Sawang Sinawang
Renungan harian Jumat, 29 Juli 2022
Bacaan : 2 Raja-raja 6:24 – 7:1-20
Shalom… Selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Setiap kita pasti pernah denger kata “sawang sinawang” ini diucapkan. Kata sawang sinawang adalah sebuah ungkapan bahasa jawa tentang perilaku membanding bandingkan. Artinya jangan mudah silau dan iri melihat orang lain yang kelihatannya mewah dan gemerlap hidupnya.
Hidup sejatinya hanya memandang dan menduga-duga. Dibalik gemerlapnya hidup seseorang pasti menyimpan problem yang disembunyikan, karena tidak ada kehidupan tanpa ada masalah.
Dimasa pandemi ada banyak pelajaran berharga yang kita dapat. Ketika pemerintah menetapkan bahwa proses pendidikan di lakukan secara daring (dalam jaringan/online) disitulah kemudian orang tua dalam hal ini khususnya ibu-ibu mengalami masalah, karena mereka harus mengerjakan peran sebagai guru di rumah dengan mendampingi putra dan putri mereka belajar. Ketika anak-anak mengalami kesulitan, ketika belajar di rumah yang menjadi tempat mereka bertanya adalah ibu mereka. Dan ini adalah masalah baru yang dihadapi oleh ibu-ibu yang bahkan mungkin hal tersebut tidak di ketahui oleh para suami mereka. Dan masih banyak lagi masalah yang dihadapi dibidang kehidupan yang lainnya. Tampak luar semua baik-baik saja tetapi masalah yang dihadapi oleh seseorang siapa yang tahu.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, di dalam Alkitab kita menemukan ada banyak contoh kisah dimana kita akan dapat banyak pelajaran berharga didalamnya. Pada pagi hari ini kita akan belajar dari kisah pengepungan Samaria oleh Benhadad, raja Aram. Akibat dari pengepungan tersebut, Samaria mengalami kepalaran yang sangat hebat dimana akhirnya timbul masalah-masalah yang lain. Naiknya harga bahan pangan yang begitu drastis, hilangnya kepedulian dan hati nurani pun menjadi buta. Suatu ketika ada dua orang ibu yang mengadukan kepada raja mempermasalahkan bagaimana mereka bertahan hidup (2 Raja-raja 6:26-30). Ketika hal tersebut diketahui oleh raja Israel pada waktu itu, raja menjadi sangat marah, kemudian dia mulai menyalahkan nabi Elisa dan bahkan menyalahkan Tuhan (2 Raja-raja 6: 31-33). Respon Elisa terhadap murka raja pada waktu itu adalah tetap tenang dan percaya kepada Tuhan.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, beratnya masalah kehidupan yang dihadapi dapat membuat seseorang mengalami keadaan seperti raja Israel pada waktu itu.
Tetapi orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan akan tetap tegak berdiri dan tetap tenang.
Masalah tidak memandang siapa kita, apa status kita, jabatan, kekayaan, usia. Masalah bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja, tetapi respon orang yang dekat dengan Tuhan akan sangat berbeda dengan orang yang tidak memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan (Maleakhi 3:17-18).
Mazmur 91:14-16 bahwa orang yang hatinya melekat kepada Tuhan akan diluputkan, dibentengi, mendapatkan jawaban doa dan menikmati penyertaan Tuhan.
Marilah kita bersama membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, sebab ketika kita hidup dekat dengan Tuhan, masalah boleh datang kapanpun dalam hidup kita, tetapi itu tidak akan menggoyahkan iman kita. Kita akan tetap tegak berdiri karena Tuhan sumber pertolongan kita.
Tuhan Yesus memberkati
DS