“Teladan Epafroditus dalam Melayani”

March 9, 2021 0 Comments

Renungan harian Selasa, 09 Maret 2021

Bacaan : Filipi 2;25-30; 4:18

Sebuah gereja yang sehat, dilihat dari jemaat yang bertumbuh di dalam firman Tuhan. Bukan hanya pengetahuan firman Tuhan saja yang bertumbuh, tapi ada 1 aspek yang penting dan perlu diperhatikan, yaitu jemaat yang mempraktekkan firman Tuhan tersebut melalui kehidupan sehari-hari dan melalui pelayanan. Yang menjadi fokus firman Tuhan pada hari ini adalah pelayanan, tentunya tidak dibatasi hanya pelayanan mimbar saja, namun juga pelayanan-pelayanan dalam menolong orang lain.

Sekilas Latar belakang Epafroditus:

# Pelayanan Epafroditus ini hanya ditemukan di kitab Filipi saja.
# Epafroditus adalah orang Makedonia yang merupakan salah satu jemaat Filipi. Menurut beberapa tafsiran, Epafroditus ini adalah seorang yang terkemuka atau  seorang yang memiliki jabatan di dalam jemaat Filipi.

# Epafroditus diutus jemaat Filipi untuk menyampaikan sumbangan mereka kepada  Paulus dan membantu pelayan Paulus khususnya pada saat Paulus berada di Roma.
# Epafroditus menjadi salah satu ciri jemaat yang bertumbuh kerohaniannya setelah mendengar dan mempelajari firman Tuhan.

Teladan Pelayanan Epafroditus:

1. Fokus pelayanan Epafroditus adalah Tuhan.

Bukan berfokus kepada siapa yang mau ia layani, apakah cocok atau tidak dengan partner ataupun dengan jemaat yang ditemui selama melayani Paulus.

Paulus sebagai partner pelayanan Epafroditus mengakui bahwa pelayanan Epafroditus berfokus kepada Tuhan. Sehingga Paulus yang adalah salah satu rasul Allah mengakui Epafroditus sebagai saudara, teman sekerja, teman seperjuangan.

Seperti Sepasang suami istri yang bercerai dikarenakan fokus pernikahan bukan untuk melayani Tuhan. Begitu juga dengan setiap kita, jika fokus pelayanan kita bukan kepada Tuhan, maka tidak ada sukacita dan berkat di dalam melayani Tuhan.

2. Dalam melayani, dibutuhkan kerendahan hati dan kesungguhan hati.

Didalam pelayanan, tidak ada istilah hitung-hitungan (lihat melayani dibagian apa, jika menguntungkan dan membawa nama menjadi popular dikalangan jemaat, maka mau melayani). Melayani dengan rendah hati, berarti mengerjakan pelayanan dengan sungguh-sungguh tanpa harus melihat status sebagai pelayan Tuhan di dalam bidang apa.

Paulus mengakui kerendahan hati dan kesungguhan Epafroditus di dalam melayani, sehingga Paulus sendiri yang meminta kepada jemaat Filipi untuk menyambut dengan sukacita dan menghormati Epafroditus sebagai pelayan Tuhan saat epafroditus dikembalikan kepada jemaat Filipi.

Contoh: Seorang pedagang meraih kesuksesan dalan menjual barang, bukan karena mutlak ia mampu. Melainkan ada sahabatnya yang membantu memasarkan barang tersebut. Atau Seorang yang memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan walaupun itu hal-hal yang kecil seperti merapikan kursi ataupun membersihkan tembat ibadah. Jika ia melakukannya dengan kerendahatian dan sungguh2, maka pelayanannya tidak menjadi sia2, malah menjadi suatu berkat bagi orang lain dan bagi dirinya.

3. Tetap taat dan setia melayani Tuhan.

Epafroditus sebagai pelayan Tuhan yang melayani dimanapun ia berada. Walaupun ia sempat sakit dan hampir mati, namun ia tetap taat dan setia melayani Tuhan.

Jangan takut! sebab belas kasihan Tuhanlah yang menyembuhkan Epafroditus saat ia sakit dan nyaris mati. Ini merupakan bukti penyertaan Tuhan terhadap setiap orang yang mau dengan taat dan setia melayani Tuhan.

Seorang pemimpin dapat dikatakan berhasil tidak hanya dinilai dari hasilnya, namun dinilai dari ketaatan dan kesetiaannya terhadap pemimpin sebelumnya.

Tuhan memanggil kita untuk melayani Dia melalui seluruh aspek kehidupan kita, milikilah Fokus yang benar, kerendahan hati, ketaatan dan kesetiaan.

Marilah kita menanamkan konsep pikir pelayanan yang benar sesuai firman Tuhan dan marilah kita buktikan firman Tuhan tumbuh di dalam hati kita dengan meneladani pelayanan Epafroditus.

CM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *