Silap Mengerti

April 19, 2022 0 Comments

Bacaan: LUKAS 23:33-43

Inti Ayat : Lukas 23:34,  Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat Lalu mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.

Selamat pagi jemaat yang dikasihi Tuhan. Mari sebelum kita memulai aktifitas sehari-hari, kita mau merenungkan Firman TUHAN hari ini.

            Seringkali kita bertemu dengan keadaan dimana terjadinya kesalahpahaman akan sesuatu sehingga terjadilah salah paham atau silap mengerti.  Biasanya, jika ada komentar atau nasihat yang ditujukan kepada seseorang, sering teramat cepat yang dinasihati bereaksi. Alasannya mungkin karena orang itu cukup peka terhadap penilaian negatif. Biasanya spontan mereka membela diri atau menjelaskan panjang lebar sebelum selesai mendengarkan. Itu bisa terjadi karena mungkin saja mereka khawatir orang salah paham terhadap diri mereka. Tentu ada cukup banyak orang yang kesal. Sebab dengan berbuat demikian, mereka menunjukkan sikap seolah mereka tidak pernah salah.

Jika diantara kita masih melakukan hal ini baik disadari maupun tidak, hal ini sungguh berkebalikan dengan sikap Yesus yang penuh kasih dan rendah hati.

            Padahal Yesus tidak pernah melakukan kesalahan. Peristiwa penyaliban Yesus dilatarbelakangi oleh kebencian dan hasutan para ahli Taurat.  Ketika tergantung di kayu salib, para pemimpin Yahudi dan prajurit mengolok-olok ketidakmampuan-Nya menyelamatkan diri-Nya sendiri (ayat 35-37). Tindakan mereka itu hanya terpusat kepada keselamatan fisik. Yesus memang telah membuktikan bahwa Ia mampu membebaskan rakyat Yahudi dari berbagai masalah sosial seperti penyakit dan pangan. Namun mengapa sekarang Ia tidak berdaya dan tergantung di kayu salib? Jika demikian Ia bukanlah Mesias yang dinanti-nantikan.

            Yesus menegaskan bahwa tujuan-Nya datang ke dunia dan mati di kayu salib bukan untuk keselamatan manusia secara fisik. Kematian-Nya merupakan penggenapan Paskah yang selalu diperingati dan dirayakan bangsa Israel. Paskah pertama memang merupakan pembebasan bangsa Israel dari kekuatan Firaun. Namun sebetulnya peristiwa Paskah itu terdiri dari 2 tahapan. Sebelum mereka keluar dari negeri perhambaan, mereka telah dibebaskan atau diselamatkan terlebih dahulu dari murka Allah dengan darah anak domba.

            Kematian Kristus telah membebaskan umat manusia yang berdosa dari murka Allah (ayat 43). Kematian Kristus juga mendamaikan manusia dengan Allah yang ditandai dengan terbelahnya tabir Bait Allah (ayat 45). Semua itu tidak akan tercapai jika Kristus tidak datang ke dalam dunia dan mati.

Bukanlah kematian yang sia-sia, yang dicari-cari atau pun konyol. Sebaliknya kematian-Nya memberikan makna dan tujuan baru bagi kehidupan manusia. Kematian-Nya pun mengungkapkan betapa berharganya jiwa manusia di mata-Nya.

            Tidak setiap kali kita perlu dan dapat menjelaskan agar semua orang mengerti maksud baik kita. Sebagai pengikut Kristus, kesalahpahaman orang lain terhadap kita pasti kita alami. Kita pun diminta untuk cerdik, namun tetap tulus (Mat 10:16). Bahkan kalau memang Tuhan kehendaki, kita perlu merelakan diri menderita sebagai akibat kesalahpahaman.

HANYA TUHAN YANG MAMPU MEMBERIKAN KEKUATAN BAGI KITA UNTUK MEMAAFKAN SETIAP KESALAHPAHAMAN YANG MENIMPA KITA.

Tuhan Memberkati

MK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *