“TANGAN TUHAN yang PENUH KUASA”

May 24, 2022 0 Comments

Renungan Harian Selasa. 24 Mei 2022

Bacaan renungan: LUKAS 24:50-53

Ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga. (Lukas 24:51)

Jemaat yang dikasihi Tuhan hari ini. Kiranya hari ini berkat TUHAN yang selalu baru melimpah untuk kita semua. Melalui berkat-Nya, kita dapat mensyukuri hari yang telah Dia beri bagi kita. Mari sebelum kita memulai aktifitas sehari-hari, kita mau merenungkan Firman TUHAN pada hari ini.

Mendengar kata “tangan” pasti kita akan berpikir apa saja yang bisa dilakukan menggunakan tangan kita. Tangan dapat digambarkan sebagai “pengendalian atau penguasaan.” Sesuatu yang masih dalam jangkauan tangan kita berarti masih bisa kita kendalikan.

Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus didahului dengan penampakan-Nya yang berulang-ulang kepada para murid setelah kebangkitan-Nya. Dan ini terjadi selama empat puluh hari. Alkitab mencatat bahwa Yesus menyatakan Injil Kerajaan Allah kepada murid-murid-Nya terus menerus supaya mereka mengingat semua pengajaran yang telah Ia berikan (Kis. 1: 3).

Mengapa Tuhan Yesus naik ke surga? Yohanes 16:28 menyatakan bahwa Yesus datang dari Bapa dan kembali kepada Bapa. Jadi memang Yesus harus kembali kepada Bapa karena Ia sudah menggenapi semua tugas yang diberikan oleh Bapa-Nya. Lalu bagaimana kelanjutan tugas tersebut di dunia ini? Murid-murid Yesus harus melanjutkannya sampai Dia datang kembali. Maka Ia pun mempersiapkan para murid-Nya untuk bersama Dia sampai pada peristiwa kenaikan-Nya.

Kisah kenaikan Yesus ke surga adalah kisah penyerahan kendali atau kuasa atas seluruh semesta ciptaan ini kepada satu tangan, yaitu tangan Dia yang dilantik di surga sebagai Raja Semesta, Penguasa kekal langit dan bumi, Tuhan Yesus Kristus. Lukas melukiskan ketika Dia meninggalkan para murid-Nya kala itu, tangan-Nya sedang memberkati mereka (ay. 51). Tangan yang penuh kuasa ini sedang naik kian meninggi dalam posisi di atas segala sesuatu yang berlangsung di bumi ini dan mengendalikannya dengan wibawa penuh.

Walau peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus adalah peristiwa perpisahan, tetapi ini bukanlah peristiwa yang menyedihkan. Ekspresi para murid menyatakan sikap penyembahan kepada Allah, suatu sikap tunduk pada tangan yang berkuasa dan memuliakan Tuhan Yesus. Bahkan mereka pulang dengan bersukacita (52). Mengapa?

Pertama, peristiwa ini menjadi awal bagaimana para murid akan menjalankan kehidupan misi Tuhan Yesus selanjutnya. Mungkin saja mereka belum mengetahui dengan pasti bagaimana keadaan mereka setelah ditinggal oleh Tuhan Yesus.

Kedua, berkat Tuhan Yesus yang telah mereka terima justru memberi keteguhan dalam hati bahwa Allah menyertai dan memelihara kehidupan mereka, apa pun kondisi yang mereka alami.

Sejujurnya hidup kita banyak dipengaruhi oleh bahasa tangan yang terarah kepada kita. Bersyukurlah jika itu tangan-tangan sentuhan bersahabat. Tetapi, nyatanya banyak tangan teracung menuding, memojokkan, menusuk, merampas, memeras, melempar, dan menggampar yang menghadirkan cidera dan derita. Namun, jangan sampai hal itu membuat kita cemas dan gelisah.

Sesungguhnya kehidupan orang percaya harus memiliki sikap hati  teguh dan penuh pengharapan kepada Allah. Saat itu arahkan mata kita ke atas. Ada Tangan pemegang kendali atas segalanya yang sedang memberkati kita. Serahkanlah beban kita dalam kendali tangan-Nya. Bagi-Nya senantiasa tersedia beribu jalan untuk memberkati kita.  Kiranya Tuhan memampukan kita untuk menjadi saksi-saksi-Nya.

LETAKKANLAH KEHIDUPANMU KE DALAM TANGAN-NYA YANG PENUH KUASA KARENA SEGALA SESUATU ADA DI DALAM TANGAN-NYA

Tuhan Yesus Memberkati

MEK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *