TUHAN DIPIHAKKU
TUHAN DIPIHAKKU
Renungan Harian Youth, Kamis 17 Maret 2022
Roma 8:31, Sebab itu apakah yang akan kita katakana tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Syalom rekan-rekan Elohim Youth, salam sehat dan semangat selalu bagi kita semua. Tuhan memberkati dan selalu menyertai kita semua. Dan apa sang kita kerjakan, yakinlah Tuhan pasti menolong dan membuat setiap usaha kita berhasil amin.
Jika kita berbicara tentang keyakinan iman kita kepada Tuhan, maka sudah barang tentu setiap perilaku kita mencerminkan kehidupan yang benar fokus kepada Tuhan. Tanpa menyepelakan apa yang kita kerjakan setiap hari dan semua kesenangan dan hobi yang kita tekuni, sangat jelas bahwa firrman Tuhan mendorong kita untuk memperhatikan manusia rohani kita.
Rasul Paulus menutup perbincangan yang sangat baik tentang hak-hak istimewa orang percaya ini dengan sorak sorai yang kudus, atas nama semua orang kudus. Setelah dengan panjang lebar membeberkan rahasia kasih Allah kepada kita di dalam Kristus, dan hak-hak istimewa yang teramat besar dan berharga yang kita nikmati melalui Dia, Paulus menutup seperti seorang ahli pidato: Apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Bagaimana kita akan memanfaatkan semua yang sudah dikatakan? Ia berbicara seperti orang yang terkagum-kagum dan hanyut dalam permenungan dan pemujaan terhadap semuanya itu, takjub akan tinggi dan dalam, panjang dan lebarnya kasih Kristus, yang melampaui segala pengetahuan. Semakin banyak kita tahu suatu hal, semakin kita tidak lagi takjub padanya. Akan tetapi,
semakin jauh kita dituntun untuk mengenal rahasia-rahasia Injil, semakin kita dipenuhi kekaguman kepadanya.
Jika Paulus kehilangan kata-kata untuk semuanya ini, tidak heran jika kita juga demikian. Dan apa yang dia katakan? Aduhai, jika Paulus pernah menaiki kereta kemenangan di seberang sorga sini, seperti inilah yang akan terjadi: Dengan keluhuran yang begitu kudus dan roh yang berani, dengan hamparan perasaan yang mengalir lancar dan meluap-luap, ia di sini menghibur dirinya dan semua umat Allah, ketika merenungkan hak-hak istimewa ini. Secara umum, di sini ia mengajukan tantangan, seolah-olah menghunus pedang, menantang semua musuh orang-orang kudus untuk melakukan apa yang terburuk: Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Dasar dari tantangan itu adalah Allah yang ada di pihak kita.
Dalam hal inilah ia merangkum semua hak istimewa kita. Dalam hal ini semuanya sudah tercakup, bahwa Allah di pihak kita. Ia tidak hanya berdamai dengan kita, dan dengan demikian tidak melawan kita, tetapi juga mengikat perjanjian dengan kita, dan dengan demikian memihak kita. Semua hak-Nya adalah untuk kita, dan semua janji-Nya untuk kita. Segala keberadaan-Nya, segala yang dimiliki-Nya, dan segala yang dilakukan-Nya adalah untuk umat-Nya. Ia melakukan semuanya untuk mereka. Dia ada untuk mereka, bahkan pada saat Ia tampak bertindak melawan mereka. Dan, jika demikian, siapakah yang akan melawan kita, sehingga menang melawan kita, sehingga menghalang-halangi kebahagiaan kita? Sekalipun mereka begitu besar dan kuat, begitu banyak, begitu perkasa, begitu kejam, apa yang bisa mereka lakukan? Selama Allah di pihak kita, dan kita tetap berada dalam kasih-Nya, kita dengan keberanian yang kudus bisa menantang semua kuasa kegelapan. Biarkan saja Iblis berbuat yang terburuk, ia sudah dirantai. Sekalipun dunia berbuat yang terburuk, ia sudah dikalahkan. Segala penguasa dan pemerintah-pemerintah dirampas, dilucuti, dan ditaklukkan, dalam salib Kristus.
Maka siapa yang berani berperang melawan kita selama Allah sendiri berperang bagi kita?
Keluaran 14:14, TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.
Sesaat sebelum menyebrangi Laut Teberau, Allah memberikan keyakinan kepada bangsa Israel untuk tidak takut. Perjalanan yang akan mereka tempuh masih jauh dan modal penting untuk memastikan berjalan dengan aman adalah keyakinan bahwa Allah beserta dengan mereka. Ada sebuah lautan yang seakan-akan menghalangi perjalanan mereka; dan dibeakang mereka ada tentara Mesir yang sedang mengejar mereka untuk membawa mereka kembali menjadi budak. TUHAN Allah meyakinkan mereka bahwa Ia akan berperang untuk mereka; TUHAN Allah di pihak mereka. Yang harus mereka lakukan hanyalah berjalan maju menuju laut dengan keyakinan iman mereka (Keluaran 14:15).
Allah ada di pihak umat-Nya dan berperang bagi mereka yang berjalan dengan iman dan ketaatan pada firman-Nya.
Apapun yang menjadi segala kesusahan kita, kekuatiran kita;, ketakutan kita, percayalah bahwa Tuhan yang memegang kendali hidup kita dan menjamin kita dengan kasih setia-Nya yang besar. Tuhan ada di pihak kita dan senantiasa memperhatikan segala sesuatu yang kita kerjakan. Namun pastikanlah bahwa fokus kita jangan hanya pada mujizat dan keajaiban yang akan Tuhan lakukan, tetapi pacu diri kita untuk senantiasa taat dan percaya dengan janji-Nya.
Komitmen kita:
TUHAN dipihakku, aku tidak takut bahaya; aku mau untuk selalu melihat karya TUHAN yang hebat dan memacu diriku untuk tunduk pada kedaulatan Tuhan yang menjamin hidupku.
Amin
Tuhan Yesus Memberkati
RM – SCW