“SELALU MEMANDANG TUHAN”

March 30, 2021 0 Comments

Renungan Harian Youth, Selasa 30 Maret 2021

Rekan-rekan youth, Pandemi virus corona sudah satu Tahun lebih telah “hidup berdampingan” dengan kita di bumi ini. Ada banyak kisah, baik sukacita maupun dukacita, kesembuhan maupun kematian, pemulihan maupun penderitaan, jatuh bangun dalam usaha maupun pekerjaan, bahkan kisah-kisah mengharukan. Pertanyaan untuk kita renungkan adalah bagaimana jika seandainya kita di posisi orang-orang yang terlibat dalam tragedi kehidupan ini.

Firman Tuhan merupakan sebuah pengingat yang sebenarnya dapat kita manfaatkan untuk membuat kita lebih waspada dalam segala keadaan.

Berbicara mengenai Ayub, maka tidak akan bisa lepas dari ujian besar yang sekonyong-konyong datang tanpa pemberitahuan. Ayub yang dikenal sebagai orang saleh, dalam seketika harus kehilangan harta benda dan keturunannya. Tragedi mencekam ini semakin berat ketika dalam tubuhnya pun terdapat borok yang menjijikan. istilahnya yang tersisa adalah nyawanya sendiri. Tanpa pemberitahuan dan tanpa antisipasi, ujian besar terjadi dalam hidup Ayub.

Hal ini merupakan suatu kedaulatan Tuhan bagi tiap-tiap manusia. Karena sebenarnya, Tuhan tidak hanya menguji kita saat kita kekurangan ataupun lewat sakit penyakit, atau bisnis kita, ekonomi kita bermasalah. Tuhan pun menguji kita padaa saat kita sedang dalam kelimpahan, usaha yg maju, dan kesehatan yang normal. Dalam perdebatannya dengan sahabat-sahabatnya, Ayub tetap pada pendiriannya untuk tetal memandang kepada Tuhan.

Ayub 16:19-20 (TB) Ketahuilah, sekarang pun juga, Saksiku ada di sorga, Yang memberi kesaksian bagiku ada di tempat yang tinggi. Sekalipun aku dicemoohkan oleh sahabat-sahabatku, namun ke arah Allah mataku menengadah sambil menangis,

Pandemi virus corona menyadarkan kembali kepada kita bahwa ujian Tuhan itu nyata dan memberikan pelajaran bagi kita untuk tetap mencari Tuhan sekalipun dalam keadaan yang terbatas. Karena sudah banyak sekali kejadian yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Kisah Ayub pun sama, dia tidak bisa menghindari sesuatu yang dikendalikan oleh kedaulatan Tuhan di dalam hidupnya. Ayub hanya menunjukkan beragam respon dalam ujian yang dia hadapi dan ini juga menunjukkan suatu sikap yang sebenarnya ada dari tiap-tiap manusia.

Adapun setiap respon dari manusia juga berbeda-beda, yakni:

  • Ada orang yang merasa bahwa dia mampu menguatkan hatinya. Dia paham sampai dimana kekuatannya, dan mampu bangkit kembali.
  • Ada juga orang yang butuh kata-kata dorongan semangat dari orang lain. Dia sadar bahwa dia butuh orang lain untuk bangkit.
  • Ada juga yang mencoba mencari jalan pintas; tiba-tiba lari dari masalah, semacam bunuh diri,dan melakukan hal-hal yang membuat dia semakin terpuruk.

Namun dalam kasus Ayub, dia bahkan, merasa kenyang dengan kata-kata dorongan yang sebenarnya berbau penghakiman dari para sahabatnya, dan ayat 2 merupakan respon Ayub yang menyebut mereka penghibur sialan;

Ayub 16:6   Tetapi bila aku berbicara, penderitaanku tidak menjadi ringan, dan bila aku berdiam diri, apakah yang hilang dari padaku?

Ayub sadar bahwa mengutarakan pembelaan dan pembenaran diri dihadapan sahabatnya tidak akan merubah situasi yang dia hadapi saat itu; istilah kasar nya nih yaa, kata “sabar” pun sudah gak mempan, kata “semangat” pun gak ada pengaruhnya lagi, karna dia yakin bahwa hanya Tuhanlah yang mampu mengatasi masa-masa sulit dalam hidupnya.

Dua pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini adalah:

1. UJIAN DARI TUHAN ADALAH FAKTA YANG TIDAK BISA DIHINDARI

Ayub 16:12 (TB)  Aku hidup dengan tenteram, tetapi Ia menggelisahkan aku, aku ditangkap-Nya pada tengkukku, lalu dibanting-Nya, dan aku ditegakkan-Nya menjadi sasaran-Nya.

Dalam hal ini, Allah mau kita untuk jujur/berkata apa adanya. Mengeluh adalah suatu hal yang wajar. Karena dalam suatu keluhan manusia, di sana terdapat kejujuran. Dan Ayub dalam hal ini dengan jujur mengatakan apa saja yang dia rasakan di dalam ujian itu. Allah benar-benar ingin mengetahui kejujuran Ayub. Milikilah kejujuran kepada Allah terkait dengan perasaan yang saudara hadapi dalam segala situasi. Jangan memendam rasa, karena itu akan membuat kita kesusahan.

2. UJIAN DARI ALLAH UNTUK MEMBUKTIKAN KESETIAAN KITA UNTUK TERUS MEMANDANG ALLAH

Pengharapan kita bukan diperbesar dari apa yang orang lain katakan, melainkan  dari pengalaman kita dengan Tuhan setiap hari

Ayub 16:20,21 (TB)  Sekalipun aku dicemoohkan oleh sahabat-sahabatku, namun ke arah Allah mataku menengadah sambil menangis,  supaya Ia memutuskan perkara antara manusia dengan Allah, dan antara manusia dengan sesamanya.

Ayub telah menerima perkataan yang menghibur, namun bukan karna perkataan-perkataan itu yang membuat dia setia, namun sikapnya/keputusannya untuk memandang kepada Tuhan dalam perkara ini. Allah adalah saksi kita dalam berbagai macam perkara dalam dunia ini. Belajarlah untuk jujur di hadapan Allah dan terus tunjukkan kesetiaan kita dihadapan Tuhan dengan tetap mengarahkan hidup kita kepada Tuhan Allah kita.

Roma 12:12 (FAYH)  Bergembiralah atas segala rencana Allah bagi Saudara. Bersabarlah dalam kesukaran dan berdoalah selalu.

Komitmen kita :

Aku mau didalam hidupku, di masa mudaku untuk belajar jujur dihadapan Allah dan memilih untuk memandang Tuhan dalam segala situasi.

RM – MLE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *