“UJIAN ORANG PERCAYA”

April 9, 2021 0 Comments

Renungan Harian Jumat, 09 April 2021

Bacaan : Kejadian 22:1-2

“Sesudah berbagai peristiwa itu, Allah menguji Abraham dan berkata kepadanya, “Abraham!” Abraham menjawab, “Ini aku!” Dia berfirman, “Bawalah Ishak, anakmu satu-satunya, yang kaukasihi itu, ke tanah Moria. Lalu, persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran di salah satu gunung yang akan Kutunjukkan kepadamu.”

Shalom bapak, ibu dan saudara yang terkasih, salam sehat selalu, semoga kita semua selalu ada dalam pemeliharaan dan peelindungan Tuhan.   Bapak, ibu dan saudara terkasih, tentunya kita tahu dan sering kali mendengar kisah tentang Abraham yang diuji untuk mengorbankan anaknya.  Cerita mengenai kisah tersebut bahkan sudah pernah kita dengar dan baca sejak kita masih ada di kelas sekolah minggu.  Kita tahu bersama bahwa semua ujian  mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menunjukkan kualitas dari seseorang.  Itulah tujuan Allah menguji.  Namun berbeda dengan iblis, jika iblis menguji konotasinya adalah negatif karena iblis menguji untuk menghancurkan seseorang.  Atau dengan kata lain supaya dapat kita membedakanya adalah Tuhan menguji tetapi Iblis mencobai. 

Apabila kita melihat didalam Alkitab khususnya dalam perjanjian baru, kita dapat membedakan kemudian kenapa dipakai kata “menguji” dan “mencobai”. 

Menguji tujuannya adalah untuk menunjukkan kualitas, tetapi mencobai tujuannya adalah untuk menghancurkan

Contohnya Tuhan Yesuspun mengalaminya dalam Matius 4:1-11, Yesus dicobai iblis dipadang gurun.  Dan Yesus juga banyak dicobai oleh orang farisi dan saduki (Matius 16:1, 19:22, 22:18, 22:35)

Bapak, ibu dan saudara yang terkasih.  Ujian yang dihadapi oleh Abraham ini sebenarnya mirip dengan apa yang dilakukan oleh Bapa di Sorga. Kalau Abraham memberikan anaknya dan tidak segan-segan memberikan Ishak sebagai korban, begitu juga dengan Bapa di sorga yang tidak segan memberikan Yesus Kristus untuk mati buat kita.

Petrus dalam suratnya menuliskan pesannya seperti ini:

 “Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu” [1 Petrus 4:12].

Semua ujian memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menunjukkan kualitas, kesetiaan, iman, dan loyalitas kita.

Pertanyaanya adalah bagaimana kita diuji? Ujian itu pada prinsipnya ada 2 macam;

Pertama adalah ujian iman kita sebagai pengikut Kristus.

Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, dunia bermusuhan dengan kita sebab kita bukan dari dunia ini. Dunia menganggap bahwa kita adalah musuh yang harus dihancurkan.  Tanggal 28 yang lalu kita bersama telah menyaksikan usaha tersebut, mereka menyangka bahwa dengan apa yang mereka perbuat, mereka berbuat bakti kepada Allah.  Jadi jangan heran kalau kita mengalami olokan sampai ancaman kematian oleh karena nama Kristus. 

Matius 10:24 Yesus berkata; “seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya.” 
Dalam Yohanes 15:19 Yesus juga telah mengatakan demikian; “sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya.  Tetapi karena kamu bukan dari dunia , melainkan AKU telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” 

Tetapi pengharapan kita adalah Seberat apapun ujiannya, DIA beserta kita, DIA tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Seperti yang difirmankan dalam

Matius 28:20 Dia berkata; “… dan ketahuilah, AKU menyertai kamu sampai kepada akhir zaman.” 

Kedua kita diuji melalui berbagai masalah dan persoalan apakah kita masih tetap tangguh dan percaya kepada Allah yang menyertai kita.

Sebagai pengikut Kristus, jangan berpikiran bahwa perjalanan orang Kristen itu selalu melewati jalan tol yang halus, lurus dan tanpa hambatan. Justru yang dilewati adalah jalan yang berkerikil, berbatu, banyak lubang dan bukan jalan yang mudah. 

Ibrani 13:5b “AKU sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan AKU sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”

Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, kita harus hati-hati dengan pengajaran tentang Injil kemakmuran tanpa ada salib di dalamnya. Dalam 2 Timotius 4:3-4, Paulus memperingatkan anak rohaninya, Timotius untuk berhati-hati karena akan ada banyak orang yang menolak ajaran yang sehat dan suka mengumpulkan guru-guru sekehendak hati mereka untuk memuaskan keinginan telinganya. 

Dalam 1 Korintus 1: 18 Paulus berkata bahwa bagi kita yang diselamatkan pemberitaan tentang salib adalah kekuatan Allah, sebab oleh karena pengorbanan-NYA di atas kayu saliblah kita beroleh penebusan dan keampunan dosa. 

Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, kiranya oleh anugerah Tuhan kualitas iman kita dapat dibuktikan ketangguhannya melalui berbagai ujian, karena semua ujian yang kita alami memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menunjukkan kualitas, kesetiaan, iman,  dan loyalitas kita kepada-Nya.  Amin.

 Tuhan Yesus Memberkati.

DS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *