“Tetap Bersyukur kepada Tuhan”
Renungan Harian Anak, Senin 11 April 2022
1 Timotius 1:12-17
Adik-adik, apa hubungannya “Sukacita” dengan “Bersyukur”? Apakah ada ucapan syukur tanpa sukacita atau sebaliknya ada sukacita tanpa rasa syukur? Keduanya saling berhubungan, berarti hati yang sukacita akan bersyukur dan hati yang bersyukur pasti menimbulkan sukacita. Keduanya berkaitan erat, sebab jika tidak bersukacita biasanya kita sulit bersyukur.
Adik-adik, siapakah sumber Sukacita dan Ucapan Syukur? Apakah uang, teman, harta, kuasa? Jika semuanya diambil dari kehidupan kita adakah kita masih bisa bersyukur? … Jadikanlah Tuhan sebagai sumber sukacita kita dan alasan kita bersyukur. Sehingga apapun yang terjadi kasih Tuhan tidak akan berubah dan ucapan syukur dan sukacita akan terus mengalir dalam kehidupan kita.
Siapa yang pernah menerima surat atau kiriman dari saudara adik-adik? Wah pasti senang ya … Ada seseorang didalam Alkitab yaitu Timotius, dia adalah anak rohani dari Rasul Paulus. Suatu saat Rasul Paulus mengirimkan sesuatu yang sangat berharga … apakah itu? Ternyata sepucuk surat, namun surat ini bukan sembarang surat, surat ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius berisi begitu banyak nasehat Firman Tuhan bagi Timotius, ada juga kesaksian Rasul Paulus tentang kehidupannya.
Nah salah satu kesaksiannya adalah Rasul Paulus bersyukur karena ia menyadari bahwa ia adalah orang yang paling berdosa, sangat jahat, karena ia pernah menganiaya pengikut Tuhan serta tidak mempunyai iman. Seharusnya ia dibenci dan dihukum karena segala dosa-dosanya, namun justru Paulus mendapat belas kasihan Tuhan. Di tengah perjalanannya ke Damsyik, justru Paulus diberikan kasih karunia sehingga Tuhan menjumpainya dan mengaruniai keselamatan. Terlebih lagi Paulus dipercaya untuk menjadi alat di tangan Tuhan untuk melayani Tuhan.
Rasa syukur rasul Paulus bersumber dari sukacitanya karena kasih karunia Kristus Yesus yang besar, terutama pengampunan dosanya.
Karena segala hal yang dialami seperti penderitaan, dipenjara, kelemahan tubuh bagi Paulus tidak ada apa-apanya dibandingkan anugerah Allah yang terbesar itu. Karena itu ia selalu bersyukur dalam segala hal.
Adik-adik, apakah Paulus menyesal dengan perubahan itu? Atau Paulus malah senang? Ternyata Paulus bersyukur dengan semua yang terjadi dalam hidupnya. Sebelum bertobat, ia memang bebas bertindak sesuka hatinya, tetapi ia tidak merasakan damai di dalam hatinya. Setelah Paulus bertobat dan menerima Yesus, hatinya merasa damai dan sukacita. Lalu Paulus mempersembahkan hidupnya untuk Tuhan dengan melayani Tuhan. Selama pelayanannya, Paulus juga mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti dipenjara walaupun ia tidak bersalah. Paulus tidak mau menyerah, bahkan tetap setia ikut Yesus. Dia tidak mengomel, tetapi justru dia sangat bersyukur karena Tuhan memberikan kekuatan untuk dapat melakukan semua pelayanannya. Paulus bersyukur bahwa Tuhan sayang kepadanya sehingga mengampuni dosa-dosanya di masa lalu dan memberikan tugas pelayanan kepadanya. Semua itu dilakukan bukan karena ia hebat, tetapi karena Tuhan baik hati kepadanya dan la selalu menolong Paulus.
Adik-adik, ingat ya untuk selalu bersyukur. Kalau Adik-adik mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan seperti sakit, diejek oleh teman karena jadi orang Kristen, jangan putus asa. Mintalah kekuatan dari Tuhan, supaya Adik-adik dapat tetap bersyukur dan bersukacita. Hati yang sukacita akan bersyukur dan hati yang bersyukur pasti menimbulkan sukacita.
Ayat Hafalan
I Timotius 1:12a, Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia
Komitmenku Hari ini
Aku mau belajar untuk selalu bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan … karena hati yang sukacita akan bersyukur dan hati yang bersyukur pasti menimbulkan sukacita
SF 100422 – SP