“Pintu yang Tertutup”
Renungan Harian Senin, 28 September 2020
Jika kita membuka Alkitab maka kita akan menemukan perkataan-perkataan Tuhan dengan dua kategori yaitu berbicara mengenai apa yang Tuhan mau kerjakan untuk kita, dan kedua yang Tuhan katakan agar supaya kita lakukan untuk Tuhan.
Dalam kehidupan ini ada rancangan yang sudah Tuhan berikan dalam kehidupan kita, Tuhan menjanjikan kehidupan dan pintu-pintu pertolongan dalam kehidupan kita yang Tuhan kerjakan dengan ajaib. Namun ada sebuah fakta yang seringkali kita hadapi dalam kehidupan ini adalah menghadapi “Pintu yang tertutup”. Ada 2 respon yang kita berikan menyerah dengan keadaan atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan pertolongan dari Tuhan.
Pertanyaannya adalah, benarkah pintu jawaban dari Tuhan itu tertutup? Jika kita melihat dari kebenaran Firman.
Bukan pintu jawaban doa yang tertutup tetapi kita yang belum bisa melihat pintu yang dibukakan oleh Tuhan sebagai jawaban doa kita.
Mari kita akan belajar dari Injil Markus 2:1-12, mengenai kisah Tuhan Yesus menyembuh seorang yang lumpuh.
Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”
Mereka datang dengan Iman dan pengharapan akan pertolongan Tuhan buat sahabat mereka yang lumpuh, namun masalah terjadi karena rumah itu sudah sesak dan penuh (Ayat 2) namun kita belajar beberapa prinsip kebenaran.
Buang semua alasan & maju terus
Sebenaranya mereka punya alasan untuk membawa pulang kembali orang yang lumpuh ini, karena tempat yang sesak dan penuh itu. Mungkin juga mereka beralasan bahwa pada saat itu Tuhan Yesus sedang bukan melakukan acara kesembuhan tetapi Dia sedang mengajar. Dan kedua alasan ini sebenarnya cukup untuk membuat mereka pulang kerumah kembali.
Namun kebenarannya adalah Jangan sembunyi /cari pembenaran dibalik alasan-alasan.
Karena Tuhan selalu menyediakan jawabannya, karena Tuhan mengerjakan mujizatnya dengan cara yang seringkali diluar pemikiran dan rencana kita. Karena itu jangan pernah memberikan “KOTAK” terhadap karya Tuhan dalam kehidupan kita. Berapa banyak diantara kita pada waktu bertemu dengan jalan yang buntu/pintu yang tertutup kita kemudian punya segudang alasan dan bahkan alasan yang logis untuk kita berhenti.
Namun jangan pernah berhenti untuk bergumul terus datang kepada Tuhan dan percayalah Tuhan akan menuntun setiap kita kepada jalan pintu jawaban doa.
Seperti pengalaman 4 orang ini, ketika pintu tersebut tertutup, mereka masih berusaha dengan membuka atap, dan itu adalah tindakan Iman mereka yang sangat sadar bahwa mereka perlu pertolongan Tuhan Yesus bagi sahabat mereka yang lumpuh
Milikilah Pendukung Iman
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”
Kita melihat, Tuhan melihat Iman “MEREKA” … iman para sahabat inilah yang membawa kesembuhan bagi orang lumpuh ini. Kita perlu para pendukung dalam pertumbuhan Iman kita, yang mau mendukung kita dalam pergumulan. Tuhan menempatkan orang-orang disekitar kita yang mau untuk menguatkan dan mendukung kita. Dengan kata lain prinsip yang sama yang juga harus kita terapkan adalah JADILAH PENDUKUNG BAGI ORANG LAIN JUGA.
Ingatlah bahwa Berbuat baik memang tidak menyelamatkan, tetapi orang yang diselamatkan pasti berbuat baik … menjadi orang yang baik dan suka menolong itu adalah identitas kita sebagai orang yang percaya.
Milikilah Iman yang teguh.
Iman menjadi pondasi yang penting bagi setiap orang percaya. Imanlah yang membuat kita terus mencari Tuhan dan memiliki kehidupan yang berkenan kepada Allah (Ibrani 11:1,6). Imanlah yang membuat kita tidak berhenti ketika ada pintu yang tertutup. Imanlah yang membuat kita untuk terus berusaha dan melakukan apa yang bisa kita kerjakan.
Karena Iman yang sejati selalu melahirkan tindakan bukan Iman yang mati tanpa tindakan (Yakobus 2:26). Iman selalu memberikan energi dan kekuatan untuk terus melangkah mencari pertolongan Tuhan.
Ketika menghadapi Pintu yang Tertutup, terus carilah Tuhan dengan Iman yang teguh karena selalu ada pintu lain yang sudah dibukakan oleh Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati
EB