Siapa yang Mau Mengikut Yesus?

April 17, 2024 0 Comments

 Renungan Harian Rabu, 17 April 2024

Bacaan: Matius 16:24, Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”

Setelah kebangkitan-Nya, selama 40 hari Yesus menunjukkan kepada dunia bahwa Ia hidup kembali. Selama 40 hari itu, Ia menampakkan diri kepada sebagian besar murid-murid-Nya untuk membuktikan bahwa Ia telah bangkit dari kematian oleh karena kuasa Allah. Yesus telah mengajar murid-murid-Nya selama tiga tahun. Tetapi dimasa yang singkat itu, Yesus harus mengulang kembali pengajaran yang Dia sampaikan itu kepada mereka dan menjelaskan tentang nubuat kebangkitan yang tertulis dalam Perjanjian Lama (Lukas 24: 27).

Dia juga mengajak mereka untuk segera menjalankan misi pekerjaan-Nya. Yesus mengingatkan para murid-murid-Nya untuk pergi melayani, memuridkan kembali, membaptis mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus (Kisah 2: 38; 22: 16; Efesus 4: 5; Kolose 2: 12), dan mengajar mereka melakukan kehendak Allah.

Menjadi murid Kristus adalah panggilan untuk setiap orang yang sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Tentu untuk menjadi Murid Kristus, kita harus bertumbuh menjadi dewasa rohani dan memiliki kualitas murid Kristus.

3 Ciri dari Murid Tuhan Yesus:

1.  Menyangkal diri

Orang yang menyangkal diri adalah orang yang mampu berkata “tidak!” terhadap keinginannya sendiri. Setiap manusia pasti memiliki keinginan dan kehendak, apalagi jika memiliki kemampuan dan resources. Tetapi apabila tidak sesuai kehendak Tuhan,  orang yang menyangkal diri akan sanggup berkata tidak terhadap keinginannya sendiri.

Respons dalam menghadapi pergumulan memilih antara kehendak sendiri atau kehendak Tuhan memperlihatkan apakah seseorang mempunyai kualitas seorang murid atau tidak. Yesus juga mengalami pergumulan dalam hal ini, Lukas 22:42 “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”  Yesus ada di persimpangan 2 kehendak, antara kehendak diriNya sebagai manusia dengan kehendak Allah Bapa. Dan Yesus memilih untuk melakukan kehendak Bapa-Nya 

2 . Memikul salibnya

Tiap orang mempunyai salibnya masing-masing. Yesus memikul salibNya dengan tujuan berjalan menuju kematian, karena Dia harus mati dengan cara disalib.

Roma 6:4 “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”

Memikul salib artinya menjalani proses menuju kematian terhadap diri kita sendiri.  Kita tak akan pernah menjadi manusia baru apabila manusia lama kita tidak pernah mati.  Manusia lama kita harus mati dahulu, dikubur, kemudian kita akan memperoleh hidup yang baru bersama Kristus. Seorang murid harus mengalami proses kematian ini, yaitu mati terhadap dosa, hawa nafsu, kemarahan, kesombongan, dsb. Tuhan ingin kita mengikuti teladan-Nya untuk memikul salib, karena setelah menjalani proses itu kita pun kemudian akan diubah menjadi makin serupa dengan Dia dalam kemuliaan-Nya.

Oleh karena itu, kadang Tuhan izinkan penganiayaan terjadi.  Ia izinkan kita memikul salib dan jatuh. Memikul salib adalah proses untuk mengubah hidup kita supaya menghasilkan buah yang lebih banyak lagi. Dalam ilustrasi Yohanes 15:2 bahkan ranting yang sudah berbuah pun masih dibersihkan-Nya, supaya bisa menghasilkan lebih banyak lagi.

3 . Mengikut Yesus

Murid itu artinya orang yang bersedia mengikuti guru / otoritas di depannya. Ketika Petrus mendengar Yesus memanggilnya, ia langsung meninggalkan perahu dan segalanya untuk mengikuti Dia.  Petrus menjadikan Yesus sebagai prioritasnya yang utama.

Lukas 9:59-62 “Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”  Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”  Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetap izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

Dalam kisah ini orang yang dipanggil Yesus mempunyai respon berbeda dengan Petrus.  Sebenarnya ia mau dan bersedia mengikuti Yesus, tetapi salah mengatur prioritas. Sebagai murid Kristus, kita harus belajar menempatkan Tuhan sebagai prioritas yang utama dalam hidup kita.

Orang yang memprioritaskan hubungan dengan Tuhan, hidupnya akan menghasilkan buah. Tapi bukan buah itu yang kita kejar, karena itu hanya hasil / akibat dari hubungan kita dengan Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati..

CM

Bacaan Alkitab hari ini : Bilangan pasal 12 dan 13

https://elohim.id/baca-alkitab-rabu-17-april-2024/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *