Seperti anak-anak Panah di tangan Pahlawan
Mazmur 127:3-5
Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.
Dalam mazmur ini, ada dua hal yang terkait mengenai “ANAK” ;
- Anak adalah “Pusaka” yang dianugerahkan Allah
Anak adalah Pusaka dari Allah. Kata “PUSAKA” dalam bahasa Ibrani ialah “nachala”. Kata ini digunakan untuk melukiskan Tanah Kanaan yang diberikan Allah sebagai “gift” atau Karunia/Anugerah dari Allah.
Manusia tidak bisa memiliki anak, jika Allah tidak mengaruniakannya kepada mereka. Anak kita bukanlah milik kita, tetapi Allah lah yang menjadi pemilik sejati dari anak tersebut. Sama seperti Israel, bukanlah pemilik Tanah Kanaan – Allah yang menjadi pemilik sejati! Tanah Kanaan dititipkan kepada bangsa Israel untuk dikelolah demi Kemuliaan Nama-Nya dan kesejahteraan hidup mereka dan orang banyak; demikian pula kita harus sadar bahwa anak kita sebenarnya bukanlah anak kita. Allahlah yang menjadi pemilik sejati dari anak kita.
Kahlil Gibran
Anakmu bukanlah anakmu.
Mereka adalah putra putri kerinduan kehidupan terhadap dirinya sendiri.
Mereka terlahir lewat dirimu, tetapi tidak berasal dari dirimu.
Dan, meskipun mereka bersamamu, mereka bukan milikmu.
3 Implikasi Penting, ketika kita menyadari bahwa anak adalah pusaka yang diberikan oleh Allah kepada kita:
- Bersyukurlah untuk anak yang dikaruniakan kepadamu.
- Jaga dan rawatlah baik-baik ”Pusaka” agung yang diberikan Allah kepadamu.
- Jangan proyeksikan cita-cita dan impian pribadimu pada diri anakmu.
Sebuah puisi yang indah menyatakan peran kita sebagai orang tuaKau boleh memberi mereka cintamu, tetapi bukan pikiranmu.
Sebab, mereka memiliki pikiran sendiri.
Kau bisa memelihara tubuh mereka, tetapi bukan jiwa mereka.
Sebab, jiwa mereka tinggal di rumah masa depan, yang takkan bisa kau datangi, bahkan dalam mimpimu.
Kau boleh berusaha menjadi seperti mereka, tetapi jangan menjadikan mereka seperti kamu.
Sebab, kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak tinggal bersama hari kemarin.
~ Kahlil Gibran
2. Tugas kita sebagai orang tua adalah mengarahkan “anak-anak panah” (anak-anak kita) agar dapat mencapai sasaran yang telah direncanakan oleh Sang Pemilik Kehidupan.
Orangtua digambarkan sebagai orang yang merentangkan busur panah, dan berusaha melepaskan anak panah tersebut, agar bisa mencapai sasaran yang tepat.
Bagaimana kita, sebagai orang tua mengarahkan “anak-anak panah” kita?
Dengan memberikan didikan dalam segala aspek kehidupan, termasuk di dalamnya adalah didikan rohani.
Memberikan Pendidikan yang terbaik adalah tugas dari orang tua agar anak-anak dapat mencapai setiap panggilan dan rancangan yang Tuhan tetapkan dalam kehidupan mereka.
Dalam tradisi Yahudi ada sebuah kutipan yang berkata: “Nafas anak-anak yang sedang bersekolah bagi-KU lebih berharga ketimbang harumnya persembahan kurban”
Bagi orang-orang Yahudi Pendidikan adalah hal yang sangat penting. Bapak/ibu yang terkasih, mari didik anak-anak kita didalam hal rohani, dan didik dalam bidang-bidang kehidupan yang lainnya.
Pendidikan Rohani juga menjadi hal yang sangat penting bagi anak-anak kita, didalam tradisi Ibrani dikatakakan bahwa seorang anak punya 3 orangtua, yaitu Ayahnya, Ibunya, dan Allah. Jika dalam sebuah keluarga tidak ada didikan rohani, Allah ditiadakan, Allah dibuang, Allah dicoret, didalam pendidikan sebuah keluarga bagi orang Ibrani itu ibarat anak yang dibesarkan didalam keluarga yang tidak lengkap. Mari didik anak-anak kita didalam hal rohani, jangan abaikan mereka.
Satu hal lagi mengenai Tradisi Yahudi Cintailah Pekerjaan……. Orang tua yang tidak mengajar anak-anaknya berdagang sedang mengajar anaknya menjadi seorang Perampok.
Didikan kerajinan akan menolong anak-anak kita menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Bagaimana kita, sebagai orang tua mengarahkan “anak-anak panah” kita?
Dengan memberikan teladan kehidupan yang baik dan inspiratif.
Hal yang lebih powerfull dari kata kata dan nasehat kita adalah teladan hidup kita. Marilah kita menjadi “Good Example” menjadi teladan yang baik, dan ketika kita menjadi teladan yang baik, kita sedang meninggalkan warisan yang luarbiasa.
Tuhan yesus memberkati
Rangkuman Khotbah
Pdt. Gani Wiyono