Tangis dan Harapan
Syalom bapak ibu saudara yang dikasih oleh Tuhan Yesus Kristus.
Dalam kehidupan ini kita mendapati sebuah Fakta kehidupan bahwa penderitaan menjadi bagian dalam kehidupan kita. Namun sebagai anak Tuhan, kita harus memiliki persepsi yang tepat mengenai penderitaan. Karena kita percaya segala hal yang terjadi tidak terlepas dari sepengetahuan Allah yang maha tahu dan pemilik rancangan kehidupan dalam kehidupan kita.
Setiap penderitaan akan memiliki makna ketika kita memandangnya dengan tepat dan selalu ada pengharapan didalam Tuhan.
Alkitab menceritakan dengan jujur keadaan dan situasi yang dialami oleh sang Penulis Kitab. Salah satu kitab yang tercatat penuh dengan tangisan dan dukacita adalah Kitab Ratapan.
Ratapan adalah tangisan yang panjang dan keras yang sampai kepada Allah dari seseorang yang mengalami kepedihan atau kehilangan yang tak terperi.
Budaya Israel jika seseorang tidak bisa menangisi serdadu Israel yang mati ketika bertugas, maka ia tidak akan pernah menjadi perdana menteri. Dalam kitab ratapan, ada begitu banyak tragedi yang menimpa bangsa Israel, dimulai dari bangsa Babel yang mengepung kota Yerusalem 2 tahun lamanya. Dan juga penguhukuman Allah atas umat-Nya.
Kitab Ratapan menyatakan sebuah kesedihan yang mendalam yang dialami oleh Nabi Yeremia yang adalah penulis kitab ini.
Ratapan 1 : 16, Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air mata ; karena jauh daripadaku penghibur yang dapat menyegarkan jiwaku ; bingunglah anak-anakku, karena terlampau kuat si seteru.
Ratapan 2 : 11 Mataku kusam dengan air mata, remuk redam hatiku; hancur habis hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku, sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan kota.
Ratapan 3:48-50 Air mataku mengalir bagaikan batang air, karena keruntuhan puteri bangsaku. Air mataku terus-menerus bercucuran, dengan tak henti-hentinya, Sampai TUHAN memandang dari atas dan melihat dari sorga.
Ada 2 bagian besar dalam kitab Ratapan ini
Tangis
Tangisan kesedihan dari Yeremia karena melihat keadaan dan situasi yang dihadapi oleh bangsanya. Ia mengarahkan kesedihannya dan menyatakannya kepada Allah
Ratapan 3 : 2, Ia menghalau dan membawa aku kedalam kegelapan yang tidak ada terangnya
Ayt 10 Laksana beruang Ia menghadang aku, laksana singa dalam tempat persembunyian.
Ayat 14, Aku menjadi tertawaan bagi segenap bangsaku, menjadi lagu ejekan mereka sepanjang hari.
Ayat 17 Engkau menceraikan nyawaku dari kesejahteraan, aku lupa akan kebahagiaan.
Ayat 18 Sangkaku : hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada Allah.
Ayat 20 Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku.
Ayat 32 Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya.
Dalam budaya orang Yahudi Tuhan bukan hanya mengijinkan, tetapi Dia juga yang mendatangkan hal yang buruk itu. Tetapi dalam kedaulatannya untuk menyatakan kebaikan-Nya bagi kita anak-anaknya
Dalam konteks kitab ratapan, mengapa Allah melakukan semua itu? Karena Salomo yang mendirikan Bait Allah, sebagai karunia Allah bagi dia, setelah itu raja demi raja memerintah di Israel, tetapi mereka tidak membawa umat Israel untuk dekat dengan Allah, tetapi membawa umat Israel kepada penyembahan berhala. Jadi sesungguhnya apa yang Allah lakukan kepada mereka itu adalah merupakan disiplin, penghakiman Allah atas dosa dosa mereka.
Bisa jadi Pandemi yang kita alami saat ini, bisa jadi penghakiman atas dunia yang berdosa ini, untuk memanggil kembali dunia ini, umat-Nya kembali kepada Tuhan.
Harapan
Namun bukan saja tangis dan derita yang namun Tuhan juga memberikan pengharapan akan pemulihan. Tuhan akan memberikan pengharapan bagi setiap orang percaya yang mau untuk hidup didalam Dia, melewati masa-masa tangisan dan penderitaan.
Kedatangan Yesus yang kedua kalinya bukanlah penghiburan bagi orang yang sedang tertekan oleh penderitaan yang amat sangat, tapi kedatangan Nya yang pertama yang penuh dengan penderitaan.
~ Charles Spurgeon ~
Inilah Pengharapan kita didalam Tuhan
Ratapan 3 21-24 Tetapi hal hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis habisnya rahmatNya. selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
Kita percaya bahwa tidak berkesudahan kasih setia Tuhan dalam kehidupan kita, walaupun ditengah penderitaan selalu ada rahmat Tuhan bagi kehidupan kita.
Ratapan 3:1, Akulah orang yang melihat sengsara disebabkan cambuk murkaNya
Akulah disini adalah Nabi Yeremia yang menyaksikan semuanya itu. Menjadi pengalam pribadi melewati semua penderitaan selalu ada kemuliaan yang sudah Tuhan sediakan.
Kita percaya, seharusnya ketika kita membaca kitab ratapan, maka kemudian kita diingatkan bahwa Yesus, ketika Dia datang kebumi dan melayani semua orang yang mengikut Dia, maka itu diakhiri dengan sebuah penderitaan kematian yang luar biasa, bukan hanya penderitaanNya yang ditanggung, tetapi penderitaan seluruh manusia. Yesus ketika Dia dipaku diatas kayu salib , Dia merasakan, Dia menanggung, bahkan suatu hari kelak Dia akan melepaskan kita dari semua penderitaan yang diakibatkan oleh dosa.
Ada dua pilihan dihidup kita.
Setia terus mengikut Tuhan dan ada kemungkinan untuk menderita, tetapi suatu hari kelak, penderitaan itu akan dihapus sekali untuk selamanya
kita tinggalkan Yesus, tetapi kita akan menangis selamanya.
Orang percaya mungkin untuk menderita, tetapi suatu hari kelak akan digantikan dengan kebahagiaan yang kekal.
Rangkuman Khotbah
Pdt Soerono