Senang Tidak Melakukan Sesuatu
Bacaan : Amsal 26
Nats : Amsal 26:14, “Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.”
Syalom Bapa Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus ….
Seperti apakah si pemalas? Ia diumpamakan sebagai daun pintu yang berputar hanya pada engselnya, bergerak tetapi tidak berjalan alias “gerak di tempat”. Serupa pula dengan kursi goyang, orang yang duduk di atasnya bisa merasa seakan-akan sudah bergerak, padahal ia tak ke mana-mana. Tidak heran bila kursi goyang disebut juga “kursi malas”. Di Italia, istilah pengangguran sering diterjemahkan dengan dolce far niente atau “menyenangkan untuk tidak melakukan sesuatu.”
Allah tidak senang kepada orang yang malas. Bacaan Alkitab kita menuntun pada pengertian siapakah orang yang malas itu. Si pemalas adalah orang yang bila diberi tugas suka berdalih (Amsal 26:13). Si pemalas adalah orang yang tak mau bergerak maju sekalipun sudah didorong oleh orang lain (ayat 16). Si pemalas adalah orang yang bahkan malas melakukan sesuatu yang sesungguhnya bermanfaat bagi dirinya sendiri (ayat 15).
Ada sebuah contoh dalam Yosua 18:2, dinyatakan bahwa masih ada tujuh suku di antara orang Israel yang belum mendapatkan bagian milik pusaka atau warisan padahal Tuhan telah memberikan tanah Kanaan secara penuh kepada bangsa Israel. Mengapa hal ini bisa terjadi? Yosua dengan tegas menegur mereka, “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan keapdamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu?” Ternyata yang menjadi penyebab utama mengapa ketujuh suku Israel tersebut belum mendapatkan bagian warisan mereka adalah karena kemalasan mereka sendiri. Kata “malas” dalam ayat ini lebih tepat diartikan “berhenti dan tidak berbuat apa-apa karena terbuai dengan kenyamanan.” Dari peristiwa ini kita dapat memahami bahwa berarti ada suku-suku Israel yang rajin, tekun dan setia, namun ada pula suku yang bermalas-malasan.
Berbicara tentang kemalasan, hampir semua orang pernah mengalaminya. Bahkan sifat malas ini sudah menyerang kehidupan orang-orang percaya. Mulai dari malas membaca Firman Tuhan, malas untuk berdoa hingga malas untuk menghadiri ibadah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita kehilangan semangat dan gairah dalam bekerja. Datang ke kantor selalu terlambat, ingin cepat-cepat pulang ke rumah untuk bersantai dan beristirahat. Terlepas dari apa pun alasannya, ketahuilah sikap malas adalah penghambat turunnya berkat Tuhan atas hidup kita. Jika kita tidak mau berubah, maka jangan heran suatu hari nanti, kemiskinan secara rohani dan jasmani hadir dalam hidup kita.
Bagaimana caranya agar kita tidak menjadi malas?
Milikilah tujuan hidup yang jelas, sehingga kita punya semangat untuk memaknai hari-hari kita.
Milikilah motivasi yang tulus, supaya kita dapat merasakan sukacita saat hendak mencapai tujuan.
Milikilah perencanaan yang benar, agar kita menjadi orang-orang yang bijaksana karena tidak menyia-nyiakan waktu hidup kita.
Mari menjadi pengikut Tuhan yang rajin dan penuh semangat dalam hidup ini, seperti apa yang telah Paulus lakukan, “Aku … berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Filipi 3:14).
Tuhan Memberkati
TC