ajakan Tuhan itu. Apakah kita akan seperti orang kaya yang pernah diajak oleh Tuhan Yesus (Matius 19:21-22)? Yesus menyuruhnya menjual segala sesuatu yang dimilikinya dan mengikut Yesus. Tetapi orang kaya itu tidak dapat melakukannya. Atau akankah kita seperti orang lain yang meminta untuk lebih dahulu menyampaikan selamat tinggal kepada keluarganya (Lukas 9:61)? Atau orang yang meminta untuk pergi menguburkan ayahnya terlebih dahulu (Lukas 9:60)?
Pilihan manakah yang akan kita tetapkan?
Sebenarnya, Tuhan Yesus bukan sedang mengajarkan kita untuk lupa bertanggung jawab; Yesus ingin bahwa dalam kebenaran yang kita tetapkan di dalam diri adalah komitmen kepada Tuhan Yesus sendiri adalah yang menjadi nomor satu. Yesus harus menjadi prioritas dalam hidup kita, karena memang Dia telah berkata bahwa “AKUlah Jalan, dan KEBENARAN, dan Hidup! Jika kita memilih kebenaran, kita memilih Yesus, dan hal itu berarti kita menyerahkan semua yang berkaitan dengan kita, entahkah itu keluarga, harta, dan masa depan kita percayakan sepenuhnya kepada pemeliharaan yang akan Yesus kerjakan bagi kita.
Tuhan kita sedang menunggu kita membuat pilihan yang sederhana untuk mengikuti-Nya apapun resikonya. Tidak ada kompromi apapun, tidak ada kita “jika”, tidak ada syarat atau “tetapi” tentang hal membuat keputusan mengikut Yesus.
Yesaya 61:10, Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.
Untuk membuat komitmen memilih kebenaran, kita harus mau untuk memilih Dia dan melepaskan apa pun dan segala sesuatu yang lain.
Amin. Tuhan Yesus Memberkati
RM – YDK