“WAKTU”
Renungan Harian Kamis, 17 Juni 2021
Kita semua hidup dalam rentang waktu. Waktu terdiri dari detik, menit, jam, bulan, tahun dll. Sebagai orang Kristen, pertanyaan bagi kita adalah bagaimana kita memandang dan mengelola waktu dipandang dari aspek Tuhan? Apa yang Tuhan ajarkan melalui Firman-Nya mengenai cara seharusnya kita mengelola waktu kita?
2 Raja-Raja 20:9-11: Yesaya menjawab: “Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya: Akan majukah bayang-bayang itu sepuluh tapak atau akan mundur sepuluh tapak?” Hizkia berkata: “Itu perkara ringan bagi bayang-bayang itu untuk memanjang sepuluh tapak! Sebaliknya, biarlah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak.” Lalu berserulah nabi Yesaya kepada TUHAN, maka dibuat-Nyalah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak, yang sudah dijalani bayang-bayang itu pada penunjuk matahari buatan Ahas.
Di sini diceritakan bagaimana Tuhan menunjukkan kuasa-Nya atas jagad raya ini dengan “memundurkan waktu” sebagai tanda untuk meyakinkan raja Israel pada waktu itu, Hizkia, bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya, sesuai dengan apa yang disampaikan melalui nabi Yesaya.
Kisah ini menggambarkan bagaimana seharusnya perspektif akan waktu dipandang dari sudut Allah. Waktu adalah milik Tuhan. Dia yang menciptakannya dan hanya Dia pula yang bisa mengontrolnya. Manusia tidak dapat mengontrol atau mengelola waktu. Manusia tidak dapat menguasai waktu. Waktu akan datang dan pergi sesukanya dan tidak ada seorang pun yang dapat menahannya atau mengulanginya lagi. Tetapi Tuhan dapat melakukannya dan Dia akan melakukannya sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya. Yang dapat dilakukan oleh kita manusia adalah mengelola diri kita untuk memanfaatkan waktu yang sudah dianugerahkan Tuhan kepada kita.
Prinsip utama bagi kita dalam mengelola waktu adalah:
Waktu adalah milik Tuhan yang dianugerahkan kepada kita, kita HARUS memanfaatkannya untuk kemuliaan-Nya.
Jika kita mengasihi Tuhan, tujuan hidup kita adalah untuk mengetahui rencana-Nya bagi kita. Dengan demikian obyektif hidup kita adalah cerminan dari tujuan hidup kita untuk menemukan rencana Tuhan dan menikmatinya. Sebagai konsekwensinya, jika kita sudah berkomitmen untuk mencapai sesuatu, maka segenap pemikiran, daya dan upaya kita tidak akan bisa lepas daripadanya. Tetapi, semua itu tidak ada gunanya kalau kita tidak mau untuk memulai langkah pertama dan melakukannya.
Efesus 5:15-17 mengatakan: Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Ayat ini memberikan kita petunjuk tentang bagaimana kita seharusnya menetapkan prioritas dalam hidup kita, yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana kita mengatur kegiatan kita di dalam waktu yang kita miliki. Kita diminta untuk mempergunakan waktu kita dengan arif (bijaksana) dan tidak seperti orang bebal. Kita juga diminta untuk berhati-hati dan berusaha untuk mengerti kehendak Tuhan. Dengan demikian, kalau kita melakukan hal-hal yang bukan merupakan kehendak Tuhan, maka pekerjaan kita tersebut hanyalah menghabiskan waktu saja. Kita perlu memulai kegiatan kita setiap hari dengan pengertian yang jelas tentang apa yang Tuhan ingin kita capai hari itu. Jadwal kegiatan kita seharusnya mencerminkan satu skenario besar aktivitas kita dalam pencapaian maksud Tuhan bagi kita.
Berapa lama manusia hidup merupakan pertanyaan yang sering ditanyakan. Namun yang sebenarnya bukan berapa lama kita hidup tapi apa yang sudah kita buat selama hidup di dunia ini adalah yang paling penting. Soal berapa lama kita hidup merupakan misteri yang tidak di ketahui oleh siapapun kecuali Allah Pencipta kehidupan.
Banyak orang yang telah mencapai umur panjang, namun ada juga yang umurnya singkat, bahkan anak yang baru lahir ada yang sudah menghembuskan nafas terakhir menuju kematian. Banyak orang yang umurnya panjang tapi yang dihasilkanya hanya kejahatan semata.
Jadi inti dari kehidupan adalah SELAGI ENGKAU HIDUP LAKUKAN YANG TERBAIK.
CM