Tinggal Bersama DIA
Renungan Harian, Selasa 05 Maret 2024
Bacaan : Mazmur 90
Nats : Yohanes 14:3, “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada”
Syalom bapak ibu saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . .
Ray Kurzweil adalah seorang ilmuwan dan penemu yang luar biasa. Dalam buku yang ia tulis bersama rekannya, Fantastic Voyage: Live Long Enough To Live Forever [Perjalanan yang Luar Biasa: Hidup Cukup Lama untuk Hidup Selamanya], ia menulis bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting untuk mencapai hidup kekal. Kurzweil menjalani diet ketat dan mengonsumsi sejumlah suplemen. Ia sangat yakin akan tetap hidup dengan membuat terobosan hidup kekal. Ia bukan orang sinting, melainkan seorang anggota komunitas bisnis yang dihormati.
Optimisme yang dapat dilakukan ilmu pengetahuan ini berlawanan dengan realisme yang diungkap Musa. “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan” (Mazmur 90:10). Masa kejayaan kita hanya bertahan dalam beberapa puluh tahun, setelah itu kita akan menjadi seperti rumput di taman. Akan mekar begitu indah tetapi sekejab akan menjadi layu kemudian lenyap oleh waktu. Seperti uap yang sebentar akan hilang, Demikianlah masa hidup manusia. Sejak dahulu manusia selalu mendambakan hidup kekal. Kendati segala upaya telah dicoba, manusia belum berhasil mencapai. Namun, kita orang yang telah percaya Kristus telah memiliki apa yang sudah lama didambakan dunia tersebut.
Alangkah baiknya jika kita memercayakan diri kepada Yesus, yang berjanji akan bersama dengan kita untuk menikmati kehidupan abadi di dalam Allah. Dia berkata kepada para murid-Nya,
“Apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Yohanes 14:3).
Namun Allah masih menghendaki umat manusia untuk tinggal bersama Dia selamanya. Karena kita “yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus” (Ef. 2:13-14), kini kita dapat tinggal bersama Allah selama-lamanya (Yoh. 14:2-3). Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya tinggal bersama Allah selamanya?
Hidup yang kekal bukanlah semata-mata keberadaan yang tak berkesudahan. Yang dimaksud
adalah kualitas, tidak hanya kuantitas. Hidup kekal merupakan perjalanan kita dalam“[mengenal] satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus” (Yoh. 17:3). Dalam bahasa Ibrani, kata mengenal menggambarkan hubungan yang dekat dan intim
Para pengikut Kristus hidup dengan jaminan bahwa ketika matahari memancarkan sinarnya untuk terakhir kali dan bintang-bintang berjatuhan dari langit, kita akan tetap hidup. Kita telah menantikan kehidupan yang lebih luar biasa dari apa pun yang dapat kita bayangkan dalam impian kita sekalipun.
HIDUP INI HANYALAH BAGIAN MASA KECIL DALAM KEHIDUPAN KEKAL
Tuhan Yesus Memberkati
TC
Bacaan Alkitab hari ini : Kejadian 41 dan 42