” SENJATA YANG AMPUH “
Renungan harian Anak, Jumat 11 Februari 2022
Bacaan: 2 RAJA-RAJA 6:8-23
Selamat pagi adik-adik semua. Bagaimana kabarnya hari ini. Yuk sama-sama kita belajar Firman Tuhan pada hari ini. Jangan lupa dibaca yah ayat renungannya hari ini, berdoa minta Roh Kudus memberikan pengetahuan untuk membantu kita memahami Firman Tuhan pada hari ini.
Adik-adik, kali ini kakak mau membahas sedikit mengenai salah satu kerajaan di Indonesia yang pernah ada di daerah Malang, yaitu Kerajaan Singasari. Sejarah Kerajaan Singosari pada masa itu kental adanya amarah balas dendam, perebutan kekuasaan, hingga akhirnya muncul sumpah kutukan sampai peristiwa saling bunuh di antara penguasa lingkaran Kerajaan Singosari benar-benar terjadi.
Amarah api balas dendam yang membakar tokoh penguasa Singosari tersebut akhirnya juga turut menyebabkan banyak korban. Perebutan kekuasaan, pengkhianatan, dan serangkaian pembunuhan telah banyak menumbangkan para pemimpin. Antara lain tewasnya Ken Arok, Anusopati, dan Tohjaya serta munculnya korban-korban lain yang ini dianggap merupakan sebuah kutukan dari amarah sumpah balas dendam Empu Gandring. Ken Arok sendiri sendiri tewas setelah dibunuh seseorang atas perintah Anusapati, putra hasil perkawinan Ken Dedes dan Tunggul Ametung. Anusapati dendam karena Ken Arok telah membunuh ayahnya, yaitu Tunggul Ametung. Tak sampai di situ saja kobaran api balas dendam. Dendam pun terus membuncah sampai akhirnya Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang, berusaha membalas kematian ayahnya. Pada tahun 1.248, Anusapati akhirnya berhasil dibunuh Tohjaya ketika sedang menyabung ayam hingga ia pun berhasil menaiki kursi tahta kerajaan. Hanya berkuasa berapa bulan, Tohjaya pun harus tewas terbunuh dalam serangan yang dilakukan pengikut Ranggawuni, putra Anusapati. Kemudian tahta Kerajaan Singasari jatuh kepada Ranggawuni yang bergelar Sri Jaya Wisnu Wardhana.
Dari kisah di atas, kita mau belajar bahwa balas dendam yang dikuasai oleh amarah tidak akan bisa terputus dan terhenti selama tidak ada yang namanya Kasih. Setiap perselisihan pasti ada jalan terbaik untuk menyelesaikannya. Amarah dan balas dendam tentu bukanlah hal yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan sebuah masalah, malah akan menimbulkan masalah yang bahkan lebih besar dari sebelumnya. Sebaiknya, masalah apapun harus diselesaikan dengan kasih dan hati yang tenang dan damai, supaya masalah itu dapat terselesaikan tanpa menimbulkan masalah baru.
Yuk, coba kita belajar bagaimana KASIH menjadi senjata yang ampuh untuk menyelesaikan permasalahan. Dari kisah dalam 2 RAJA-RAJA 6:8-23, nah kakak ceritakan ya
Saat itu raja negeri Aram menyusun strategi untuk melawan bangsa Israel. Namun setiap kali, strategi rahasia tersebut terbongkar. Akibatnya, berkali-kali pula penyerangan gagal. Setelah diberitahukan, bahwa yang membongkar setiap strategi rahasia tersebut adalah Elisa, sang abdi Allah, maka marahlah raja negeri Aram. Semula peperangan itu antara bangsa Aram dan bangsa Israel, tetapi kemudian berubah menjadi bangsa Aram melawan Elisa. Elisa menjadi satu-satunya sasaran tembak dari bangsa Aram. Hanya untuk melawan satu orang, raja negeri Aram mengirim “kuda serta kereta dan tentara yang besar“. Inilah konsekuensi pelayanan yang dihadapi oleh Elisa. Saat tentara yang sangat besar itu mengepung kota Dotan, tempat Elisa tinggal, bujang dari Elisa sangat ketakutan. Ia menghadap Elisa dan berkata: “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?” Namun dalam iman, Elisa berkata kepada bujangnya: “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.” Tak berapa lama, mata bujang Elisa dibukakan dan ia melihat sangat banyak tentara Tuhan yang menyertai Elisa. Pertolongan Tuhan datang bagi hamba-Nya yang sedang menghadapi masalah, akibat dari pelayanannya kepada Tuhan. Oleh Roh Allah, Elisa menuntun tentara itu sampai ke tengah-tengah Samaria. Mengetahui situasi sulit telah berbalik, bertanyalah raja Israel kepada Elisa: “Kubunuhkah mereka, bapak?”. Tetapi bukannya menyetujui “rencana emas” tersebut, Elisa malah menggantinya dengan sebuah “rencana tak lazim” yakni menyuruh menghidangkan makanan dan minuman di depan mereka. Luar biasanya, sejak rencana yang tak lazim itu dijalankan, tidak ada lagi gerombolan-gerombolan Aram memasuki negeri Israel.
Seandainya waktu itu orang Israel membunuh tentara Aram, suatu hari nanti mereka pasti menyerang kembali dengan sejumlah tentara yang lebih besar. Demikian rantai perselisihan tidak akan terputus apabila kita membalas kejahatan dengan kejahatan. Satu-satunya senjata untuk memutus rantai perselisihan tersebut adalah kasih. Saat ini, sudahkah kita membekali diri dengan senjata kasih?
TIDAK ADA SENJATA YANG AMPUH UNTUK MEMUTUSKAN RANTAI, PERSELISIHAN DAN DENDAM SELAIN DARI SENJATA KASIH.
Ayat Hafalan
Matius 5:44 (TB) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Komitmenku hari ini
Aku mau memakai senjata kasih untuk melawan setiap permusuhan yang ada, karena kasih dapat memutuskan rantai balas dendam
MEK – AEP