RITUAL ATAU KEKRISTENAN

July 29, 2022 0 Comments

Ritual atau Kekristenan

Renungan Harian Youth, Jumat 29 Juli 2022

Syalom rekan-rekan Youth, semoga kita dalam keadaan sehat dan tetap bersemangat menjalani hari yang diberkati oleh Tuhan.

Dalam budaya indonesia kita mengenal yang namanya “Tata Krama”, Tata krama terdiri dari dua kata, yakni tata yang artinya adat, aturan, norma dan krama yang berarti sopan santun, tindakan, dan perbuatan. Dengan kata lain, tata krama adalah adab sopan santun atau kebiasaan sopan santun.

Tata krama adalah Aturan-aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis dalam pergaulan manusia untuk saling menghargai, menghormati dan melayani sehingga pergaulan menjadi menyenangkan.

Setiap tempat memiliki tata krama masing-masing, contohnya Makan itu ada budayanya sendiri. Yuk kita lihat sedikit kebudayaan tentang “Makan”. Coba pergilah ke daratan Cina, kita harus bersiap-siap menggunakan sumpit bukan sendok dan jangan kaget atau merasa aneh kalau mereka yang duduk semeja dengan kita bersama dengan bebasnya. Budaya Latin, kalau kita menghabiskan semua makanan di piring kita artinya kita memberitahukan kepada tuan rumah bahwa kita masih lapar. Di Italia, para bangsawan selalu menata pisau dan garpu bersilang setelah selesai makan. Kalau di Jepang Tata cara saat ketika sedang menyantap mi yang berkuah, Menghirup adalah bentuk menikmati hidangan dan menghargai keramahan tuan rumah dan ketika kita makan nasi atau sup, ingatlah mengangkat mangkuk dari meja. Berbeda lagi budaya di Korea Selatan : Jika kita diundang ke rumah keluarga dari Korea Selatan untuk makan, Gunakan sendok untuk memakan nasi dan semur atau sup, gunakan sumpit untuk makanan yang lain, dan penting jangan pernah mengacungkan sumpit kita atau menusuk makanan dengan itu. Habiskan semua makanan yang ada di piring jika ingin dianggap sopan. Di Budaya Yahudi ada aturan mutlak yang harus soal makan, yaitu membasuh tangan terlebih dulu sebelum makan.

Dan di Alkitab pada Injil Lukas 11:37-54 kita menemukan, suatu ketika murid-murid Yesus tidak mengindahkan tata cara makan ala adat orang Yahudi ini. Akibatnya, Yesus ditegur habis-habisan oleh orang- orang Farisi dan ahli taurat hanya karena para murid tidak membasuh tangan lebih dulu sebelum makan. Pertentangan sengit antara Yesus dan orang Farisi serta para ahli Taurat tidak dapat lagi dihindari. Tindakan Yesus makan tanpa mencuci tangan lebih dulu, mereka anggap sebagai pelanggaran simbol moral. Namun,

Yesus berbuat demikian justru dengan tujuan untuk menelanjangi kepalsuan dan kebusukan dalam hati mereka.

Jawaban Yesus sungguh bijak menanggapi pertanyaan Farisi, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang. Berbeda dari pandangan orang Farisi, Yesus mengutamakan apa yang ada di dalam hati. Bagi orang Farisi, manusia disucikan oleh perbuatan yang dilakukannya, sementara menurut Yesus, kesucian datang dari hati yang diwujudkan didalam tindakan.

KEMURNIAN HATI

Inilah yang sedang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita semuanya bahwa setiap Ibadah kita harus lahir dari hati yang menyembah dan mengasihi Allah, jika tidak demikian sebenarnya ibadah itu hanya sekedar aturan agamawi saja yang membawa manusia menyembah peraturan dan bukan kepada pribadi Allah.

Dengan sangat keras Tuhan menegur orang Farisi yang digambarkan seperti kuburan, Dari luar, orang Farisi memang kelihatan baik, saleh dan terpuji, tetapi Yesus membukakan isi hati mereka yang sebenarnya yaitu penuh “rampasan dan kejahatan”

Patut kita sadari bahwa bahaya mengutamakan perbuatan lebih daripada hati bisa juga terjadi pada kita. Keinginan untuk dipandang sebagai orang baik bisa saja membuat kita menjaga sikap sebaik mungkin di depan orang lain. Tetapi bagaimana bila tidak ada orang lain di sekitar kita? Adakah kita tetap bersikap baik karena keinginan menaati Allah?

Tuhan Yesus mengajar kita untuk memiliki kemurnian hati, sikap hati dan motivasi yang murni akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang berkenan dihadapan Allah.

Marilah kita belajar menjaga hal ini dalam hati kita masing-masing, kerjakanlah segala sesuatu seperti dihadapan Allah dan bukan manusia. Karena ingat Tuhan menilai jauh kedalaman hati kita.  Seringkali kita menganggap Kekristenan tidak lebih dari sekedar tata cara dan aturan, bukan kehidupan. Ketika kita beribadah yang terutama dari motivasi hati kita adalah MENYEMBAH PRIBADI TUHAN YESUS. Kita tidak perlu saling menjelekkan dan menghakimi “tata ibadah” dari gereja lain yang mungkin berbeda, dan merasa yang paling benar. Ingatlah Kemurnian hati dalam Ibadah jauh lebih penting daripada semuanya, melebihi setiap aturan dan tata cara yang ada.

Menjadi perenungan kita dihadapan Tuhan apa yang kita sedang kerjakan Ritual atau Kekristenan yang sejati?

Ritual agamawi akan menjebak kita menjadi “orang baik” namun penuh dengan kemunafikan rohani. Tuhan Yesus mengajarkan Kekristenan yang sehati yaitu kemurnian hati dalam mengasihi Allah dan juga dalam kita mengasihi sesama kita.

Tuhan Yesus Memberkati

YNP – TVP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *